Mantan diplomat mata uang Jepang membeberkan bahwa ambang 155 adalah level psikologis yang dapat menarik banyak perhatian dan meningkatkan peluang intervensi.
Pasangan mata uang USD/JPY terus bergerak konstan di bawah 152 selama hampir dua minggu ini. Pasalnya, Menteri Keuangan Jepang terus-menerus menegaskan bahwa pihak pemerintah akan melakukan intervensi jika Yen terdepresiasi dengan pergerakan yang tidak wajar.
Berkaca pada peristiwa Oktober 2022, otoritas Jepang langsung turun tangan begitu USD/JPY menembus level 152. Alhasil, selama perdagangan hari ini pun (4/April), pair tersebut masih berkutat di sekitar 151.70 dalam rentang yang ketat.
Akan tetapi, Hiroshi Watanabe mengatakan bahwa pemerintah mungkin tidak akan bertindak jika Yen hanya breakout dari ambang 152.
Sebagai informasi, Watanabe pernah bertugas mengawasi kebijakan mata uang selama menjabat sebagai Wakil Menteri Keuangan Jepang untuk Urusan Luar Negeri pada tahun 2004-2007.
Menurut Watanabe, intervensi mungkin baru akan dilakukan jika USD/JPY sudah mencapai level psikologis penting di 155. Ia berpendapat bahwa breakout dari ambang tersebut akan memancing lebih banyak perhatian media sehingga meningkatkan peluang intervensi oleh pemerintah Jepang.
Baca Juga:Berita-Berita Lainnya dari Dunia Broker
Watanabe: Penguatan Yen Terhalang Dua Hal Ini
Hiroshi Watanabe berpendapat bahwa ada sejumlah faktor yang menghalangi rebound Yen, salah satunya adalah kesenjangan antara suku bunga Bank of Japan (BoJ) dan Federal Reserve.
Pada rapat kebijakan bulan lalu, BoJ menaikkan suku bunga menjadi 0.0% setelah menerapkan kebijakan suku bunga negatif selama 8 tahun. Sementara itu, suku bunga The Fed saat ini berada di tingkat 5.50%.
"Untuk saat ini, USD/JPY kemungkinan akan bergerak dalam kisaran 145-155... kesenjangan suku bunga antara Jepang dan Amerika Serikat yang besar menjadi salah satu faktor pemicunya," ujar Watanabe.
Selain itu, kurs Yen juga akan kesulitan menguat karena perusahaan Jepang kini tak lagi repatriasi keuntungan yang diperoleh dan malah menghabiskannya untuk investasi di luar negeri.
"Meskipun ekonomi Jepang membaik, itu tidak akan secara otomatis menguatkan Yen," pungkas Watanabe.