Hasil survei PMI Inggris yang rilis tadi sore menunjukkan angka yang mengecewakan. GBP/USD pun merosot ke kisaran 1.2614.
S&P Global/CIPS merilis hasil survei Indeks Manajer Pembelian (PMI) di Inggris sore tadi (23/Agustus) cukup mengecewakan pasar. GBP/USD sempat turun hingga mencapai titik terendah harian di level 1.2614.
GBP/USD kembali mengalami kenaikan setelah menyentuh level tersebut, namun penguatan ini terbatas hingga level 1.2700. Sementara itu, GBP/JPY juga mengalami penurunan lebih dari 1% ke level 183.30-an.
Laporan dari S&P Global/CIPS mengindikasikan bahwa bisnis di sektor manufaktur di Inggris terus mengalami penurunan akibat resesi. Skor PMI turun dari 45.3 menjadi 42.5 pada data preliminary Agustus 2023. Skor PMI Manufaktur Inggris telah berada di bawah angka 50.0 selama sekitar sebelas bulan berturut-turut.
Perlambatan ini juga mempengaruhi sektor lain. Skor PMI untuk sektor jasa berubah dari yang semula menunjukkan pertumbuhan menjadi menyusut. Terjadi Penurunan yang cukup besar, yakni dari 51.5 menjadi 48.7. SSemua data aktual lebih rendah daripada estimasi konsensus.
Berita tersebut mengindikasikan kondisi ekonomi Inggris yang semakin merosot dan menyebabkan penurunan tajam pound sterling. Meskipun begitu, data-data ini saja kemungkinan tak akan memengaruhi prospek kenaikan suku bunga Inggris berikutnya.
Ancaman Inflasi Masih Mengintai
Beberapa ahli menganggap penurunan yang terjadi pada Pound masih wajar. Apalagi mengingat bahwa tingkat suku bunga di Inggris saat ini berada pada tingkat yang sangat tinggi dan secara tidak langsung memberikan tekanan pada aktivitas bisnis. Dampak lebih lanjut dari suku bunga yang tinggi juga akan terus meluas.
Meskipun demikian, Bank of England (BoE) tetap harus menaikkan bunga sebanyak minimal satu kali lagi apabila mereka merasa masih perlu meredam ancaman inflasi di negara tersebut.
Samuel Tombs Kepala Ekonom Inggris di Pantheon Macroeconomics mengaku ragu bahwa komite BoE akan menaikkan suku bunga sampai tingkat 6% sesuai dengan perkirakan pasar. Namun, mereka kemungkinan tidak mau mengambil risiko apa pun terkait prospek inflasi
"Mereka mungkin belum akan melihat cukup bukti kuat pada pertemuan bulan depan untuk menyetop (siklus kenaikan suku bunga)," ujar Tombs.
Untuk sekarang, pelaku pasar masih menunggu simposium Jackson Hole yang akan berlangsung pada tanggal 24-26 Agustus, di mana para pemimpin bank sentral paling berpengaruh di dunia berkumpul.