Tingkat inflasi Zona Euro secara tahunan menunjukkan kemunduran. Akibatnya, EUR/USD turun sampai 0.5%.
Selama perdagangan hari ini (30/November), pasangan mata uang EUR/USD merosot 0.5% sampai menyentuh level terendah 1.08792.
Pelemahan Euro dipicu oleh rilis data inflasi CPI (Consumer Price Index) Zona Euro petang ini. Laporan CPI periode November merosot sampai -0.5% secara MoM (month-over-month) sehingga laju inflasi tahunan mundur sampai 2.4%. Padahal, pasar mengantisipasi penurunan tahunan dari 2.9% ke 2.7% saja.
Data inflasi CPI Inti (Core CPI) justru turun lebih tajam sampai -0.6% MoM. Laju inflasi inti secara YoY (year-over-year) pun anjlok dari 4.2% menjadi 3.6%. Ini juga lebih buruk daripada perkiraan konsensus yang mengantisipasi penurunan sampai 3.9% saja.
Sebelumnya, para petinggi bank sentral Eropa (ECB) mengungkapkan bahwa penurunan inflasi inti lebih lambat daripada inflasi utama sehingga perlu waktu lebih untuk mencapai target inflasi 2%. Namun, dengan rilis data terbaru, pernyataan tersebut pun pupus.
Pasar: ECB Akan Segera Pangkas Suku Bunga
Berdasarkan laporan ECB September lalu, proyeksi laju inflasi rata-rata tahun ini adalah 3.3%. Akan tetapi, data terbaru menunjukkan inflasi rata-rata mungkin telah turun sampai 2.65%. Akibatnya, para investor kini memprediksi waktu pemangkasan suku bunga ECB lebih awal dan melakukan aksi short terhadap Euro.
Menurut Joe Tuckey dari Argentex Group, saat ini pasar mulai memperkirakan penurunan suku bunga ECB pada April 2024. Kepala analis forex tersebut juga mengatakan bahwa arah harga EUR/USD dalam beberapa minggu ke depan akan digerakkan oleh spekulasi pasar terkait waktu rate cut ECB dan Federal Reserve.
Raffi Boyadjian dari XM memperkirakan ECB akan lebih dulu melakukan rate cut daripada The Fed. Pasalnya, penurunan inflasi Amerika Serikat relatif lebih lambat daripada Zona Euro.
Indeks Harga PCE Inti (Core PCE Price Index) AS yang juga dirilis hari ini masih menunjukkan pertumbuhan 0.2% pada bulan Oktober. Laju tahunannya hanya turun sedikit dari 3.7% menjadi 3.5%, sesuai dengan estimasi konsensus.
Ditambah, laporan GDP AS yang rilis kemarin mencerminkan kinerja positif sehingga Greenback sedikit tersokong di tengah penantian pasar akan pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell.