Dalam satu minggu ini, akan ada pengumuman dari tiga bank sentral mayor dan berbagai data ekonomi berdampak besar.
Minggu ini adalah minggu yang sibuk. Pasalnya, kalender ekonomi dipenuhi agenda-agenda berdampak besar, khususnya bagi Dolar AS. Berikut adalah peristiwa penting tersebut:
- Hasil rapat kebijakan bank sentral Jepang (BoJ)
- Hasil rapat kebijakan bank sentral AS (Federal Reserve)
- Hasil rapat kebijakan bank sentral Inggris (BoE)
- Hasil survei PMI ISM
- Data inflasi Zona Euro
- Data Non-farm Payroll AS
Mengantisipasi Berbagai Kejutan, Pelemahan Dolar Hanya Sementara
Padatnya kalender ekonomi minggu ini mungkin akan hadirkan kejutan-kejutan baru di pasar.
Bank of Japan sudah memulai rapatnya hari ini (30/Oktober). Mayoritas investor memperkirakan hasil rapat besok kemungkinan tidak berbeda jauh dari rapat-rapat sebelumnya. Namun, ada segelintir trader yang mengharapkan BoJ akan bersikap lebih hawkish pada hasil rapat kali ini.
Dua bank sentral mayor lain, yakni The Fed dan BoE, masing-masing akan mengumumkan hasil rapat kebijakan dalam waktu yang berdekatan: The Fed pada hari Rabu (1/November) dan BoE pada hari Kamis (2/November).
Namun, para pelaku pasar lebih berfokus pada pernyataan dan konferensi pers yang mengiringi pengumuman tersebut karena mayoritas yakin kedua bank sentral tersebut tidak akan mengubah suku bunga.
Selain pengumuman bank sentral, data PMI ISM, inflasi Zona Euro, dan NFP AS, kemungkinan juga dapat menggerakkan berbagai pair forex secara signifikan selama minggu ini.
Menanggapi hal tersebut, Indeks Dolar AS (DXY) melemah sekitar 0.4% dari 106.581 ke 106.137 pada perdagangan hari ini (30/Oktober). Namun, para analis menilai bahwa penurunan tersebut tidak begitu berarti.
Helen Give, trader forex Monex USA di Washington mengatakan pelemahan Dolar tidak begitu signifikan hingga keluar dari pergerakan harga terkini.
Menurutnya, pelemahan Dolar mungkin akan lebih parah jika seandainya data GDP AS minggu lalu tidak begitu kuat. Give juga mengungkapkan bahwa para investor saat ini tetap meyakini ketangguhan perekonomian AS yang dapat terus menyokong Dolar.