Data NFP AS lebih tinggi hampir dua kali lipat dari perkiraan konsensus sehingga para investor abaikan data ketenagakerjaan lainnya yang mengecewakan.
Rilis data Non-farm Payroll (NFP) AS memberi kejutan manis. Pasalnya, data yang dirilis hari ini (6/Oktober) ternyata jauh lebih baik dari perkiraan pasar.
Setelah sempat melemah akibat data ketenagakerjaan yang mengecewakan Rabu lalu (4/Oktober), Dolar AS kini kembali menguat. Indeks Dolar AS (DXY) menguatkan posisinya di 106.70-an. USD/JPY juga naik ke level 149.50-an.
Data NFP AS Jauh Melebihi Perkiraan
Rilis data NFP menunjukkan angka 336k pada September 2023. Angka tersebut jauh lebih tinggi dari estimasi konsensus yang hanya 170k. Data NFP Agustus 2023 juga direvisi dari yang awalnya 187k menjadi 227k.
Karena angka yang dirilis terlampau tinggi dari perkiraan, para investor merasa tidak masalah apabila mengabaikan data ketenagakerjaan AS lainnya yang mengecewakan.
Jumlah pengangguran AS konstan pada 3.8%, sementara pertumbuhan pendapatan per-jam hanya sebesar 0.2% pada bulan September 2023. Padahal, perkiraan konsensus sebesar 0.3%.
Prospek Ekonomi Kuat, Pasar Kembali Perkirakan Suku Bunga AS Naik
Kejutan dalam data NFP tersebut mencerminkan bahwa prospek ekonomi Negeri Paman Sam masih sangat cemerlang dibanding negara-negara mayor lainnya. Beberapa analis menyebutnya dengan istilah "eksepsionalisme AS".
Eksepsionalisme AS dapat memengaruhi The Fed untuk menaikkan atau mempertahankan suku bunga tinggi di situasi ekonomi yang kuat. Mohamed A. El-Erian, penasihat Allianz sekaligus presiden Queens' College di Universitas Cambridge, mengungkapkan bahwa pasar mungkin akan kembali memperkirakan kenaikan suku bunga The Fed pada 1 November mendatang.