Mencari saham yang sedang murah merupakan pertanyaan sebagian besar investor, apa saja hal-hal yang perlu diperhatikan? Bagaimana langkah-langkah dalam memilihnya? Simak artikel berikut ini!
Halo sobat trader dan investor di seluruh Indonesia, kali ini kami akan membawakan artikel mengenai cara memilih saham-saham yang murah dan layak dikoleksi menggunakan analisa fundamental. Cara ini cukup mudah dan efektif. Namun, sebelum itu kami mengasumsikan bahwa sobat sudah mengenal tentang fitur stock comparison pada aplikasi trading yang disediakan oleh masing-masing perusahaan sekuritas.
Dalam hal ini, kami akan menggunakan software IPOT dari Indopremier untuk memberikan contoh. Kriteria pemilihan saham ini tidak bersifat mutlak, bukan juga merupakan rekomendasi dan murni hanya sebagai referensi untuk tujuan pembelajaran. Kriteria-kriteria yang akan digunakan untuk membandingkan saham-saham pada sektor sama adalah DER (Debt Equity Ratio), PBV (Price per Book Value), ROE (Return On Equity) dan NPM (Net Profit Margin). Sebelum itu, akan kami jelaskan secara singkat mengenai istilah-istilah tersebut:
-
Debt Equity Ratio (DER)
DER merupakan rasio hutang perusahaan untuk mengukur tingkat pinjaman. Semakin kecil angka DER maka kondisi keuangan perusahaan semakin sehat karena hutangnya semakin kecil. Kriteria yang akan kita gunakan nantinya, nilai DER tidak lebih besar dari 1.5 kali ( -
Price per Book Value (PBV)
PBV merupakan nilai buku per lembar saham. Semakin kecil nilai yang terdapat pada PBV maka semakin murah pula saham yang bersangkutan berdasarkan valuasinya. Contoh: Saham ABCD memiliki nilai PBV 0.50x, artinya saham tersebut memiliki nilai 0.50 kali dari harga wajarnya atau sedang diskon setengah dari harga wajarnya. -
Return On Equity (ROE)
ROE merupakan rasio untuk melihat tingkat efektivitas manajemen dalam mengelola keuangan perusahaan. Semakin tinggi nilai ROE semakin baik. Tommy Yu, seorang pakar dan analis saham Indonesia, merekomendasikan nilai ROE sebesar 15%. -
Net Profit Margin (NPM)
NPM merupakan rasio untuk melihat perbandingan laba bersih dengan total jumlah pendapatan perusahaan. Semakin tinggi nilai NPM tentunya semakin baik karena laba yang dihasilkan semakin tinggi.
(Baca Juga: 25 Istilah Saham Yang Wajib Diketahui Pemula)
Cara Mencari Harga Saham Yang Murah Dengan Mudah
Setelah kita memahami tentang istilah-istilah di atas, berikutnya kita akan mencoba untuk membandingkan beberapa emiten yang berada pada sektor yang sama, dalam hal ini kita akan menggunakan sektor batubara. Saham yang kita pilih adalah ADRO, PTBA, ITMG, HRUM, dan INDY.
Bagi sobat yang menggunakan software IPOT dapat menggunakan menu Securities Analysis - Company Profile. Kemudian ketikkan kode emiten yang akan kita bandingkan. Untuk lebih jelasnya, perhatikan ilustrasi di bawah ini:
Ilustrasi 1 Analisa Fundamental ADRO
Ilustrasi tersebut menggambarkan kondisi fundamental ADRO secara garis besar mulai dari tahun 2013 – 2019. Berikutnya, silahkan klik menu Comparison yang ada di sebelah kanan menu Fundamental.
Ilustrasi 2 Menu Comparison
Dari hasil perbandingan tersebut dapat diperoleh informasi-informasi sebagai berikut:
HRUM memiliki rasio hutang paling kecil dibandingkan yang lainnya. Jika diperhatikan dari rasio PBV, INDY memiliki rasio terkecil dan lebih murah daripada saham-saham pada sektor yang sama. Hanya saja INDY memiliki rasio DER (hutang) yang melebihi target yang telah kita tentukan di awal (1.5 kali), sehingga untuk sementara ini kita akan melirik yang lain terlebih dahulu.
Jika kita perhatikan melalui rasio ROE atau pengelolaan manajemen perusahaan, ITMG menempati urutan terdepan sedangkan yang memperoleh laba terbanyak jika dilihat dari rasio NPM adalah PTBA. Dari sini sudah terlihat mana yang sedang murah secara valuasi yaitu ADRO. Kenapa ADRO? Dari rasio PBV, ADRO masih 0.63x, INDY memang memiliki rasio PBV yang lebih rendah dari ADRO, hanya saja INDY memiliki rasio DER lebih besar dari 1.5 kali yang artinya kondisi keuangan perusahaan sedang kurang sehat.
Jika diperhatikan dari rasio PBV, saat ini ADRO sedang dalam tahap terdiskon karena memiliki PBV
Nah sobat, itulah cara sederhana untuk mengetahui saham yang sedang undervalue tanpa harus over analyze. Masing-masing analis atau investor saham tentunya memiliki cara tersendiri dalam menentukan emiten apa yang sedang murah dan layak dibeli. Yang paling penting adalah sobat harus memiliki alasan pribadi kenapa sobat mengoleksi atau membeli sebuah saham. Bukan karena ikut-ikutan rekomendasi orang lain. Semoga artikel ini dapat menjadi masukan bagi kita semua, salam profit!
Disclaimer: penyebutan beberapa produk bukan merupakan rekomendasi dan murni hanya untuk tujuan pembelajaran.