Para analis punya opininya masing-masing terkait pelemahan Dolar AS awal pekan ini. Sebagian yakin bahwa tren bearish greenback tak akan berlangsung lama.
Reli Dolar AS mulai tersendat pasca pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang lebih dovish daripada sebelumnya. Reli kemudian berbalik setelah rilis data Nonfarm Payroll (NFP) dan Purchasing Managers' Index (PMI) Amerika Serikat yang meleset dari perkiraan.
Sampai saat ini (6/November), Indeks Dolar AS (DXY) masih tertekan di area 105.00-an. Bursa saham menguat seiring melemahnya Dolar terhadap berbagai mata uang mayor lain.
EUR/USD dan GBP/USD cetak rekor tertinggi sejak pertengahan September. Sementara itu, USD/JPY kembali bertengger di bawah ambang 150.00 setelah sempat melonjak pada akhir Oktober.
Akibat kondisi-kondisi tersebut, merebaklah spekulasi di kalangan pelaku pasar bahwa kejayaan Dolar AS telah berakhir.
Bagaimana Pendapat Analis?
Menanggapi spekulasi yang ada, para analis punya pendapat masing-masing. Ada yang menganggap pelemahan Dolar akan berlanjut selama beberapa waktu ke depan, ada pula yang yakin bahwa Dolar akan segera pulih.
Tina Teng dari CMC Markets adalah salah satu analis yang pesimis. Ia memperkirakan tren bearish Dolar akan terus berlanjut selama bulan November.
Teng mengatakan bahwa data-data ekonomi AS yang lemah sebenarnya adalah kabar baik karena dapat memicu The Fed dan bank sentral lainnya untuk mulai mengakhiri siklus kenaikan suku bunga lebih awal.
Shaun Osborne, kepala strategi forex Scotiabank, memiliki pandangan yang lebih teknikal. Menurutnya, EUR/USD memiliki peluang bullish minggu ini karena kenaikan EUR/USD di atas ambang 1.06-an menjamin support yang solid saat terjadi minor dip. Selain itu, pada oscillator harian dan intraday, EUR menunjukkan sinyal bullish.
Di sisi lain, para analis di JPMorgan berpendapat bahwa aksi short dolar AS secara berkelanjutan memerlukan sinyal pemulihan dari Zona Euro, China, dan wilayah lain terlebih dahulu. Mereka menilai bahwa sinyal tersebut "masih lemah" saat ini.
Dane Cekov dari Nordea juga menyebut pergerakan pasar minggu lalu sebagai "reaksi yang berlebihan". Pakar strategi forex tersebut memperkirakan bahwa pelemahan Dolar mungkin akan terjadi dalam jangka pendek, tetapi butuh faktor penggerak lain agar reli EUR/USD berlanjut.