Sentimen risiko di pasar global kembali anjlok setelah salah satu bank terbesar di Eropa dikabarkan mengalami krisis. Dolar pun rebound meski PPI dan Retail Sales AS mengecewakan.
Selamat pagi, para pencari profit! Aset-aset high-risk dilanda aksi jual versus Dolar AS setelah Eropa terancam mengalami krisis perbankan. NZD dan Bitcoin merosot cukup signifikan, sementara saham dan harga emas diliputi ketidakpastian.
Bagaimana ulasan lengkap di setiap market? Mari kita bedah satu per satu.
Forex
NZD/USD terkapar di sekitar 0.6150 setelah rilis GDP Selandia Baru yang lemah. Menguatnya Dolar AS pasca rumor kejatuhan bank Credit Suisse juga menekan mata uang Kiwi.
Fundamental
- NZD/USD anjlok di bawah 0.6160 setelah data GDP Selandia Baru mengalami kontraksi 0.6% secara kuartalan pada Q4/2022.
- Secara tahunan, pertumbuhan ekonomi Selandia Baru turun dari 6.7% menjadi 2.2%, lebih rendah dari ekspektasi pelemahan ke 3.3%.
- Sementara itu, kejatuhan Credit Suisse membuat investor beralih ke Dolar AS sebagai safe haven. Hal ini tak pelak menekan mata uang berisiko tinggi seperti NZD.
- Akan tetapi, permintaan obligasi pemerintah AS yang meningkat membuat yield obligasi 10-tahun turun ke 3.46%.
- Di samping itu, peluang kenaikan suku bunga 50 basis poin (bps) oleh Federal Reserve semakin memudar setelah PPI dan Retail Sales AS kompak merosot.
- PPI AS turun dari 0.3% ke -0.1% dalam basis bulanan, sementara Retail Sales merosot dari 3.2% ke -0.4%.
Teknikal
- Berdasarkan pengamatan analis FXStreet Anil Pachal, NZD/USD diperdagangkan di sekitar 0.6152 dan berada di lajur bearish selama 2 hari berturut-turut.
- Kegagalan NZD/USD untuk melewati SMA 200 sejalan dengan sinyal bearish MACD dan penurunan indikator RSI (14) yang belum mencapai oversold.
- Apabila NZD/USD merosot di bawah 0.6115, harga berpotensi tergelincir menuju 0.6085, 0.6060, hingga level psikologis 0.6000.
- Sebaliknya, jika NZD/USD melewati level retracement Fibonacci 23.6% di 0.6190, harga berpotensi naik menuju 0.6200 hingga level 0.6240 dan 0.6265.
Kripto
Market kripto kembali memasuki zona merah setelah Bitcoin diperdagangkan melemah di kisaran $24,400. Untuk mendapatkan kembali momentum bullish, BTC perlu konfirmasi di atas $24,525.
Fundamental
- Indeks Fear & Greed naik 2 poin ke angka 52/100, menetapkan sentimen BTC di zona "netral".
- Total market cap kripto global mencapai $1.06 triliun, naik sekitar 3.52% dari sesi perdagangan sebelumnya.
- Bitcoin saat ini telah menjadi aset dengan valuasi terbesar ke-12 di dunia, melampaui kapitalisasi pasar raksasa pembayaran Visa.
- Michaël van de Poppe, trader sekaligus CEO platform Eight, meyakini jika Jerome Powell akan mengabaikan kenaikan suku bunga pada pertemuan kebijakan The Fed minggu depan.
Teknikal
- Bitcoin diperdagangkan di kisaran $24,400, turun 2.08% secara harian.
- Menurut analis FXEmpire, Bob Mason, Bitcoin perlu menembus level Pivot $24,525 dan menargetkan area R1 ($25,120) untuk kembali mendapatkan momentum bullish.
- Keberhasilan menembus level $25,000 dan R1 akan memicu reli BTC hingga R2 $25,918.
- Jika jatuh di bawah Pivot, harga Bitcoin berpotensi turun ke S1 $23,727 atau bahkan di bawah level psikologis $23,000.
Emas
Sempat melonjak hingga $1937, XAU/USD harus kembali turun hingga $1910 setelah Swiss National Bank ikut menangani krisis perbankan Eropa.
Fundamental
- Setelah Silicon Vallye Bank di AS, Credit Suisse dikabarkan berisiko mengalami krisis sehingga memicu kepanikan di pasar Eropa. Beberapa pihak bahkan mengkhawatirkan terjadinya kembali krisis finansial 2008.
- Yield obligasi AS mengalami penurunan, tetapi Indeks Dolar AS justru melonjak dari 103.44 jadi 104.61.
- Kekhawatiran global terkait Credit Suisse menyebabkan pasar tidak begitu memperhatikan data ekonomi AS yang suram.
- Kenaikan harga emas sebagai safe haven tak bertahan lama setelah Swiss National Bank dilaporkan bersedia membantu Credit Suisse.
Teknikal
- Setelah berhasil memantul dari DMA 100 dan melewati resistance DMA 50 pada chart Daily, XAU/USD gagal menembus resistance horizontal di $1920.
- Meski indikator MACD memberikan sinyal bullish, tapi kondisi overbought pada RSI menunjukkan XAU/USD kehabisan momentum naik.
- Dengan demikian, skenario bullish XAU/USD untuk menguji level 61.8% Fibonacci Extension di $2017 tampak masih sulit terjadi.
- Di sisi lain, pullback dari $1920 juga belum mengindikasikan penurunan lebih lanjut selama XAU/USD masih bertahan di atas $1900.
Saham
Dari pasar AS, NASDAQ berhasil menguat namun Dow Jones dan S&P 500 justru bearish. Sementara itu, IHSG hari ini diprediksi kembali terkoreksi.
Saham AS
- Sejumlah indeks saham AS menunjukkan performa beragam pada sesi perdagangan hari Rabu.
- Dow Jones anjlok 0.9% ke 31,874, sementara S&P 500 terperosok 0.7% ke 3891.
- Sebaliknya, NASDAQ Composite justru naik tipis 0.1% ke 11,434.
- Saham Adobe Systems (NASDAQ:ADBE) menguat 4.6% setelah laporan EPS kuartal pertamanya menunjukkan hasil yang lebih baik dari perkiraan.
- Beberapa rilis data berikutnya yang kemungkinan berpengaruh terhadap pasar saham AS adalah Building Permits, Housing Starts, Jobless Claims, dan Philadelphia Fed Manufacturing Index.
Saham Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah sebanyak 0.21% ke 6628 pada sesi perdagangan hari Rabu.
- Head of Research Jasa Utama Capital Sekuritas, Cheril Tanuwijaya, memprediksi IHSG dapat melanjutkan koreksinya dalam range 6550-6700.
- Ia juga mengungkapkan bahwa bursa saham global kembali terkoreksi karena meningkatnya kekhawatiran pasar terhadap keruntuhan SVB yang kini mengancam perbankan Eropa.
- Saham pilihan untuk hari ini adalah MAPI, TRIN, CMNT, BRMS, dan MDKA.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.