Bank sentral Jepang memutuskan suku bunga tetap negatif tanpa isyarat kenaikan, sedangkan inflasi Jepang sudah di atas 2% dalam setahun terakhir.
Nilai tukar Yen turun tajam dalam perdagangan hari ini (31/Oktober) pasca Bank of Japan (BoJ) umumkan hasil rapat kebijakan.
USD/JPY bergerak 1.75% dari 149.055 ke 151.666 dalam kurun waktu beberapa jam saja. GBP/JPY juga demikian. EUR/JPY bahkan sempat menyentuh 160.847, level tertingginya selama 15 tahun terakhir.
Dalam rapat kebijakan yang sudah dimulai sejak kemarin (30/Oktober), bank sentral Jepang sebenarnya memutuskan untuk sedikit mengganti kebijakan pengendalian kurva yield (YCC).
BoJ mempertahankan target yield JGB 10Y pada kisaran 0% dengan batas atas +1.0% dan batas bawah -1.0%, tetapi mengubah batas atas menjadi "referensi" saja.
Artinya, yield dapat melampaui ambang batas 1.0% karena BoJ tak lagi menetapkan target yield secara tegas. BoJ juga mencabut pernyataan mengenai usaha menjaga target yield dengan melakukan pembelian obligasi tanpa batas.
Modifikasi yang dilakukan BoJ tersebut bersifat sedikit lebih hawkish apabila dibandingkan dengan kebijakan sebelumnya. Namun, perubahan-perubahan tersebut masih lebih dovish daripada ekspektasi pasar.
Satu hal yang menjadi kekecewaan pasar adalah keputusan BoJ terkait suku bunga -1.0% tanpa ada sinyal kenaikan sama sekali, padahal tingkat inflasi Jepang sudah melampaui target 2% selama lebih dari setahun terakhir.
Hal tersebut memicu timbulnya pertanyaan, akankah BoJ benar-benar menormalisasi suku bunga atau mempertahankan suku bunga negatif dalam jangka waktu lebih lama?
Michael Pfister, analis forex di Commerzbank, ragu-ragu apakah BoJ mempertimbangkan strategi untuk keluar dari kebijakan moneter ultra-ekspansif dalam waktu dekat ini. Ia mengatakan:
"Tidak heran jika pasar melihat ini sebagai tindakan yang lebih dovish dan menghukum Yen. Selama tidak ada tanda-tanda intervensi Jepang, USD/JPY kemungkinan akan terus mengalami kenaikan dalam beberapa minggu ke depan."