Sejumlah laporan tenaga kerja AS meleset dari perkiraan pasar. Dolar AS pun langsung anjlok.
Sejumlah laporan tenaga kerja AS, mencakup data NFP, Tingkat Pengangguran, hingga Pendapatan Rata-Rata kompak mengecewakan pasar.
Data Nonfarm Payroll (NFP) AS hanya naik 150k pada bulan Oktober 2023, padahal konsensus memperkirakan kenaikan sampai 180k. Data bulan sebelumnya juga mengalami penurunan setelah direvisi dari 336k menjadi 297k.
Tingkat Pengangguran AS naik dari 3.8% menjadi 3.9% dan Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja turun dari 62.8% menjadi 62.7%. Data Pendapatan Rata-Rata hanya naik 0.2%, lebih sedikit daripada perkiraan pasar yang sebesar 0.3%.
Akibatnya, Dolar AS melemah seketika dalam perdagangan hari ini (3/November). Indeks Dolar AS (DXY) turun lebih dari 1% hingga ke level 105.069. Artinya, kurs Dolar AS mengalami penurunan signifikan terhadap sejumlah mata uang lainnya:
- Versus AUD -1.22%
- Versus NZD -1.67%
- Versus EUR -1.18%
- Versus GBP -1.53%
Dipicu Aksi Mogok Kerja di Detroit
Sejumlah media melaporkan bahwa pelemahan data-data ketenagakerjaan AS dipicu oleh aksi mogok kerja di tiga produsen otomotif terbesar Detroit.
Sam Bullard, ekonom senior Wells Fargo, mengatakan bahwa aksi tersebut akan sedikit menekan angka rekrutmen meskipun pasar tenaga kerja Amerika Serikat cenderung tetap ketat.
Sementara itu, Yohay Elam dari FXStreet berpendapat data-data ketenagakerjaan AS tetap mendukung perkiraan bahwa siklus kenaikan suku bunga The Fed telah berakhir sehingga berimbas buruk pada Dolar AS.
Di saat yang sama, ia juga mengatakan data tersebut berdampak positif terhadap pasar saham. Elam menilai bahwa tren yang mendukung aksi beli obligasi tetap kuat sehingga mendorong penurunan yield.
"Bagi saham, ini adalah skenario yang sempurna. Perekonomian tidak cukup panas untuk memicu kenaikan suku bunga, juga tidak cukup dingin untuk memangkas keuntungan. Bagi emas, penurunan yield Treasury merupakan berkah, namun peristiwa di Timur Tengah juga menjadi perhatian."