EUR/USD sempat menguat, tetapi langsung melemah begitu rilis data ekonomi menunjukkan Amerika Serikat lebih unggul daripada Zona Euro.
Rilis data Inflasi Inti yang tetap tinggi berhasil membuat Euro menguat. Namun, begitu data pertumbuhan ekonomi Zona Euro dan data Keyakinan Konsumen AS dirilis, EUR/USD langsung melemah lagi hingga sempat menyentuh 1.05574.
Laporan preliminer Customer Price Index (CPI) Zona Euro menunjukkan kemunduran yang lebih tajam daripada estimasi pada laju inflasi untuk kategori barang umum. Namun, laju inflasi inti masih tetap kuat.
Data CPI Inti menunjukkan pertumbuhan 0.2% MoM (month-over-month) pada Oktober 2023, selaras dengan kenaikan pada bulan sebelumnya. Sementara itu, inflasi inti tahunan masih mencapai 4.2%—sesuai dengan estimasi konsensus.
Data-data tersebut berhasil menepis kekhawatiran pasar terkait prospek pemangkasan suku bunga Zona Euro dalam waktu dekat. Spekulasi tersebut sempat menguat pasca pengumuman kebijakan ECB minggu lalu (26/Oktober).
Bert Colijn, ekonom senior Zona Euro di Nordea Bank, yakin bahwa ECB tidak akan menurunkan suku bunga dalam waktu dekat agar tidak mengulang kesalahan tahun 1970-an. Saat itu, bank sentral Eropa melakukan pelonggaran terlalu cepat dan membiarkan inflasi tinggi terjadi lagi setelahnya.
Namun, penguatan nilai tukar Euro tidak berlangsung lama karena perekonomian AS menunjukkan kinerja yang jauh lebih baik.
Data preliminer Gross Domestic Product (GDP) Zona Euro turun 0.1% pada kuartal ketiga tahun 2023, padahal konsensus sebelumnya memperkirakan perlambatan sebesar 0.0%. Pertumbuhan GDP tahunan Zona Euro pun anjlok 0.4%, dari yang awalnya 0.5% menjadi 0.1% saja.
Angka-angka tersebut jelas kalah telak dengan data milik Amerika Serikat dalam periode yang sama.
Selain itu, data Keyakinan Konsumen AS versi The Conference Board periode Oktober 2023 yang dirilis hari ini juga sangat baik. Indeks tersebut mencapai 102.6, melampaui ekspektasi pasar yang sebesar 100.0.