Inflasi AS bulan Juni semakin turun. Hal ini menyebabkan pasar makin yakin bahwa siklus pengetatan moneter Fed sudah mendekati akhir.
Publikasi data Inflasi Konsumen AS pada hari Rabu (13/Juli) menjadi katalis negatif yang menekan kurs dolar AS terhadap mata uang mayor lainnya. Indeks dolar AS pun terperosok sebanyak 0.7% ke 100.95, ini adalah level terendahnya sejak pertengahan bulan April lalu.
Biro Statistik AS tadi malam merilis data Consumer Price Indeks (CPI) tahunan yang tercatat menurun dari 4.0 persen menjadi 3.0 persen pada bulan Juni. Tak jauh berbeda, laju inflasi inti dalam basis tahunan ikut turun dari 5.3 persen menjadi 4.8 persen.
Sedangkan inflasi dalam skala bulanan tercatat hanya turun 0.2 persen (Month-over-Month) setelah turun 0.1 persen pada bulan sebelumnya. Kondisi serupa juga terlihat pada inflasi inti yang turun 0.2 persen MoM pada bulan Juni, sedikit melambat dibandingkan penurunan 0.4 persen pada periode sebelumnya.
Secara garis besar, data yang tersedia mengkonfirmasi adanya perlambatan inflasi yang semakin meluas. Hal ini mengindikasikan bahwa siklus pengetatan kebijakan moneter Federal Reserve (The Fed) akan segera berakhir.
Pasar juga berspekulasi bahwa The Fed hanya akan menaikkan suku bunga sekali lagi dalam tahun ini, bukan dua kali seperti yang sebelumnya diumumkan oleh The Fed.
Berdasarkan CME FedWatch, mayoritas pasar menyakini The Fed akan menaikkan suku bunga 25 bps pada pertemuan FOMC tanggal 25-26 Juli. Namun, peluang untuk adanya kenaikan suku bunga selanjutnya hanya sebesar 25%.
"The Fed mungkin telah menyudutkan dirinya sendiri dengan (wacana) kenaikan suku bunga 26 Juli. Data (inflasi) tidak mengonfirmasi bahwa mereka benar-benar perlu menaikkannya," kata Brian Jacobsen, kepala ekonom Annex Wealth Management, sebagaimana dilansir Reuters.
"Karena mereka keras kepala, mereka mungkin akan tetap melakukannya. Syukurlah pasar telah memperkirakan kenaikan itu. Akhir dari siklus kenaikan suku bunga sudah dekat."
Kemerosotan ekspektasi suku bunga The Fed berimbas negatif terhadap greenback. AUD/USD dan NZD/USD masing-masing reli sekitar 1.2%, EUR/USD melesat lebih dari 0.7%, sementara GBP/USD mencapai rekor tertinggi sejak April 2022. USD/JPY longsor hampir 1% hingga kembali ke kisaran 139.00 yang sempat dihuni pada awal Juni.
Tak jauh berbeda, USD/CHF anjlok ke level terendah multi-tahun pada 0.8690-an.