Tugas bank sentral tidak sama dengan bank umum biasa. Bank sentral merupakan bank-nya bank yang juga punya peran penting untuk menjaga nilai tukar.
Mungkin sebagian dari Anda masih bingung dengan bank sentral. Mungkin masih ada yang menganggap bahwa bank sentral sama dengan bank umum yang sering kita jumpai di setiap daerah, yaitu sebuah bank yang bisa digunakan jasanya untuk menyimpan uang atau mengajukan berbagai kredit.
Kesalahpahaman mengenai tugas bank sentral seperti itu sudah sangat luas sekali di Indonesia, hingga sempat keluar curhat politisi bahwa ia gagal pinjam uang di Bank Indonesia. Padahal, sejatinya bank sentral seperti Bank Indonesia memang tidak menawarkan jasa penyimpanan dan pembiayaan sebagaimana bank umum.
Sebagai seorang trader maupun warga masyarakat, kita wajib mengetahui tugas - tugas bank sentral sesungguhnya. Di artikel ini, kita juga akan membahas tugas yang diemban sekaligus mengetahui pengaruh kegiatan bank sentral terhadap kegiatan di bursa valas.
Tugas Bank Sentral Secara Umum
Bank sentral adalah suatu institusi yang bertanggung jawab untuk menjaga stabilitas harga barang dan jasa, serta nilai tukar suatu mata uang yang berlaku di suatu negara. Di samping itu, bank sentral juga berperan sebagai "bank-nya bank", atau "lender of last resort" yang bertugas menjaga stabilitas sistem keuangan dan perbankan suatu negara.
Terkait stabilitas harga barang dan jasa, dikenal istilah inflasi yang berefek pada turunnya nilai suatu mata uang, serta deflasi yang berefek pada perlambatan ekonomi suatu negara. Tugas bank sentral paling utama yaitu menjaga agar tingkat inflasi terkendali, terhindar dari deflasi, dan selalu berada pada nilai yang paling optimal bagi perekonomian (Inflation Targeting). Caranya, dengan mengontrol keseimbangan jumlah uang yang beredar dalam perekonomian. Apabila jumlah uang yang beredar terlalu banyak atau terlalu rendah hingga inflasi menjadi lebih tinggi atau lebih rendah dari target, maka bank sentral dengan menggunakan instrumen dan otoritas yang dimilikinya untuk menstabilkan situasi.
Penjagaan stabilitas sistem keuangan pada tingkat nasional merupakan masalah penting bagi bank sentral, karena sistem keuangan, terutama perbankan, memiliki peran penting dalam kebijakan moneter. Gangguan dalam sistem keuangan dapat menunda atau menghambat transmisi kebijakan moneter ke ekonomi riil.
Selain itu, tugas bank sentral lainnya adalah mengatur sistem pembayaran yang tujuan akhirnya untuk mewujudkan kesehatan sistem pembayaran dan infrastruktur keuangan. Fungsi lain dari sistem pembayaran tersebut adalah untuk menyokong stabilitas nilai tukar mata uang.
Berikut ini beberapa instrumen kebijakan moneter yang umum digunakan dalam melaksanakan berbagai tugas bank sentral:
- Suku bunga acuan.
- Operasi pasar terbuka (pembelian atau penjualan obligasi).
- Giro Wajib Minimum (Reserve Requirement, jumlah dana tertentu yang wajib dipelihara oleh bank dalam bentuk saldo rekening giro yang ditempatkan di bank sentral).
- Moral Suasion (himbauan pejabat tinggi bank sentral).
- Intervensi mata uang (pembelian atau penjualan cadangan devisa untuk menaikkan atau melemahkan nilai tukar.
Dan masih banyak lagi instrumen non-konvensional yang dapat digunakan oleh bank sentral untuk menghadapi situasi-situasi yang di luar kewajaran.
Studi Kasus: Bank Indonesia
Untuk lebih mempermudah pemahaman mengenai bank sentral, kali ini kita akan sedikit membahas mengenai bank sentral yang ada di Indonesia, atau yang lebih kita kenal dengan Bank Indonesia. Dalam situsnya, Bank Indonesia mengungkapkan tujuan tunggal-nya sebagai berikut:
"Dalam kapasitasnya sebagai bank sentral, Bank Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal, yaitu mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah. Kestabilan nilai rupiah ini mengandung dua aspek, yaitu kestabilan nilai mata uang terhadap barang dan jasa, serta kestabilan terhadap mata uang negara lain. Aspek pertama tercermin pada perkembangan laju inflasi, sementara aspek kedua tercermin pada perkembangan nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara lain."
Dalam rangka mewujudkan tujuan tunggal tersebut, Bank Indonesia memiliki tiga bidang tugas, yaitu:
- Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter.
- Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran.
- Stabilitas sistem keuangan.
Pada prakteknya, Bank Indonesia dapat melakukan perubahan kebijakan moneter ketika kondisi perekonomian membutuhkannya. Sebagai contoh, Bank Indonesia telah menaikkan suku bunga beberapa kali dalam tahun 2018 untuk menanggulangi kemerosotan nilai tukar rupiah di tengah kenaikan suku bunga AS.
Upaya tersebut dilengkapi pula dengan intervensi pasar uang, misalnya dengan menjual cadangan devisa (Dolar AS) untuk menciptakan permintaan atas rupiah, sehingga nilai tukar rupiah menguat. Sebaliknya, ketika inflasi melambat dan nilai tukar rupiah terhadap mata uang lain relatif kuat, Bank Indonesia dapat memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan.