Dolar AS melanjutkan penguatannya setelah PPI AS dilaporkan melebihi ekspektasi. Namun, prospek suku bunga Fed tak banyak berubah.
Data inflasi produsen AS (PPI) kemarin menunjukkan hasil yang menggembirakan. Kabar ini membuat pasar bergairah dan ramai-ramai melakukan aksi beli terhadap dolar AS. Hasilnya, Indeks dolar AS (DXY) menguat hingga menguji kisaran 102.80-an pada sesi New York hari Jumat (11/Agustus).
Departemen Tenaga Kerja AS telah mengumumkan bahwa pada bulan Juli 2023, Indeks Harga Produsen (PPI) mengalami kenaikan sebesar 0.3% (month-over-month).
Kenaikan ini lebih tinggi dibandingkan dengan angka pertumbuhan pada bulan Juni sekaligus melebihi perkiraan pasar. Selain itu, pada bulan Juli, PPI (year-over-year) melonjak sebesar 0.8%, setelah sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 0.2% pada bulan Juni.
Akan tetapi, kenaikan PPI mungkin tidak memiliki cukup pengaruh untuk mendorong The Fed agar meningkatkan suku bunga lebih lanjut pada bulan September. Akibatnya, prospek suku bunga saat ini diperkirakan akan tetap sama seperti setelah pengumuman terakhir dari FOMC.
Namun, tak menutup kemungkinan bahwa The Fed mempertimbangkan untuk meningkatkan suku bunga lagi menjelang akhir tahun, terutama jika data inflasi lainnya juga menunjukkan peningkatan dalam jangka waktu yang akan datang.
"Data PPI menunjukkan bahwa inflasi masih memprihatinkan," kata Adam Sarhan, Chief Executive di 50 Park Investments.
"Pasar perlu berhenti dan menelaah data-data inflasi yang keluar beragam, (karena) tidak jelas apa yang akan dilakukan The Fed selanjutnya. Meskipun Fed tak menaikkan bunga satu kali (pada September), pertanyaannya menjadi apa yang akan dilakukannya sepanjang sisa tahun ini," tambahnya.
Pasar saham di Wall Street tertekan merespons laporan PPI AS. Sebaliknya, yield obligasi Surat Utang Amerika Serikat dengan tenor 2 tahun langsung melonjak ke angka 4.9%.
Dolar AS juga mengokohkan posisinya di pasar forex, meskipun tidak ada perkembangan baru dalam pasangan mata uang utama. Pasar cenderung memiliki likuiditas yang relatif rendah menjelang akhir pekan, dan fluktuasi pada sejumlah pasangan mata uang cenderung terbatas seiring mendekatnya ambang krusial.
Pasar Soroti USD/JPY
USD/JPY kembali mendapat sorotan di pasar. Pasangan mata uang ini terus menguat hingga mencapai level tertinggi 144.97, dengan selisih hanya tiga pip dari angka 145.00.
Analis-analis telah lama mengingatkan bahwa ambang 145.00 dan/atau 150.00 berpotensi menjadi pemicu intervensi dari Bank of Japan di pasar forex, karena Tokyo kemungkinan tidak menginginkan nilai tukar yen yang melewati batas tersebut.
Moh Siong Sim, seorang pakar strategi mata uang di Bank of Singapore, menyarankan agar kita mempertimbangkan pernyataan para pejabat Jepang setelah yen mencapai 145. Dia menyatakan, "Saya berpikir pasar akan menjadi lebih berhati-hati saat kita mendekati level tersebut."