Rilis data sentimen konsumen dan aktivitas bisnis Australia hari ini cukup mengecewakan. Namun, hal ini tak terlalu berdampak besar pada AUD.
Publikasi data sentimen konsumen dan aktivitas bisnis Australia pagi ini tidak berdampak besar terhadap pergerakan dolar Australia. Saat ini, AUD/USD berada pada kisaran 0.6740-an atau melemah 0.05%. Pair ini cenderung sideways lantaran investor sedang menanti rilis data inflasi konsumen AS nanti malam dan pengumuman kebijakan moneter The Fed besok.
Biro Statistik Australia pada hari Selasa (13/Juni) merilis data Consumer Sentiment yang meningkat 0.2 persen dari 79.0 menjadi 79.2 pada bulan Juni. Meski hanya naik tipis, indikator tingkat ini masih berada di dekat level terendah dalam beberapa tahun dan menunjukkan dominasi sikap pesimisme.
Kenaikan sebesar 0.2 persen pada bulan ini jauh lebih kecil dibandingkan dengan penurunan tajam sebesar 7.9 persen yang terjadi pada bulan Mei. Menurut Westpac, respons dari survei menunjukkan penurunan setelah RBA (Reserve Bank of Australia) menaikkan suku bunga pada pertemuan tanggal 6 Juni.
Beberapa analis memperkirakan bahwa sentimen konsumen Australia berpotensi semakin memburuk dalam bulan-bulan mendatang. Hal ini disebabkan oleh komitmen RBA untuk melanjutkan rencana kenaikan suku bunga sebagai upaya melawan inflasi yang meningkat.
Dalam sektor properti, sentimen pasar terus memburuk seiring dengan lonjakan suku bunga pinjaman rumah yang mengikuti kenaikan suku bunga oleh bank sentral. Konsumen juga mengungkapkan kekhawatiran terhadap kenaikan harga sewa yang signifikan dalam beberapa bulan terakhir.
Harapan konsumen terhadap tingkat pengangguran juga meningkat, menunjukkan adanya kendala di pasar tenaga kerja Australia seiring dengan peningkatan Tingkat Pengangguran dari level terendah dalam 50 tahun.
Biro Statistik Australia juga merilis data sentimen bisnis yang tercatat merosot dari 0 di bulan April menjadi -4 di bulan Mei. Terjadi penurunan di semua sub-indeks, termasuk penjualan, ketenagakerjaan, dan prospek pesanan, menunjukkan bahwa jumlah perusahaan yang pesimis terhadap kondisi ekonomi melebihi jumlah perusahaan yang optimis.
"Kemerosotan cepat yang terjadi pada sub-indeks kondisi bisnis dan pesanan ke depan memunculkan risiko bahwa komitmen RBA dalam mempertahankan kebijakan ketat akan kandas… Trend selama beberapa bulan ke depan akan sangat penting bagi RBA untuk menilai apakah rentetan rate hike yang dilakukan selama ini telah cukup menurunkan inflasi dalam waktu tepat," kata Alan Oster, kepala ekonom NAB dalam sebuah catatan.