AUD/USD: Penembusan di bawah level 0.6500 bisa sebabkan pelemahan yang lebih dalam, data AS menjadi fokus, 37 menit lalu, #Forex Teknikal | Pound Sterling turun di tengah ketidakpastian jelang keputusan kebijakan the Fed, 38 menit lalu, #Forex Fundamental | Politburo Tiongkok: Akan menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, 38 menit lalu, #Forex Fundamental | EUR/GBP membukukan kenaikan moderat di atas level 0.8500 menyusul data penjualan ritel Jerman, 51 menit lalu, #Forex Teknikal | PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 75 miliar tahun ini, 7 jam lalu, #Saham Indonesia | PT Mitra Pack Tbk (PTMP) tahun ini akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capex sebesar 10% dari laba bersih yang mereka dapat sepanjang tahun 2023 lalu. , 7 jam lalu, #Saham Indonesia | Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 9.85%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5.79%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2.73%, 7 jam lalu, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, naik 0.53% ke 7,193, 7 jam lalu, #Saham Indonesia

ETH vs ETC, Mana Yang Lebih Baik?

Nandini 28 Nov 2021
Dibaca Normal 8 Menit
kripto > koin > #ethereum #eth
Agar bisa menentukan pilihan yang tepat untuk investasi antara ETH vs ETC, ketahui dulu perbedaan-perbedaan mendasarnya.

DI

Ethereum (ETH) merupakan mata uang kripto terpopuler selain Bitcoin. Namun, tahukah Anda bahwa ternyata ada juga koin kripto bernama Ethereum Classic (ETC)? Nah, sebenarnya seperti apa sih Ethereum Classic ini? Apa beda antara ETH dan ETC? Simak pembahasan lengkapnya di sini.

Mengulik Sejarah ETH dan ETC

Di balik kesuksesan koin kripto Ethereum maupun Ethereum Classic, keduanya memiliki sejarah kelam tersendiri. Seperti yang sudah dijelaskan di atas, adanya ETH merupakan hasil bentukan dari Hard Fork ETC.

Apa sih Hard Fork itu? Hard Fork merupakan suatu keadaan di mana pengembang cryptocurrency setuju mengaplikasikan perubahan baru ke sistem mata uang, di mana satuan kripto akan terbagi menjadi dua. Hard Fork dari ETC dilakukan sekitar pertengahan tahun 2016, sehingga kemudian muncullah koin ETH yang dikenal banyak trader seperti sekarang ini.

Simak Juga: Perbedaan Token Vs Koin Kripto Yang Wajib Anda Ketahui

Nah, sekarang kita akan bahas lebih dalam sejarah terbentuknya kedua koin ini, dimulai dari peristiwa terjadinya Hard Fork di sistem Core Ethereum.

The DAO

The DAO merupakan suatu perkumpulan atau organisasi yang dijalankan suatu program untuk membentuk sistem terdesentralisasi berbasis smart contract. Hal ini memudahkan user karena transaksi yang dilakukan tidak perlu berkali-kali divalidasi. Tahap-tahap yang mereka implementasikan:

  • Developer mengembangkan smart contract Ethereum Classics menjadi sistem yang bisa dijalankan secara otomatis;
  • The DAO mulai mengimplementasikan ICO (Penawaran Koin Perdana) dengan menawarkan TGE (Token Generation Event) yang bisa dibeli investor atas kepemilikan saham perusahaan The DAO;
  • ICO berhasil menghimpun dana yang dianggap cukup untuk mengembangkan DAO;
  • The DAO menggunakan uang tersebut untuk mengembangkan produk yang sudah disepakati di Whitepaper saat terjadi ICO.
  • Sekitar April 2016, DAO memulai pengembangannya dengan menggunakan platform kriptografi ETC. ICO yang saat itu sudah menghimpun dana dan memiliki partisipan banyak, mulai mengalami gangguan atau kelemahan pada sistemnya. Pada saat itu, ada masalah bug kode pemrograman sehingga rawan terjadi peretasan (hacking).

Peretasan The DAO

Pada saat developer menemukan bug yang terjadi, mereka segera membenahi bug tersebut. Tak disangka, seorang hacker anonim berhasil masuk ke sistem DAO dan mencuri ETC di dalamnya. Tak tanggung-tanggung, dana yang berhasil dicuri sekitar $3.6 juta. Sontak saja, setelah publik tahu, harga Ethereum Classic langsung merosot tajam.

Simak Juga: Awas, Ini 5 Cara Hacker Mencuri Uang Kripto

Pada saat itu, developer ETC juga ceroboh karena menyimpan dananya di satu akun wallet saja, sehingga jika terjadi peretasan, dana bisa terkuras habis. Saat menghimpun dana, mereka hanya menyimpan di satu akun karena tak menyangka dan terpikirkan jika ETC akan diminati banyak investor dan banyak menghimpun dana.

Hard Fork Ethereum Core: Terbaginya Ethereum Classic dan Lahirnya Ethereum

Insiden peretasan DAO sangatlah berdampak buruk pada kelangsungan ETC. Padahal, proyek ini sudah berjalan dengan lancar saat itu. Para pengembang kemudian mencari solusi terbaik untuk mengatasi masalah ini tanpa mengurangi nama baik Ethereum.

Saat itu, sistemnya sudah menerapkan Proof-of-Stake, sehingga bursa Ether tidak terlalu punya kontrol besar meskipun ada pengembang memiliki 10% Ether yang beredar. Setelah insiden hacking, The DAO hanya punya 15% suplai Ether yang beredar.

Baca juga: Apakah Proof of Authority Lebih Baik Dari PoS dan PoW?

Para pengembang pun sepakat untuk melakukan Hard Fork pada blok 1,920,000. Langkah ini dianggap sebagai keputusan sepihak, namun Hard Fork tetap dilakukan. Akibatnya, ada beberapa pihak yang kurang setuju dengan Hard Fork Ethereum. Mereka beranggapan jika blockchain harusnya bersifat immutable, sehingga apapun yang terjadi biarkan terjadi meski kerugian dana berjuta-juta dolar. Selain itu, Hard Fork yang dilakukan bisa disebut sebagai monopoli perusahaan atau organisasi untuk menutupi kerugian yang ditimbulkan oleh mereka.

Akhirnya, Hard Fork dilakukan sekitar Mei-Juni 2016, yang membuat Ethereum akhirnya terbagi menjadi dua. Ethereum sebelum adanya Hard Fork disebut dengan Ethereum Classic (ETC), sedangkan yang baru disebut Ethereum saja (ETH).

Dampak Terjadinya Hard Fork

  1. Terbentuknya Altcoin baru, yakni ETH.
  2. Penambahan saldo di wallet. Jika kita memiliki saldo di akun sebelum terjadi Hard Fork, katakanlah 5 ETH, maka setelah Hard Fork, Anda akan memiliki saldo yang sama di koin baru dengan address terpisah. Kesimpulannya, Anda memiliki 5 ETH dan 5 ETC.
  3. ETC mulai dinomorduakan. Pada awal terbentuknya jaringan Ethereum, ETC-lah yang diperdagangkan. Namun setelah insiden Hard Fork, ETH lebih cepat populer dan ETC tertinggal jauh. Salah satu alasannya karena penamaan Ether lama yang kurang kompetitif (Ethereum Classic) jika dibandingkan dengan ETH (Ethereum).

Ethereum (ETH) dan Pro Kontranya

Ethereum merupakan mata uang kripto terbesar dan terpopuler setelah Bitcoin. Aset kripto ini bahkan memiliki keunggulan dibandingkan Bitcoin dalam proses pengolahan transaksi yang lebih cepat, yaitu 30 tps (transaction per second). Keunggulan lainnya, ETH mendukung Decentralized Finance (DeFi) dan Non-Fungible Token (NFT) yang sedang naik daun, serta menjadi pelopor sistem smart contract.

Dengan adanya fitur DeFi dan NFT, ETH menyebut dirinya sebagai "mata uang blockchain yang bisa diprogram di dunia". Hal ini menjadi pembeda dengan Bitcoin karena pengguna Ethereum dapat menggunakan koinnya untuk berbagai layanan di luar transaksi jual beli. Selain itu, penggunaannya aman dari penipuan, pencurian, dan gangguan pihak ketiga lainnya.

Saat ini, harga ETH sudah mencapai 60 juta per kepingnya. Hingga detik ini, pergerakan harganya cenderung naik sehingga menjadikannya sebagai aset investasi yang cukup menjanjikan. Meskipun kehadirannya masih dinomorduakan setelah Bitcoin, kripto yang satu ini sudah berhasil menarik kapitalisasi pasar senilai 350 miliar Dolar AS. Angka yang cukup fantastis, bukan?

Simak Juga: Bitcoin Vs Ethereum, Mana Yang Lebih Menguntungkan?

Setiap keunggulan dari suatu hal pastinya diiringi dengan risiko, begitu pun dengan Ethereum. ETH memiliki masalah penskalaan di mana desainnya tidak untuk satu tujuan seperti Bitcoin. Ethereum berfungsi sebagai buku besar, platform smart contract, dan lainnya, yang rawan bug, kerusakan, dan peretasan. Kemudian, bahasa pemrogramannya pun sulit, sehingga pemula yang mau menggeluti ranah ini akan kesulitan.

Ethereum Classic (ETC) dan Plus Minusnya

Ethereum Classic adalah platform mata uang kripto terdistribusi open-source, terdesentralisasi, berbasis blockchain yang menjalankan kontrak pintar. Ethereum Classic inilah yang merupakan Ethereum yang asli, sedangkan yang kita kenal selama ini merupakan blockchain versi terbarunya.

Sama seperti mata uang kripto lainnya, ETC juga bersifat terdesentralisasi sehingga transaksi bisa dilakukan secara mandiri tanpa bantuan pihak ketiga.

ETC juga sedang ditingkatkan oleh IOHK (Input Output Hong Kong) yang juga mengembangkan Cardano untuk mengurangi risiko peretasan dan meningkatkan keamanan transaksinya. Meskipun dulunya ETC sempat mengalami kolaps yang mengakibatkan nilainya merosot, tetapi sekarang nilainya sudah berangsur membaik. Nilai per keping ETC saat ini mencapai Rp690-an ribu dan diprediksi akan terus naik.

Simak Juga: 10 Jenis Mata Uang Kripto Paling Populer Selain Bitcoin

Untuk kelemahannya, Ethereum Classic sama seperti koin kripto lain yang juga rawan peretasan dan penipuan. Apalagi, sejarah ETC yang pernah mengalami serangan 51% membuatnya kurang meyakinkan di mata sebagian investor. Akibat dari serangan ini, Coinbase terpaksa harus menghentikan sementara semua transaksi ETC.

Perlu diketahui, serangan 51% adalah risiko yang bisa dialami oleh banyak mata uang kripto, termasuk Bitcoin. Serangan ini bisa terjadi jika ada sekelompok penambang yang menguasai lebih dari 50% kekuatan jaringan blockchain uang kripto terkait. Sekarang, ETC dibantu oleh perusahaan IOHK yang diyakini bisa meningkatkan keamanan untuk melindungi jaringannya dari serangan serupa.

Jadi, Mana yang Lebih Baik?

ETH dan ETC ini berjalan di jaringan blockchain yang sama, tetapi bukan berarti keduanya tidak memiliki perbedaan.

Ethereum Classic menggunakan konsep immutable ledger, dan harganya sangat bergantung pada kepercayaan user. Pada dasarnya, ETC memiliki nilai karena pasar spekulan sama seperti koin yang lain.

Sementara itu, ETH tampak memiliki kepercayaan pasar yang lebih tinggi, dan memiliki nilai tambah karena dukungan perusahaan besar seperti Accenture, JP Morgan, Microsoft, dan USB.

Jika dibandingkan, ETC dan ETH memiliki nilai plusnya masing-masing. Jadi apabila Anda sudah memahami keunggulan dan kelemahan keduanya, maka tinggal sesuaikan saja dengan kebutuhan investasi kripto Anda. Apa yang diperlukan seorang trader bisa jadi berbeda dengan trader lainnya, begitu pula dengan tujuan investasi Anda jika dibandingkan dengan trader kripto pada umumnya.

Apabila tertarik berinvestasi dengan koin ini, Anda bisa mempelajari berbagai macam metodenya di 5 Cara Investasi Ethereum (ETH) di Tahun 2021 agar tak salah arah.

Terkait Lainnya
AUD/USD: Penembusan di bawah level 0.6500 bisa sebabkan pelemahan yang lebih dalam, data AS menjadi fokus, 37 menit lalu, #Forex Teknikal

Pound Sterling turun di tengah ketidakpastian jelang keputusan kebijakan the Fed, 38 menit lalu, #Forex Fundamental

Politburo Tiongkok: Akan menerapkan kebijakan moneter yang hati-hati dan kebijakan fiskal yang proaktif, 38 menit lalu, #Forex Fundamental

EUR/GBP membukukan kenaikan moderat di atas level 0.8500 menyusul data penjualan ritel Jerman, 51 menit lalu, #Forex Teknikal

PT Mitra Pinasthika Mustika Tbk (MPMX) tahun ini mengalokasikan belanja modal atau capex sebesar Rp 50 miliar hingga Rp 75 miliar tahun ini, 7 jam lalu, #Saham Indonesia

PT Mitra Pack Tbk (PTMP) tahun ini akan mengalokasikan anggaran belanja modal atau capex sebesar 10% dari laba bersih yang mereka dapat sepanjang tahun 2023 lalu. , 7 jam lalu, #Saham Indonesia

Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) 9.85%, PT Bukalapak.com Tbk (BUKA) 5.79%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) 2.73%, 7 jam lalu, #Saham Indonesia

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat di awal perdagangan hari ini, naik 0.53% ke 7,193, 7 jam lalu, #Saham Indonesia

EUR/USD stabil di atas level 1.0700 di tngah pergeseran ke momentum kenaikan, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CAD berada dalam tekanan jual di bawah level 1.3650 karena dolar As yang lebih lemah, 1 hari, #Forex Teknikal

Yen Jepang rally setelah dugaan intervensi, fokus pada inflasi Jerman, 1 hari, #Forex Fundamental

The Fed kemungkinan akan pertahankan suku bunga dan peringatkan risiko penundaan pemangkasan, 1 hari, #Forex Fundamental

GBP/USD berupaya mendekati level 1.2500, 1 hari, #Forex Teknikal

Zona resistance GBP/USD terlihat di level 1.2490, sementara support di sekitar 1.2480 hingga 1.2470, 1 hari, #Forex Teknikal

GBP/USD diproyeksikan bergerak dalam rentang 1.2450 dan 1.2530, 1 hari, #Forex Teknikal

EUR/USD menghadapi pengujian di resistance 1.07, 1 hari, #Forex Teknikal

Kenaikan Euro kemungkinan masih terbatas karena penguatan Dolar AS, 1 hari, #Forex Fundamental

AUD/USD terindikasi bearish dengan resistance di level 0.6665 dan support di 0.5855, 1 hari, #Forex Teknikal

Dolar Australia bisa melemah lebih jauh jika menembus 0.6245, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CAD membentuk pola pembalikan Head and Shoulders yang mengindikasikan tren bearish, 1 hari, #Forex Teknikal

Resistance USD/CAD terlihat di level 1.3735, sementara support di 1.3165, 1 hari, #Forex Teknikal

Waspadai level 1.3545 sebagai konfirmasi penurunan USD/CAD lebih lanjut, 1 hari, #Forex Teknikal

Tren bullish USD/JPY bergerak dalam pola Ascending Channel, 1 hari, #Forex Teknikal

Area support USD/JPY terlihat di 152.35, sedangkan resistance di 164.85, 1 hari, #Forex Teknikal

Dolar kemungkinan koreksi ke level support sebelum menguat lebih lanjut terhadap Yen, 1 hari, #Forex Teknikal

Penurunan di bawah level 148.75 akan mengkonfirmasi reversal bearish pada USD/JPY, 1 hari, #Forex Teknikal

NZD/USD terindikasi bearish dengan resistance di 0.6005 dan support di 0.5445, 1 hari, #Forex Teknikal

Level 0.5805 akan menjadi konfirmasi bearish NZD/USD lebih lanjut jika terpenetrasi, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CHF membentuk pola pembalikan Head and Shoulders, namun analis memperkirakan tren sideways pada pergerakan berikutnya, 1 hari, #Forex Teknikal

Resistance USD/CHF terlihat di 0.9165, sedangkan support di 0.8495, 1 hari, #Forex Teknikal

USD/CHF berpeluang terkoreksi ke resistance sebelum turun lebih lanjut. Level 0.8965 akan menjadi konfirmator, 1 hari, #Forex Teknikal

Bitcoin gagal keluar dari zona konsolidasi dan cenderung melemah sepanjang pekan lalu, 1 hari, #Kripto Teknikal

BTC/USD kini tertahan di level $62,744, level terendah sejak 19 April lalu, 1 hari, #Kripto Teknikal

Market cap Bitcoin mulai surut di pasar kripto. Analis Crypto Potato mencatat dominasi Bitcoin terhadap Altcoin kini sudah turun ke 50.1% saja, 1 hari, #Kripto Fundamental

Berbeda dari Bitcoin, Ethereum sempat menguat lebih dari 6% dan diperdagangkan di atas $3300, 1 hari, #Kripto Teknikal

Seiring dengan pelemahan Bitcoin dan trend positif pada Altcoin, para pelaku pasar kripto optimis jika saat ini adalah "Altseason" terbaik sejak 2017 silam, 1 hari, #Kripto Fundamental

PT Mandom Indonesia Tbk (TCID) membukukan penjualan Rp405.6 miliar di kuartal I/2024, 1 hari, #Saham Indonesia

Top gainers LQ45 pagi ini adalah: PT Charoen Pokphand Indonesia Tbk (CPIN) 2.70%, PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 2.29%, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) 1.89%, 1 hari, #Saham Indonesia

IHSG dibuka menguat pada awal perdagangan hari ini, naik 0.26% ke 7,054, 1 hari, #Saham Indonesia

PT Astra Agro Lestari Tbk. (AALI) menyampaikan jadwal pembagian dividennya sebesar Rp165 per saham, dijadwalkan pada pekan ini, 1 hari, #Saham Indonesia


Komentar @inbizia

Staking kelihatannya lebih mirip dengan deposito di bank ya? Jadi kalau deposito di bank juga perlu minimal berapa duit dan entar bunga akan ditambahkan tiap bulan ke akun bank.

