Laporan NFP AS menujukkan hasil yang positif dan mendorong penguatan dolar AS. Tetapi, rangkaian data NFP lainnya kurang menggembirakan.
Nonfarm Payroll AS (NFP) yang baru dirilis, membukukan kenaikan. Kondisi ini menyebabkan Indeks dolar AS sukses menguat lebih dari 0.5% ke level 104.17. Greenback juga unggul terhadap sejumlah rivalnya di pasar forex.
Nonfarm Payroll mencatat penambahan sebanyak 187k pekerjaan pada bulan Agustus 2023. Jumlah ini lebih tinggi daripada penambahan sebesar 157k pada periode sebelumnya, sekaligus melampaui perkiraan konsensus yang mencapai 170k.
Meski demkian, rangkaian data lainnya lainnya kurang menggembirakan. Tingkat pengangguran AS meningkat drastis dari 3.5% menjadi 3.8%. Angka ini lebih buruk dari perkiraan konsensus yang berharap tingkat pengangguran tak berubah. Sementara itu, pendapatan rata-rata per jam juga mengalami penurunan dari 4.4% menjadi 4.3% dalam basis tahunan.
Ada sejumlah hal yang menyebabkan anomali data-data tersebut. Penyebab pertama adalah mogok kerja yang dilakukan lebih dari 16,000 artis Hollywood yang tergabung dalam Screen Actors Guild-American Federation of Television and Radio Artists (SAG-AFTRA).
Penyebab kedua adalah Yellow, perusahaan transportasi terbesar di AS mengajukan pailit Chapter 11 di awal Agustus. Perusahaan tersebut juga merumahkan kurang lebih 30,000 karyawannya.
Masih Ada Harapan Untuk Rate Hike
Saat ini, keyakinan pelaku pasar semakin kuat bahwa The Fed tidak akan melakukan kenaikan suku bunga pada bulan September mengingat situasi saat ini. Namun, masih ada harapan untuk satu kenaikan suku bunga lagi setelah bulan September.
"Pasar bereaksi positif terhadap data ketenagakerjaan itu," kata Alex McGrath, CIO di NorthEnd Private Wealth in Greenville South Carolina, sebagaimana dilansir dari Reuters.
Meski tak sepenuhnya yakin data tersebut akan menggugah The Fed, McGrath memperkirakan bank sentral AS tetap akan menaikkan suku bunga tahun ini setelah bulan September. Kesimpulan ini diambilnya berdasarkan pengamatan di pasar komoditas.
Ia menambahkan, kenaikan harga komoditas mengindikasikan inflasi akan berlanjut. Hal ini dapat mendukung kenaikan suku bunga di masa depan.