Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 2 hari, #Forex Fundamental   |   USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal   |   Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 2 hari, #Forex Fundamental   |   EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 2 hari, #Forex Teknikal   |   PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia   |   Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia

Aksi Ambil Untung Menghantui Dolar AS di Level Ekstrem

Hana Raisa 28 Sep 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita >   #dolar   #dolar-as
Meskipun ekspektasi suku bunga The Fed tetap tinggi, sebagian pelaku pasar memanfaatkan situasi untuk ambil keuntungan dengan menjual Dolar.

Dolar AS Tersandung Aksi Ambil Untung

Pada Kamis (28/September), nilai tukar Dolar AS melemah. Indeks Dolar AS (DXY) jatuh di angka 0.5% sampai kisaran 106.00 selama sesi New York, sehingga mungkin mengakhiri reli yang telah berlangsung sejak pekan lalu.

Data GDP (Produk Domestik Bruto) tumbuh sesuai ekspektasi sebelumnya, yakni 2.1% pada kuartal II/2023. Data klaim pengangguran menunjukkan 204k, lebih baik daripada estimasi konsensus yang diperkirakan 215k. Data Pending Home Sales merosot drastis sampai -7.1% pada Agustus 2023, jauh dari perkiraan pasar yang hanya -0.8%.

Data-data tersebut tidak mengubah persepsi pasar bahwa kondisi perekonomian AS relatif lebih kokoh daripada kawasan lain seperti China dan Eropa. Ekspektasi suku bunga The Fed juga tetap tinggi. Namun, sebagian pelaku pasar memanfaatkan momentum untuk ambil untung dengan menjual Dolar AS.

 

Penguatan Rival Greenback Hanya Sementara

Baik EUR/USD maupun GBP/USD naik lebih dari 0.6% dalam perdagangan intraday. AUD/USD bahkan menembus lebih dari 1.1%. USD/JPY terkoreksi tipis sekitar 0.3% sampai 149.20-an.

Sejumlah analis pasar berpendapat bahwa penguatan rival-rival Dolar AS saat ini kemungkinan hanya rebound sementara karena posisi berbagai pair sudah terlalu ekstrem.

George Vessey mengatakan bahwa kemungkinan sterling turun lebih lanjut dalam beberapa minggu dan beberapa bulan ke depan masih sangat besar. Menurut analis Convera tersebut, kemungkinan yang terjadi adalah rebound jangka pendek atau konsolidasi pada level saat ini. Pasalnya, indikator RSI harian menunjukkan GBP/USD oversold pada kondisi yang ekstrem.

Sementara itu, W. Brad Bechtel dari Jefferies LLC mengatakan bahwa tim mereka juga mengambil keuntungan dari posisi jual GBP/USD sebelum target mereka di 1.2000 karena pergerakan harga agak ekstrem dan USD kritis pada hampir semua parameter. Menurutnya, ada terlalu banyak persamaan dengan apa yang telah dilihat dalam siklus reli USD sebelumnya, terutama dalam kerangka waktu Musim Gugur. Akhirnya, terjadi koreksi signifikan sebelum aksi beli USD berlanjut. Bechtel juga mengungkapkan bahwa timnya sekarang sedang menunggu koreksi USD tersebut.

Para trader kini menunggu pidato Jerome Powell yang dijadwalkan malam ini serta rilis data indeks harga PCE besok. Kedua data tersebut berpeluang kecil untuk mengubah ekspektasi suku bunga The Fed, kecuali jika situasi aktual menyimpang terlalu jauh dari perkiraan pasar.

Terkait Lainnya
 

Kirim Komentar Baru