Tak ingin mengalami kebangkrutan saat jual beli crypto? Kiat-kiat berikut akan sangat berguna untuk investor dalam meminimalisir kerugian yang mungkin terjadi.
Aset -aset crypto kian digemari olah banyak kalangan karena dianggap memiliki potensi cerah di masa mendatang. Hal ini juga diperkuat dengan adanya adopsi masal teknologi blockchain crypto di berbagai sektor, mulai dari finansial, hiburan, bisnis, dll. Selain itu, transaksi jual beli crypto juga semakin mudah karena mulai banyak tersedia platform exchange yang dapat diakses oleh masyarakat luas.
Namun, perlu dipahami bahwa pergerakan harga di pasar crypto jauh lebih ekstrem dibanding instrumen-instrumen investasi lainnya. Sehingga, potensi mengalami kerugian di pasar crypto akan jauh lebih besar. Hal inilah yang sebenarnya membuat aset crypto kurang direkomendasikan untuk pemula. Kendati demikian, bukan berarti pemula sama sekali tidak bisa mempelajari cara jual beli crypto secara benar dan aman.
1. Pahami Risiko yang Dihadapi
Sebelum melakukan transaksi jual beli crypto dalam jumlah besar, penting agar investor mengatahui risiko yang akan dihadapi. Aset crypto memiliki volatilitas atau pergerakan harga yang sangat ekstrem, sehingga investor sangat mungkin mengalami kerugian dalam waktu singkat.
Selain itu, sangat rentan terjadi penipuan dan pencurian di dunia crypto, mulai dari token rug pull, peretasan wallet, hingga aksi-aksi scam lainnya yang sangat merugikan. Jika investor kurang jeli dalam memilih proyek crypto, tentu berisiko terjebak dalam skema penipuan-penipuan tersebut. Agar dapat beradaptasi dengan baik di dunia crypto, investor pemula perlu mempelajari dasar-dasar investasi kripto dengan teliti.
2. Pilih Koin dengan Fundamental Bagus
Saat ini, jumlah koin crypto yang beredar sangat banyak. Apakah semua koin cocok untuk pemula? Tentu saja tidak. Sangat disarankan agar pemula selalu melakukan jual beli crypto pada koin-koin yang memiliki fundamental bagus seperti: Bitcoin, Ethereum, BNB, dll. Dengan demikian, investor pemula dapat terhindar dari koin-koin yang tidak memiliki masa depan jelas.
Koin crypto yang bagus tentu akan mengalami peningkatan harga dalam jangka panjang. Sebagai contoh, grafik Bitcoin terus mengalami kenaikan jika dilihat dalam time frame skala besar meski terlihat sangat volatile di time frame rendah.
Direkomendasikan juga agar pemula menghindari jenis koin-koin micin. Meski menawarkan keuntungan tinggi, koin micin juga memiliki risiko yang besar pula. Koin-koin jenis seperti ini lebih cocok untuk para investor yang sudah ahli dan memiliki toleransi risiko tinggi serta mental yang bagus.
3. Gunakan Analisa dan Indikator Teknikal
Menjadi investor crypto dituntut agar selalu melakukan DYOR atau riset mendalam pada aset yang diinginkan. Lazimnya, investor akan menggunakan anlisa fundamental untuk memastikan bahwa koin terkait memiliki fondasi yang kokoh.
Namun selain dilihat secara fundamental, akan jauh lebih baik jika investor juga mampu menganalisa secara teknikal. Investor pengguna analisa teknikal akan melakukan jual beli crypto berdasarkan sinyal yang didapat dari bantuan indikator trading ataupun melalui pengamatan pola-pola candlestick.
Dengan bantuan analisa teknikal, investor bisa mendapatkan pemahaman yang lebih baik seputar sentimen pasar mengenai pergerakan harga, serta memprediksi tren yang berpotensi akan terjadi.
4. Target Investasi yang Jelas
Salah satu tujuan utama dari aktivitas jual beli crypto adalah mendapatkan keuntungan semaksimal mungkin. Dalam hal ini, tentu target keuntungan setiap individu bisa berbeda-beda. Sebaiknya jangan menarget keuntungan yang tidak realistis di awal-awal. Selain sulit dicapai, hal tersebut hanya akan menambah beban mental.
Daripada menetapkan target yang terlalu tinggi, akan jauh lebih baik jika investor belajar cara meminimalisir kerugian. Sehingga, investor akan tahu batasan-batasan yang perlu dicapai agar terhindar dari sifat greedy atau serakah.
5. Manajemen Risiko dengan Diversifikasi Aset
Pada dasarnya, diversifikasi adalah cara berinvestasi dengan membagi porsi di beberapa jenis aset. Dengan melakukan diversifikasi aset crypto, portofolio investasi dapat terlindungi dari risiko-risiko yang akan menurunkan nilai aset di masa depan.
Hal ini sangat perlu dilakukan karena setiap aset crypto memiliki performa yang berbeda-beda. Jika satu instrumen investasi anjlok, bukan berarti instrumen lainnya akan bernasib demikian. Jadi apabila investor melakukan diversifikasi aset, kerugian berinvestasi di satu instrumen bisa "diimbangi" dengan keuntungan di aset crypto lainnya.
6. Terapkan Buy Low, Sell High
Kesalahan kebanyakan investor crypto pemula adalah tidak tahu waktu paling tepat untuk melakukan pembelian ataupun penjualan. Rumus simpelnya adalah "Buy Low, Sell High" atau bisa diartikan beli pada saat harga rendah dan jual di harga tinggi.
Investor dapat melakukan pembelian pada saat kondisi market sedang mengalami penurunan (bearish), karena pada saat momen tersebut, investor berkesempatan membeli aset pada harga jauh lebih murah. Sebaliknya, saat harga sedang naik atau bullish adalah saat terbaik untuk exit atau melakukan penjualan aset crypto untuk take profit.
Baca Juga: Kiat Sukses Bermain Kripto dengan Strategi Buy Dip
7. Lakukan Strategi DCA
Tips aman jual beli crypto berikutnya adalah dengan menggunakan teknik Dollar Cost Averaging (DCA). Secara garis besar, teknik DCA ini merupakan cara membeli aset dengan interval waktu teratur dan jumlah pembelian sama, berapapun harga aset pada saat itu.
Strategi ini digagas dengan perspektif bahwa pada akhirnya, siapapun tidak dapat mengetahui secara pasti di mana harga terendah dari sebuah aset crypto. Dengan melakukan DCA, investor dapat tetap konsisten melakukan penambahan aset dalam jangka panjang tanpa ragu-ragu. Namun, penggunaan strategi ini terbilang cukup memakan waktu karena setidaknya membutuhkan waktu 1 tahun untuk melihat hasil yang signifikan.
8. Gunakan Uang Dingin
Kesalahan fatal yang kerap kali dilakukan investor pemula adalah melakukan jual beli crypto dengan dana utama sebagai modal, seperti: uang untuk hidup sehari-hari, tabungan hari tua, uang sekolah anak, dlll. Padahal, dalam investasi crypto hal seperti ini sangat tidak dianjurkan karena pergerakan aset crypto yang ekstrem dan sulit ditebak.
Sebagai solusinya, selalu gunakan uang dingin atau uang yang benar-benar "nganggur" saja. Jadi pada saat mengalami kerugian, investor tidak begitu terpengaruh dan masih bisa menjalankan kehidupan seperti biasanya. Selain menghindarkan dari risiko kebangkrutan, investasi dengan uang dingin akan sangat membantu meringankan beban mental.
9. Gunakan Aplikasi atau Exchange Terpercaya
Salah satu kunci keamanan jual beli crypto adalah selalu melakukan transaksi pada aplikasi atau exchange terpercaya. Di Indonesia, salah satu tolok ukur sebuah exchange dapat dikatakan terpercaya adalah teregulasi oleh Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI). Saat ini sudah banyak pilihan exchange kripto lokal resmi yang bisa digunakan, antara lain:
10. Hindari FOMO
Kesalahan fatal kebanyakan investor pemula adalah terlalu mudah melakukan Panic Buying ataupun Panic Selling tanpa didasari analisa yang jelas. Hal seperti ini biasanya didasari karena sikap Fear of Missing Out (FOMO) atau tidak ingin ketinggalan sebuah tren.
Jangan biarkan emosi menguasai saat melakukan jual beli crypto. Untuk menghindarinya, pastikan agar pikiran tetap realistis dan selalu lakukan DYOR sebelum mengambil keputusan. Trading menggunakan emosi dan mengikuti FOMO belaka hanya akan mengantarkan pada jurang kerugian.