Data penjualan ritel Inggris mencerminkan situasi terburuk sejak lockdown pandemi COVID-19 dua tahun lalu. Alhasil, Pound sterling melemah dalam perdagangan hari ini.
Laporan retail sales (penjualan ritel) Inggris yang dirilis hari ini (17/November) telah memukul Pound sterling semakin jauh. Pasalnya, seluruh komponen data bulan Oktober lebih buruk dari ekspektasi sekaligus menurun drastis dibanding periode sebelumnya.
Retail sales untuk semua kelompok barang secara month-over-month anjlok di angka -0.3%, padahal konsensus mengharapkan pertumbuhan 0.3%. Data bulan sebelumnya juga turun setelah direvisi dari -0.9% menjadi -1.1%.
Secara tahunan (year-over-year), retail sales Inggris tercatat ambles dari -1.3% menjadi -2.7%.
Keseluruhan data tersebut adalah yang terburuk sejak Februari 2021, yakni saat masa lockdown akibat pandemi COVID-19. Akibatnya, Pound melemah selama perdagangan hari ini.
GBP/USD hanya berkutat di area 1.2400-an. GBP/JPY sempat menyentuh level 185.312—nyaris jatuh sebesar 1%. Sementara itu, EUR/GBP naik menuju level tertingginya sejak Mei 2023.
Pasar Yakin BoE Pangkas Suku Bunga Tahun Depan
Menanggapi laporan retail sales Inggris yang kompak memerah, para investor semakin yakin bahwa bank sentral Inggris (BoE) akan mulai memangkas suku bunga pada Mei 2024.
Meskipun pertumbuhan upah tenaga kerja Inggris membaik, tren inflasi menurun akan terus berlanjut apabila permintaan pasar kelak semakin berkurang.
David Alexander Meier dari Julius Baer berpendapat bahwa masa-masa terbaik bagi Pound sterling telah berakhir karena ekspektasi suku bunga BoE makin turun.
Menurutnya, konsumsi akan tetap lemah dengan biaya hipotek yang lebih tinggi tahun depan. Pemulihan ekonomi Inggris secara bertahap mungkin baru akan terjadi pada paruh kedua tahun 2024.
Sejumlah Analis Masih Optimis
Ada sekelompok pakar ekonomi yang berpandangan bahwa retail sales Inggris akan segera membaik karena menyambut momen Black Friday, yaitu ketika para pedagang ritel menawarkan diskon dan promosi besar-besaran. Momen ini sekaligus menandai awal tradisi belanja untuk Natal.
Danni Hewson dari AJ Bell berpendapat:
"Penting untuk diingat bahwa angka-angka (retail sales) ini adalah untuk bulan Oktober, di mana konsumen biasanya mulai berbelanja untuk Natal mereka... Pertanyaan yang muncul adalah, apakah kita sedang mengumpulkan uang kita untuk dibelanjakan pada hari-hari promosi besar seperti Black Friday, atau apakah tekanan harga telah mendorong orang untuk memikirkan ulang rencana Natal mereka sepenuhnya?"
Dari pernyataan Bell tersebut, ada indikasi bahwa retail sales Inggris bisa rebound dengan cepat di bulan November ini. Selain itu, ada pula analis lain yang berpendapat bahwa lesunya bisnis ritel Inggris bulan lalu diakibatkan oleh cuaca buruk belaka.