Dolar berkonsolidasi terhadap mata uang mayor akibat ketidakpastian terkait kisruh plafon utang AS dan rilis data inflasi.
Indeks dolar (DXY) bergerak konsolidatif dalam rentang 101.00 – 102.00. Ada dua hal yang membuat pergerakan dolar tertahan. Pertama, data inflasi AS terbaru memperkuat spekulasi bahwa kenaikan suku bunga oleh The Fed minggu lalu kemungkinan adalah yang terakhir dalam tahun ini. Hal ini menekan nilai tukar dolar AS. Kedua, isu plafon utang AS mencegah terjadinya pelemahan yang lebih tajam pada nilai tukar dolar AS.
Pada bulan April 2023, pertumbuhan data inflasi inti dan data inflasi untuk semua kelompok barang dan jasa di AS meningkat sebesar 0,4% (bulan ke bulan), sejalan dengan ekspektasi pasar. Inflasi inti dalam basis tahunan terkoreksi dari 5,6% menjadi 5,5%, sementara inflasi untuk semua kelompok barang menurun dari 5,0% menjadi 4,9%.
Data-data secara keseluruhan menunjukkan adanya penurunan tekanan inflasi. Dampak kebijakan moneter ketat yang diambil oleh The Fed sejak tahun lalu semakin meluas dalam perekonomian, sehingga bank sentral AS kemungkinan tidak perlu menaikkan suku bunga lagi.
"Rilis data inflasi AS bulan April telah sesuai dengan konsensus ekonom dan memperkuat pandangan kami bahwa The Fed sudah mengakhiri siklus pengetatan moneter," kata Karyne Charbonneau, ekonom senior CIBC Capital Markets dalam sebuah catatan.
Pada awalnya, pasar merespons dengan penurunan laju inflasi di AS dengan mendorong naik bursa saham Wall Street dan memicu penurunan nilai tukar dolar. Namun, kondisi ini tidak berlangsung lama karena pasar masih mengantisipasi kemungkinan terjadinya kisruh plafon utang AS, yang masih menjadi perdebatan di kongres.
Baca juga: Inflasi AS Melambat, EUR/USD Naik Terbatas
Pemerintah AS Belum Capai Kesepakatan
Hingga saat ini presiden Joe Biden dan elit politik belum mencapai kesepakatan untuk menaikkan plafon utang. Perpecahan terjadi di parlemen dimana partai Demokrat menginginkan plafon utang dinaikkan. Sebaliknya, partai Republik tidak mau begitu saja menyetujui sebelum adanya kesepakatan terkait beberapa isu penting lainnya.
Jika kesepakatan terkait plafon utang AS tidak dicapai pada tanggal 1 Juni mendatang, maka AS berisiko mengalami default dan pasar keuangan global dapat terguncang. Risiko ini membuat pasar cemas dan dapat mendukung pergerakan dolar AS dalam jangka pendek