Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 1 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 1 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia

Dolar Makin Tertekan Perlambatan Laju Inflasi

Crypholic 13 Jul 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita >   #dolar-as   #inflasi
Inflasi AS bulan Juni semakin turun. Hal ini menyebabkan pasar makin yakin bahwa siklus pengetatan moneter Fed sudah mendekati akhir.

Publikasi data Inflasi Konsumen AS pada hari Rabu (13/Juli) menjadi katalis negatif yang menekan kurs dolar AS terhadap mata uang mayor lainnya. Indeks dolar AS pun terperosok sebanyak 0.7% ke 100.95, ini adalah level terendahnya sejak pertengahan bulan April lalu.

Inflasi AS Makin Turun, Kurs Dolar Merosot Tajam

Biro Statistik AS tadi malam merilis data Consumer Price Indeks (CPI) tahunan yang tercatat menurun dari 4.0 persen menjadi 3.0 persen pada bulan Juni. Tak jauh berbeda, laju inflasi inti dalam basis tahunan ikut turun dari 5.3 persen menjadi 4.8 persen.

Sedangkan inflasi dalam skala bulanan tercatat hanya turun 0.2 persen (Month-over-Month) setelah turun 0.1 persen pada bulan sebelumnya. Kondisi serupa juga terlihat pada inflasi inti yang turun 0.2 persen MoM pada bulan Juni, sedikit melambat dibandingkan penurunan 0.4 persen pada periode sebelumnya.

Secara garis besar, data yang tersedia mengkonfirmasi adanya perlambatan inflasi yang semakin meluas. Hal ini mengindikasikan bahwa siklus pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) akan segera berakhir.

Pasar juga berspekulasi bahwa The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sekali lagi dalam tahun ini, bukan dua kali seperti yang sebelumnya diumumkan oleh The Fed.

Berdasarkan CME FedWatch, mayoritas pasar menyakini The Fed akan menaikkan suku bunga 25 bps pada pertemuan FOMC tanggal 25-26 Juli. Namun, peluang untuk adanya kenaikan suku bunga selanjutnya hanya sebesar 25%.

"The Fed mungkin telah menyudutkan dirinya sendiri dengan (wacana) kenaikan suku bunga 26 Juli. Data (inflasi) tidak mengonfirmasi bahwa mereka benar-benar perlu menaikkannya," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom Annex Wealth Management, sebagaimana dilansir Reuters.

"Karena mereka keras kepala, mereka mungkin akan tetap melakukannya. Syukurlah pasar telah memperkirakan kenaikan itu. Akhir dari siklus kenaikan suku bunga sudah dekat."

Kemerosotan ekspektasi suku bunga The Fed berimbas negatif terhadap greenback. AUD/USD dan NZD/USD masing-masing reli sekitar 1.2%, EUR/USD melesat lebih dari 0.7%, sementara GBP/USD mencapai rekor tertinggi sejak April 2022. USD/JPY longsor hampir 1% hingga kembali ke kisaran 139.00 yang sempat dihuni pada awal Juni.

Tak jauh berbeda, USD/CHF anjlok ke level terendah multi-tahun pada 0.8690-an.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 

Kirim Komentar Baru