Penguatan tajam EUR/USD akhir pekan lalu berisiko berbalik karena sejumlah faktor teknikal. Sementara itu, Bitcoin masih waspada meski sudah menembus 20,000.
Selamat pagi, para pencari profit! Euro dan sejumlah rival Dolar sukses menguat pesat. Akan tetapi, pasar ragu jika hal ini akan bertahan mengingat wacana kenaikan suku bunga The Fed masih agresif. Data inflasi AS pekan ini menjadi fokus pasar untuk menentukan sentimen kebijakan The Fed selanjutnya.
Bagaimana ulasan lengkap di setiap market? Mari kita bedah satu per satu.
Forex
Mengawali pekan ini (12/September), EUR/USD diperdagangkan bullish meski diprediksi bakal melemah hingga ke support 1.0035. Apa yang terjadi?
Fundamental
- Minggu ini, data CPI AS akan menjadi fokus utama.
- Inflasi tahunan AS diperkirakan mencapai 8.1%, lebih rendah dari rilis sebelumnya yang sebesar 8.5%.
- Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan bahwa saat ini masih terlalu dini untuk menilai apakah inflasi akan jatuh secara signifikan dan konsisten. Ia menambahkan lebih lanjut jika pasar tenaga kerja telah memudarkan tanda-tanda resesi ke depan dan tingkat kenaikan suku bunga akan bergantung pada hasil rilis data ekonomi.
- Di sisi lain, pengumuman kenaikan suku bunga 75 basis poin (bps) oleh bank sentral Eropa (ECB) masih mendukung penguatan Euro hingga awal pekan ini.
Teknikal
- Berdasarkan pengamatan analis FXStreet Ross J Burland, reli EUR/USD berpotensi terhenti dan ada risiko downside selama masih bergerak di bawah 1.0030.
- Chart mingguan menunjukkan harga tengah terkoreksi menuju neckline dari pola M. Meskipun ada ruang untuk koreksi lebih lanjut ke level Fibonacci 61.8% atau bahkan 78.6%, pola harmonik H4 justru menunjukkan trend bearish.
- Dari perspektif H1, support utama terlihat di level 1.0035, dan support berikutnya terlihat di 0.9950. Dalam skenario seperti itu, breakout dari support trendline akan membuka potensi penurunan lebih lanjut.
Kripto
Meski berhasil kembali di atas $20,000, Bitcoin belum bisa dikatakan sepenuhnya pulih. Pasalnya, pergerakan Bitcoin saat ini masih didominasi oleh sentimen bearish.
Fundamental
- BTC Fear & Greed Index kembali terjebak di zona "Extreme Fear" setelah turun dari 26/100 menjadi 25/100.
- Total market cap kripto global saat ini berada di kisaran $1.06 miliar.
- Menurut analis NewsBTC, Hououin Kyouma, "taker buy sell ratio" BTC saat ini mengalami kenaikan tertinggi dalam 636 hari.
- Sayangnya, rasio sell Bitcoin lebih tinggi dibandingkan rasio beli, yang mengisyaratkan bahwa pasar masih dikuasai oleh sentimen bearish.
Teknikal
- Setelah jatuh ke level $18,000 di minggu lalu, Bitcoin sedang reli bullish dan mencoba menguji level $22,000 pada time frame D1.
- BTC berada di area garis Moving Average 50 dan 100 yang saat ini berkonfluensi di sekitar area $22,000.
- Menurut analis CryptoPotato, CryptoVizArt, ada potensi bullish hingga ke area $24,000 jika Bitcoin berhasil menembus level Moving Average dan terjadi persilangan indikator MA.
- Sebaliknya, potensi Bitcoin kembali ke level $18,000 masih tinggi jika BTC justru tertolak dari level $22,000.
Emas
Rilis data inflasi AS akan menjadi fokus utama pekan ini. Pasalnya, performa CPI dapat mempengaruhi sentimen kebijakan The Fed yang sangat berdampak pada pergerakan emas saat ini.
Fundamental
- Penurunan harga minyak di AS diperkirakan dapat memicu penurunan inflasi hingga mencapai 8.1%.
- Sentimen risk-on membuat indeks dolar AS melemah hingga ke 108.90.
- Koreksi indeks dolar membuat emas tertopang naik ke atas $1700 dan bertahan di area tersebut hingga awal pekan ini.
Teknikal
- XAU/USD menunjukkan pullback yang lemah setelah sempat turun ke $1708. Saat ini, harga logam mulia berada di area $1715.
- Dalam grafik H4, XAU/USD mulai membentuk pola Ascending Triangle dengan resistance terdekat di harga $1726.
- Exponential Moving Average (EMA) periode 20 dan 50 saling bersilangan. Selain itu, indikator RSI juga berada di sekitar nilai 40-60 dalam beberapa waktu.
- Tim analis FXStreet berpendapat jika harga emas akan berada dalam kondisi sideways dalam beberapa waktu ke depan.
Saham
Dow Jones, S&P 500, dan NASDAQ 100 kompak menguat pada akhir pekan lalu. Sementara itu, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) diprediksi melemah hari ini. Meskipun begitu, analis berpendapat jika IHSG masih dapat menguat dalam rentang terbatas.
Saham AS
- Sejumlah saham AS akhirnya menguat setelah sempat merosot tiga minggu berturut-turut.
- Dow Jones Industrial Average terpantau menguat sebesar 2.7%.
- Tak jauh berbeda, S&P 500 menguat sebanyak 3.6% dan NASDAQ 100 melonjak 4.1%.
- Saham Roblox diperkirakan dapat berlanjut menguat sehubungan pengumuman update teknologi dari CEO David Baszucki.
Saham Indonesia
- Akhir pekan lalu, IHSG ditutup menguat 0.15% ke level 7242.
- Menurut analis Artha Sekuritas, Dennies Christoper Jordan, IHSG dapat melemah hari ini. Potensi menguat akan terbatas di area resistance 7272 dan 7303.
- Sementara itu, support IHSG terindikasi di 7208 dan 7175.
- Sejumlah emitten saham yang dapat dicermati hari ini adalah WIIM, RALS, TKIM, KLBF, AGRS, INDY, DOID, dan HRUM.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.