Dolar melemah di awal pekan seiring dengan lonjakan mata uang mayor lain. Sementara itu, Pound terbantu oleh upaya PM Truss merevisi kebijakan fiskal.
Indeks Dolar AS (DXY) terpantau melemah dari resistance 113.00 pada awal pekan ini (17/Oktober). Sejumlah mata uang mayor rival memanfaatkan pelemahan Dolar untuk membangun pemulihan, termasuk Sterling yang tengah menantikan kabar terbaru dari kebijakan pemerintah Inggris. GBP/USD saat ini bergolak di kisaran 1.136.
Setelah melemah tajam selama beberapa pekan terakhir, pergerakan GBP/USD mulai stabil setelah Liz Truss berencana merevisi rencana fiskal yang sempat digaungkan saat terpilih menjadi PM Inggris beberapa waktu lalu.
Rencana fiskal ala Truss dengan menurunkan pajak secara progresif dinilai banyak pihak justru akan melipatgandakan utang Inggris. Untuk itu, pelaku pasar masih dalam fase wait-and-see terhadap kinerja Menteri Keuangan Inggris Jeremy Hunt yang baru saja ditunjuk untuk menggantikan Kwasi Kwarteng.
Banyak pihak berpendapat Kwarteng hanya bertindak sebagai juru bicara Liz Truss sehingga arah kebijakan fiskal Inggris tidak akan banyak berubah selama ia masih menjabat di kursi Perdana Menteri. Itulah mengapa, sejumlah pihak meluncurkan gerakan yang bertujuan melengserkan Truss dari posisi nomor satu di pemerintahan Inggris. Kondisi tersebut membuat semua perhatian sedang tertuju pada rencana fiskal Hunt.
Baca juga: Inggris Punya Perdana Menteri Baru, Sterling Hanya Menguat Sesaat
Saat pelantikannya, Hunt berjanji akan memulihkan kredibilitas fiskal Inggris sembari tetap mendukung Truss sebagai PM Inggris. Reaksi pasar terhadap kebijakan Hunt diyakini akan berpengaruh terhadap pasar obligasi Inggris, termasuk pergerakan mata uang Pound.
Kondisi semakin kritis karena bank sentral Inggris (BoE) mengumumkan telah mengakhiri pembelian obligasi pada akhir pekan lalu. Hal ini berpotensi meningkatkan volatilitas yield obligasi pemerintah Inggris yang pada akhirnya akan berdampak buruk pada mata uang.
"Ketika kita melihat terjadi lonjakan atau penurunan tajam yield obligasi Inggris, maka kondisi ini mengindikasikan pasar tetap skeptis terhadap prospek utang pemerintah. Saya pikir Sterling kemungkinan besar akan tetap volatile pada minggu ini," kata Carol Kong, analis strategi FX di Commonwealth Bank of Australia.