Pernyataan hawkish pejabat ECB dan antisipasi pasar jelang rilis data Inflasi AS melambungkan EUR/USD ke level tertinggi 3 pekan.
Euro melanjutkan penguatan terhadap Dolar AS pada perdagangan hari Selasa (13/September). Pair EUR/USD menguat 0.17 persen pada kisaran 1.0137, tidak jauh dari level tertinggi 3 pekan yang sudah tersentuh kemarin.
Euro yang selama ini mendapat tekanan jual masif mendapat angin segar dari statement hawkish pejabat ECB terkait prospek kenaikan suku bunga. Kabar ini terkonfirmasi melalui pernyataan Presiden BundesBank, Joachim Nagel, yang mengatakan bahwa langkah jelas lanjutan harus kembali dilakukan apabila kenaikan harga-harga di kawasan Eropa tidak kunjung mereda. Seorang narasumber Reuters juga menjelaskan bahwa ECB perlu menaikkan suku bunga setidaknya hingga 2 persen untuk menjinakkan lonjakan inflasi.
Baca juga: Suku Bunga ECB Lampaui Ekspektasi, Euro Naik Sebentar
Di sisi lain, meskipun The Fed hampir dipastikan menaikkan suku bunga pada pertemuan bulan ini, pelaku pasar masih menanti data fundamental penting lainnya untuk mengukur prospek kebijakan selanjutnya. Data inflasi tahunan yang akan dirilis malam ini menjadi perhatian pasar karena kontribusinya yang sangat besar dalam pertimbangan The Fed. Apalagi, konsensus pasar memperkirakan jika inflasi AS bulan Agustus akan melambat dari 8.5 persen menjadi 8.1%. Apabila rilis data sesuai atau lebih buruk dari ekspektasi, maka The Fed dikhawatirkan akan mengendurkan sikap agresifnya.
Analis: Penguatan Euro Tak Akan Bertahan
Sejumlah analis berpendapat jika reli Euro terhadap Dolar AS hanya akan bersifat sementara. Pasalnya, para pejabat The Fed masih bersikap hawkish terkait kebijakan suku bunga. Sekalipun data inflasi AS mengecewakan, analis menilai The Fed tetap akan menaikkan suku bunga 75 basis poin pada pertemuan FOMC bulan ini.
"Pejabat The Fed berulang kali menyerukan untuk terus melanjutkan kenaikan suku bunga hingga muncul tanda-tanda inflasi turun secara berkelanjutan… Terlepas dari rilis data inflasi AS, kami menilai FOMC punya ruang untuk melakukan rate hike sehingga membuka peluang kenaikan Dolar AS lebih lanjut," ungkap Joseph Capurso, pakar strategi CBA.