Serangkaian data ekonomi yang telah dirilis berdampak bearish pada Pound sterling. GBP/USD terpantau jatuh 1.3% ke level 1.21713.
Data-data ekonomi Inggris telah dirilis oleh Office for National Statistics (ONS) UK hari ini (12/Oktober). Sayangnya, hampir seluruh laporan tersebut mengecewakan.
Data GDP Inggris memang menunjukkan pertumbuhan +0.2% MoM (Month-over-Month) pada Agustus 2023, sesuai dengan perkiraan konsensus. Data basis tahunan GDP pun pulih dari +0.3% menjadi +0.5%. Namun, data-data lainnya meleset dari estimasi.
Aktivitas produksi industri Inggris turun sejauh -0.7%, padahal konsensus hanya memperkirakan penurunan sebesar -0.2%. Produksi manufaktur bahkan lebih buruk lagi karena anjlok sampai -0.8%, selisih dua kali lipat dengan perkiraan konsensus yang berada di angka -0.4%.
Pound sterling pun dibayangi oleh ketidakpastian prospek ekonomi dan suku bunga Inggris. Apabila situasi masih tetap seperti ini, para investor akan terus sangsi terhadap komitmen bank sentral Inggris dalam mempertahankan suku bunga tinggi.
GBP/USD turun sekitar 1.3% hari ini. Harga bergerak turun sejauh 160 pips dari 1.23316 menjadi 1.21713. Sementara itu, GBP melemah untuk pertama kalinya dalam minggu ini terhadap Euro, dan turun sekitar 0.4% terhadap Yen Jepang.
Pakar Pastikan Resesi Tidak Akan Terjadi
Para pakar berpendapat bahwa data-data ekonomi Inggris tidak akan masuk ke dalam jurang resesi seperti yang ditakutkan banyak pihak selama ini.
Jonathan Moyes, Kepala Riset Investasi Wealth Club mengatakan bahwa meskipun "cuaca"-nya masih lesu, perekonomian Inggris pasti akan menemukan cara untuk mengatasinya.
Samuel Tomb, Kepala Ekonom Inggris Raya di Pantheon Macroeconomics juga bersikap optimistis. Baginya, masih sulit untuk memastikan apakah ekonomi Inggris akan turun lagi di kuartal ketiga tahun ini. Namun, ia yakin bahwa perekonomian akan terus tumbuh menjelang akhir tahun dan resesi yang diramalkan tidak akan terjadi.