Perekonomian Inggris yang stagnan membuat GBP/USD anjlok hingga menyentuh level terendah mingguan, sedangkan EUR/GBP melonjak pesat.
Laporan Produk Domestik Bruto (GDP) Inggris menunjukkan kenaikan 0.2% MoM (month-over-month) pada September 2023, lebih baik daripada perkiraan konsensus sebesar 0.0%.
Namun, secara kuartal, GDP Inggris menunjukkan pertumbuhan nol persen. Secara tahunan, pertumbuhannya pun tercatat hanya sebesar 0.6%, sama dengan periode sebelumnya.
Data ekonomi Inggris lainnya cukup variatif. Produksi industri pada bulan September 2023 meningkat, tetapi produksi manufaktur tumbuh lebih lambat daripada perkiraan di bulan yang sama.
Secara keseluruhan, laporan-laporan tersebut mengonfirmasi prediksi bank sentral Inggris (BoE) yang menyebutkan bahwa perekonomian Inggris akan mandek pada kuartal mendatang, meski belum tentu mengalami resesi.
Pound Turun Signifikan
Pound sterling terpukul semakin jauh selama perdagangan hari ini (10/November).
GBP/USD sempat menyentuh level 1.21870—rekor terendahnya dalam minggu ini. Keterpurukan GBP terhadap USD disokong pula oleh pidato Ketua The Fed Jerome Powell yang agak hawkish.
Sementara itu, EUR/GBP melesat ke 0.87554, menorehkan level tertingginya bulan ini. Kondisi tersebut juga dipicu oleh sentimen pasar yang menganggap pernyataan ECB lebih hawkish daripada BoE.
Menurut Asmara Jamaleh dari Intesa Sanpaolo, pelemahan Pound terhadap Euro bahkan dapat berlangsung lebih lama. Pasalnya, pada pertemuan BoE minggu lalu, perkiraan pertumbuhan baru untuk tahun 2024 direvisi turun dari 0.5% menjadi 0.0%, sedangkan proyeksi untuk tahun 2025 dibiarkan sebesar 0.25% saja.
Suku Bunga Akan Dipangkas Tahun Depan?
Huw Pill, kepala ekonom BoE kemarin mengonfirmasi spekulasi pasar terkait pemangkasan suku bunga pada pertengahan 2024 mendatang.
Pernyataan Pill langsung menjadi sorotan karena dua hal. Pertama, pendapat tersebut berseberangan dengan pandangan mayoritas petinggi BoE lainnya. Kedua, belum ada satu pun pejabat bank sentral mayor yang berbicara terang-terangan seperti itu.
Andrew Goodwin dari Oxford Economics mengatakan:
"Ini adalah pertama kalinya orang dari bank sentral utama berbicara secara positif tentang melonggarkan kebijakan dan ini berbeda dengan komentar Pill sebelumnya tentang profil 'Gunung Meja' untuk suku bunga, sehingga intervensi verbal ini tampak signifikan."