Penundaan rilis data ketenagakerjaan memicu krisis kepercayaan di pasar. GBP/USD jatuh 0.23% selama perdagangan hari ini.
Para investor harus menelan kekecewaan karena rilis data ekonomi Inggris yang sudah dinanti-nantikan, malah diundur minggu depan. Pound sterling pun terancam di dekat level terendah beberapa bulan. GBP/USD anjlok dari 1.22115 ke 1.21827 pada perdagangan hari ini (17/Oktober).
ONS Ingin Data Lebih Akurat
Rilis data ketenagakerjaan hari ini berakibat pada hilangnya kepercayaan atas akurasi data perekonomian Inggris.
Alasan ONS (Office for National Statistics) menunda perilisan data Tingkat Pengangguran, Klaim Pengangguran, dan data-data lain yang berbasis LFS (Labour Force Surveys atau survey angkatan kerja) adalah karena mereka ingin data yang dilaporkan nanti lebih akurat. Untuk itu, departemen non-kementerian tersebut butuh waktu lebih lama untuk merealisasikannya.
Darren Morgan, Direktur Analisis dan Produksi Statistik Ekonomi ONS, mengatakan bahwa pihaknya menunda perilisan data ekonomi Inggris "karena ingin yakin pada data yang dikeluarkan" dan tidak berkaitan dengan data-data sebelumnya. Pasalnya, ia sendiri mengakui bahwa data-data LFS akhir-akhir ini memang menyimpang dari data lainnya.
Sebagai contoh, tingkat pengangguran yang naik tajam selama musim panas, bertentangan dengan data tentang kondisi pasar tenaga kerja Inggris yang lebih kuat. Selain itu, beberapa data lain juga banyak dipertanyakan sinkronisasinya.
Huw Pill, Kepala Ekonom bank sentral Inggris (BoE) bahkan sudah lebih dulu meragukan akurasi data ONS. Ia menyoroti data pertumbuhan gaji rata-rata yang mencapai lebih dari 8%, padahal data-data lain menunjukkan pelemahan.
Hanya Rilis Data Pendapatan Rata-Rata
ONS hanya merilis data pendapatan rata-rata (dengan dan tanpa bonus) yang berbasis pada catatan HM Revenue & Customs hari ini.
Data tersebut menunjukkan pertumbuhan gaji Inggris turun menjadi 8.1% pada Agustus 2023 dari yang awalnya 8.5%. Padahal, konsensus hanya memperkirakan penurunan di angka 8.3%.
Adanya perlambatan pada pertumbuhan gaji menandakan tekanan inflasi mulai berkurang sehingga prospek kenaikan suku bunga lanjutan juga menipis.