Sempat berusaha menguat pasca data Penjualan Ritel yang membaik, Dolar kembali berkonsolidasi pagi ini. Sementara itu, Bitcoin berisiko menghadapi peningkatan aksi jual dalam waktu dekat.
Selamat pagi, para pencari profit! Kehebohan serangan di Polandia sudah surut pada perdagangan pagi ini. Dolar AS tak banyak beranjak meski mendapat kabar baik dari data Penjualan Ritel, sementara Bitcoin berisiko melemah karena tekanan jual.
Bagaimana ulasan lengkap di setiap market? Mari kita bedah satu per satu.
Forex
USD/JPY naik tipis ke level 140.00 setelah rilis data penjualan ritel AS. Namun, sentimen pasar belum sepenuhnya pulih sehingga harga cenderung datar pagi ini (17/November).
Fundamental
- USD/JPY sempat melonjak ke 140.00 setelah penjualan ritel AS diterbitkan, tetapi kemudian berbalik turun ke level 139.03.
- Penjualan Ritel di bulan Oktober naik 1.3%, level tertinggi dalam 8 bulan terakhir. Angka ini juga mengungguli ekspektasi kenaikan 1.0% dan lebih baik dari pencapaian bulan September yang hanya 0.0%.
- Meski positif, Penjualan Ritel AS belum sepenuhnya mengangkat Dolar AS dari keterpurukan. DXY saat ini tetap bergerak di area 106, tak jauh dari level rendah 5 hari terakhir.
- Di sisi Jepang, Pesanan Mesin untuk bulan September anjlok sebesar 4.6%.
Teknikal
- Berdasarkan pengamatan Ross J Burland dari FXStreet, USD/JPY diperdagangkan mendatar di 139.50 setelah berkonsolidasi di antara 140.29 dan 138.72.
- Pada chart harian, USD/JPY telah menyentuh garis support dan membentuk pola chart bearish continuation triangle.
- Sementara pada chart H1, pergerakan bullish akan terjadi apabila harga terus berada di atas resistance horizontal.
Kripto
Bitcoin terlihat masih stabil di kisaran $16,000 - $17,000 meski diterpa aksi jual yang dilakukan oleh para miner BTC.
Fundamental
- Indeks Fear & Greed Bitcoin jatuh 3 poin ke angka 20/100, menempatkan sentimen BTC di zona "extreme fear".
- Total market cap kripto global menyentuh $835 miliar, naik 1.21% dari sesi perdagangan sebelumnya.
- Berdasarkan laporan dari Glassnode, para miner telah menjual sekitar 7761 BTC selama beberapa bulan terakhir.
- Aksi jual BTC yang cukup masif akan memicu koreksi semakin dalam untuk Bitcoin dan market kripto secara keseluruhan.
- Penurunan harga Bitcoin secara signifikan merupakan alasan utama para perusahaan miner menjual cadangan BTC yang dimiliki.
Teknikal
- Bitcoin saat ini bergerak di kisaran $16,700, mengalami penurunan sebesar 0.71% secara harian.
- Menurut analis FXEmpire, Bob Mason, Bitcoin perlu menjauh dari level Pivot $16,668 dan menargetkan penutupan di sekitar R1 $16,988 untuk mengkonfirmasi momentum bullish.
- Jika berhasil mencapai R1, Bitcoin kemungkinan akan melanjutkan reli hingga area R2 $17,323 atau bahkan level $17,500.
- Namun apabila harga Bitcoin justru ditutup di bawah Pivot, ada potensi koreksi ke S1 $16,333 atau bahkan level psikologis $16,000.
Emas
Rudal yang menghantam Polandia diduga bukan serangan Rusia, melainkan ditembakkan oleh pasukan pertahanan Ukraina. Harga emas cenderung melemah karena tensi geopolitik yang mulai mendingin.
Fundamental
- Sekretaris Jenderal NATO, Jens Stoltenberg, tetap menyalahkan Rusia meskipun serangan ke Polandia kemarin terindikasi ditembakkan oleh Ukraina. Hal ini karena Ukraina dinilai hanya berupaya menghalau bombardir rudal dari Rusia.
- Di sisi lain, pasar mengkhawatirkan angka inflasi Inggris yang melonjak hingga 11.1%.
- Yield obligasi 10-tahunan AS turun menjadi 3.72%, sementara yield obligasi 2-tahunan naik sedikit di 4.37%.
- Data Penjualan Ritel AS menguat lebih baik dari ekspektasi di 1.3%, sehingga berpotensi meredam efek penurunan CPI pekan lalu.
Teknikal
- Saat ini, XAU/USD tengah berada di harga $1769 dan memasuki tahap konsolidatif.
- Belum ada sinyal reversal di grafik daily, sebab indikator Momentum dan RSI masih bertahan di area overbought tanpa arah yang jelas.
- XAU/USD diperdagangkan di atas garis SMA 20 dan 100 sebagai support dinamis.
- Pada grafik H4, harga emas sudah menunjukkan berkurangnya momentum bullish. Namun, analis belum melihat sinyal pembalikan yang terkonfirmasi pada indikator Momentum maupun RSI.
Saham
Sejumlah saham AS terpantau merosot terutama di sektor energi, teknologi, dan bahan baku. Sementara itu, IHSG diprediksi menguat sehubungan dengan kabar pembagian dividen saham dalam negeri.
Saham AS
- Sejumlah indeks saham AS ditutup melemah akibat kemerosotan di sektor minyak & gas, teknologi, serta bahan baku.
- Pada sesi penutupan, Dow Jones melemah 0.12% dengan penurunan terbesar di saham Salesforce Inc dan Intel Corporations.
- S&P 500 tergelincir 0.83%, terbebani oleh kemerosotan saham Advance Auto Parts, Carnival Corporation, dan Target Corporation.
- Sementara itu, NASDAQ 100 turun 1.54%. Dlocal Ltd, Brainsway Ltd, dan Cuentas Inc menjadi saham yang mencatatkan kemerosotan terbesar.
- Menurut analis Janney Montgomery Scott, Wall Street masih berpotensi bullish jelang akhir tahun meskipun pasar sedang diliputi sentimen bearish saat ini.
Saham Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah 0.30% ke level 7014 pada hari Rabu kemarin akibat aksi profit taking.
- Menurut Research Analyst Artha Sekuritas Indonesia, Dennies Christoper Jordan, IHSG hari ini berpotensi menguat dengan area support di 6964-6914 dan resistance di 7055-7096.
- Pegerakan pasar saham sedikit banyak masih dipengaruhi oleh optimisme dari inflasi AS yang melandai.
- Faktor dalam negeri yang mempengaruhi pergerakan IHSG adalah pembagian dividen beberapa emiten.
- Sejumlah saham yang bisa dicermati hari ini meliputi ABBA, ASSA, GOTO, PRDA, BBCA, ADRO, CPIN, MDKA, dan WIKA.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.