Sedangkan kalau pinjaman kripto Ethereum itu lebih kayak saya yang punya kripto pinjamin ke peminjam dan si penerima pinjaman menjaminkan NFT atau jaminan aset lain yang berkaitan dengan kripto ya? Jadi ibarat kalau gagal bayar, smart contract diaktifkan langsung aset tersebut jadi punya saya begitu? Dan seperti pinjaman pada umumnya, tiap waktu tertentu harus disetor ke saya dengan berupa ETH yang udah ditambahkan bunga kedalamnya?

Wah kalau seperti itu, aman banget buat pinjamin ETH ke orang lain asal ada jaminan yang menurut kedua belah pihak worth it, kalau gagal bayar bisa ada smart contract yang bekerja. Benaran aman banget ya!

Lioyanto | 8 Dec 2022
Halaman: Cara Mendapatkan Passive Income Eth Termudah

Menurut saya penambangan bitcoin sendiri sepertinya harus dipikirkan ulang lagi oleh developer dan saya juga tidak tau apakah developer masih aktif atau tidak terutama Satoshi. Soalnya koin kripto lainnya sudah mulai menggaungkan energi efisien, jadi entah itu dari sumber diesel maupun SDA yang terbarui, mereka berusaha mengalihkan teknik mining ini dengan teknik stake dalam menghasilkan koin kripto, terutama Ethereum 2.0 yang mengusung penghapusan mining menjadi stake (PoW ke PoS).

Tapi menilik dari tulisan author tentunya dengan hanya bitcoin yang mungkin masih memakai mining, dan berdasarkan info jumlah bitcoin sendiri sudah sedikit serta penambang juga beralih ke energi bersih saya rasa bitcoin lebih bersih daripada penambangan lain yang secara langsung merusak lingkungan sekitar.

Sandy | 9 Dec 2022
Halaman: Mitos Mining Bitcoin Yang Masih Banyak Dipercaya

Saya masih kurang mengerti tentang DAO ini secara detail. Tetapi secara garis besar sebenarnya DAO itu organisasi yang dibangun diatas blockchain Ethereum dengan tanpa ada pemimpin organisasi dan dijuga ada smart contract didalamnya.

Menurut saya DAO ini kalau saya ga salah pengertian akan sangat berguna bagi organisasi kemanusiaan. Jadi mereka bisa menggalang dana dan agar bisa disalurkan juga ada voting gitu. Ini benaran bisa menghindari terjadinya korupsi maupun pencucian uang dan juga adanya smart contract yang bisa diaktifkan hanya jika syarat terpenuhi.

Kalau ada hal tersebut sih, kripto benaran jadi masa depan keuangan yang transparan!

Kevin | 9 Dec 2022
Halaman: Cara Membuat Dao Untuk Proyek Kripto

Token DeFi itu termasuk generasi baru, dan merupakan token yang dibuat untuk ekosistem DApps. DApps sendiri dirintis oleh ekosistem Ethereum.

Willi | 12 Dec 2022
Halaman: Kripto Berbasis Defi Tren Blockchain Baru Sarat Manfaat

Halo Fernando,
dalam konteks Hardfork Ethereum ke Ethereum 2.0, Anda tidak perlu merisaukan terhadap kepemilikian koin ETH pada saat proses transisi. Pasalnya, semua akan berjalan otomatis. Artinya, jika proses Hardfork Ethereum 2.0 selesai, koin ETH Anda tetap tersimpan dengan aman. Jadi, dalam hal ini Anda tidak perlu melakukan apapun. Semoga membantu.

Damar Putra | 27 Dec 2022
Halaman: Perbedaan Hard Fork Vs Soft Fork Pada Blockchain Kripto

Ada kabar baik nih buat para pemasok bitcoin. Ada terdeteksi penguatan bitcoin dan ETH setelah berbulan-bulan sebelumnya itu kan terjadi gonjang-ganjing di dunia kripto.

Kenaikan ini dipicu dari turunnya nilai mata uang dollar Amerika Serikat. Jadinya ada dampak baik dan mengakibatkan ada kenaikan harga Bitcoin.

Prita | 18 Jan 2023
Halaman: Berapa Investasi Minimal Untuk Trading Bitcoin