Laporan PCE AS mengindikasikan bahwa inflasi negara tersebut masih cukup tinggi. Indeks dolar AS pun menguat menanggapi kondisi ini.
Laporan Belanja Konsumsi Personal (PCE) terbaru menujukkan bahwa tekanan inflasi AS masih cukup tinggi. Indeks Dolar AS (DXY) menanggapi hal ini dengan menguat sebanyak 0.5% ke kisaran 103.70. Penguatan Greenback menyebabkan gagalnya upaya rebound dari EUR/USD, GBP/USD, dan AUD/USD.
Indeks Harga PCE mengalami peningkatan sebanyak 0.2% (month-over-month) pada bulan Juli 2023. Angka tersebut sudah sesuai dengan ekspektasi pasar dan pertumbuhan periode sebelumnya. Indeks Harga PCE Inti dalam basis tahunan juga menanjak dari 4.1% menjadi 4.2%.
Data tersebut sedikit mengurangi kekhawatiran yang timbul akibat jatuhnya beberapa data tenaga kerja Amerika Serikat pada hari Selasa dan Rabu, sehingga nilai tukar dolar AS menguat. Akan tetapi, pasar masih menyangsikan prospek kenaikan suku bunga The Fed berikutnya.
"Dolar bernasib lebih baik karena data hari ini menandakan perekonomian Amerika masih optimistis," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera.
Meskipun begitu, Manimbo mengatakan bahwa dolar masih belum berada di posisi yang aman pekan ini. Pasalnya, data-data yang lebih lemah pada awal pekan menimbulkan keraguan terhadap prospek kenaikan suku bunga The Fed yang berkelanjutan.
Probabilitas Fed Rate Hike Turun
Menurut FedWatch CME, ada 89% peluang untuk skenario dimana The Fed mempertahankan suku bunga tetap dalam FOMC bulan September mendatang.
Sementara itu, penurunan data ADP Employment Change pada hari Rabu telah menyebabkan peluang skenario kenaikan suku bunga pada bulan November turun dari sekitar 51% menjadi hanya 44%. Hingga saat ini, belum ada peningkatan probabilitas yang signifikan.
Sementara itu, analis memperingatkan bahwa pasar kemungkinan akan bergerak dalam range sempit hingga data Non-farm Payroll Agustus 2023 rilis.