Berita seputar China sering muncul di media finansial dan dianggap sangat berpengaruh pada ekonomi global. Mengapa demikian dan apa pengaruh China yang perlu dipelajari?
China sudah lama dikenal sebagai salah satu negara superpower yang memiliki pengaruh besar termasuk dalam sektor ekonomi global. Tak main-main, pengaruhnya bahkan bisa menyaingi Amerika Serikat yang notabene memiliki mata uang paling banyak digunakan di dunia.
Mengapa kondisi perekonomian China dapat mempengaruhi pasar finansial dunia?
Kondisi Perekonomian China
Sebelum mengupas pengaruh besar China terhadap pasar finansial, baiknya Anda mengetahui terlebih dahulu bagaimana kondisi perekonomian negara ini. China menganut sistem perekonomian sosialis, yang artinya pasar dalam negara tersebut didominasi oleh sektor milik pemerintah dan reformasi pasar terbuka.
China juga dikenal sebagai eksportir berbagai produk industri. Negara ini memiliki rekor baik dalam tingkat ekspor di seluruh dunia.
Pada tahun 2022 lalu, China tercatat telah mengekspor produk dengan nilai total mencapai USD306.1 miliar. Jumlah ini sangat besar dibandingkan dengan negara-negara eksportir lain dan mengalami kenaikan pesat dibandingkan tahun sebelumnya.
Baca juga: Dampak Perdagangan Pada Nilai Mata Uang
China juga berhasil menjadi salah satu negara yang masuk ke dalam jajaran mesin utama pertumbuhan dunia. China memberikan kontribusi PDB hingga USD96.3 triliun atau sebanyak 18.6% dari PDB global pada 2021. Hingga saat ini, China menempati urutan ke-2 dalam kategori PDB terbesar di dunia, hanya satu langkah di belakang Amerika Serikat. Dengan skala SDM dan luasnya kapasitas yang dimiliki, tak sedikit analis yang memperkirakan jika China berpotensi menyalip posisi AS suatu saat nanti.
Break Down GDP Dunia Berdasarkan Negara
Pengaruh China Terhadap Sentimen Risiko
Ketika perekonomian China tengah mengalami guncangan hebat, sentimen risiko global cenderung menurun dan memicu perpindahan investasi dari aset-aset high-risk ke safe haven. Sebaliknya, pemulihan dan kenaikan ekonomi China biasanya memicu pertumbuhan minat risiko pasar, sehingga trader dan investor tak ragu menempatkan dananya ke aset-aset berimbal hasil tinggi.
Sebagai contoh, perekonomian China mengalami kemerosotan tajam setelah meluasnya wabah virus Corona yang memaksa pemerintah setempat untuk memberlakukan lockdown total selama tahun 2020.
Dinamika itu juga tercermin pada aset-aset berprofil risiko tinggi, salah satunya adalah harga minyak mentah. Pasalnya, China adalah salah satu konsumen minyak terbesar di dunia, sehingga stabilitas perekonomian negara ini akan sangat mempengaruhi volatilitas pergerakan minyak.
Pada bagian yang ditandai di atas, terlihat bahwa GDP China (area biru) anjlok pada tahun 2020 karena efek COVID. Hal sama juga terjadi pada harga minyak Brent (garis oranye) yang saat itu terpukul oleh risk-off global dan potensi penurunan demand dari China akibat kebijakan lockdown.
Hubungan China dan Amerika Serikat
Selain China, Amerika Serikat menjadi negara yang selalu disoroti jika berbicara mengenai perekonomian dunia. Negara ini dikenal memiliki pengaruh besar pada pasar finansial di seluruh penjuru dunia. Tak heran jika hubungan ekonomi kedua negara ini juga patut untuk dikaji dan ditelaah dengan lebih dalam.
Sebagai rekan dagang utama, China dan Amerika Serikat memiliki hubungan perekonomian yang erat. Kondisi kedua negara dapat saling mempengaruhi satu sama lain. Dalam kasus perlambatan laju ekonomi China, Amerika Serikat merasakan dampak yang cukup signifikan.
Laju perekonomian China yang melambat membuat permintaan ekspor di Amerika Serikat mengalami penurunan yang cukup drastis. Hal ini akan memberikan dampak besar pada kegiatan industri di Amerika Serikat. Industri yang paling terdampak dari hal ini antara lain pesawat terbang, otomotif, dan makanan.
Selain dalam sektor ekspor impor, perlambatan ekonomi China nyatanya juga dapat mempengaruhi pasar obligasi Amerika Serikat. China sendiri merupakan investor terbesar kedua dalam surat utang pemerintah Amerika Serikat. Jika perekonomian China mengalami perlambatan atau bahkan stagnan, maka peluang Amerika Serikat untuk menerbitkan utang baru akan sangat berkurang.
Berkurangnya kesempatan Amerika Serikat untuk menerbitkan surat utang memberikan pengaruh yang cukup besar di pasar finansial. Dampak nyata yang mungkin dirasakan adalah naiknya yield atau imbal hasil obligasi Amerika Serikat.
Akhir Kata
Secara keseluruhan, perekonomian China sangat berpengaruh terhadap kondisi finansial global karena ukurannya yang sangat masif dan berpotensi menyaingi Amerika Serikat. Selain karena perannya sebagai produsen, China juga memiliki total populasi terbanyak di dunia yang menciptakan salah satu pasar konsumen terbesar di dunia. Oleh karena itu, trader dan investor wajib memantau berita berdampak dari negeri Tirai Bambu ini, terlepas dari instrumen apa yang diperdagangkan.
Selain minyak, komoditas yang juga punya korelasi erat dengan ekonomi China adalah emas. Apabila Anda masih pemula dan tertarik trading emas, pahami dulu istilah apa saja yang perlu dipelajari terkait trading dan investasi emas.