Dengan EUR/USD yang semakin kehilangan momentum dan USD/CAD yang menunjukkan performa solid, Dolar terlihat masih dominan. Sementara itu, Solana diprediksi bullish meski sering trouble.
Selamat pagi, para pencari profit! Detik-detik menyambut pengumuman kebijakan The Fed diwarnai dengan penurunan EUR/USD, Solana yang bertendensi bullish di tengah aksi jual kripto, harga emas yang gagal memanfaatkan momentum risk-aversion, dan pasar saham AS yang mulai kelimpungan. Namun, kinerja saham Indonesia justru cukup meyakinkan. Mari simak analisanya satu per satu.
Forex
Rangkuman kinerja pasar USD/CAD pagi ini masih dibayangi penantian keputusan The Fed. Sementara itu, krisis gas di Eropa terus mengikis EUR/USD.
Fundamental
- EUR/USD merosot 1.0% setelah Uni Eropa menyetujui pengurangan penggunaan gas darurat.
- Para Menteri Energi di kawasan Uni Eropa menyetujui rencana mengurangi penggunaan gas mereka di tengah kekhawatiran embargo ekspor gas Rusia. Gazprom milik Rusia minggu ini telah mengurangi aliran gas ke Jerman melalui pipa Nord Stream 1 menjadi hanya 20% dari kapasitas biasanya.
- Penjatahan gas kemungkinan akan sangat membebani sektor industri energi Eropa.
- Sehingga, tak heran jika Euro saat ini menjadi salah satu mata uang berkinerja terburuk, disusul perkembangan terakhir yang semakin meningkatkan risiko resesi Uni Eropa tahun ini.
- USD/CAD tampak ditradingkan mendatar untuk sesi Asia menjelang keputusan suku bunga The Fed.
- Hasil rapat FOMC selama dua hari diperkirakan akan menaikkan suku bunga 75 bp menjadi 2.50%.
- Jerome Powell juga diekspektasikan untuk membuka peluang kenaikan suku bunga dalam besaran yang sama untuk beberapa waktu ke depan. Dalam hal ini, panduan kebijakan The Fed juga akan menjadi fokus yang diperhatikan pasar.
Teknikal
- AI Brooks dari investing melihat kemungkinan bullish EUR/USD akan menyerah dalam jangka pendek, terutama setelah harga tertahan di sekitar Moving Average dalam beberapa waktu terakhir.
- Kemungkinan besar, aksi jual hari ini bakal membentuk pullback sebelum harga menguat.
- EUR/USD bisa angka psikologis 1.0000 sebelum menguji level terendah 2017 lagi dan bottom area Mei – Juni silam.
- Di sisi lain, USD/CAD diperdagangkan kembali di atas SMA 50 (1.2854) setelah rebound dari level terendah bulanan (1.2816).
- David Song dari DailyFX berpendapat jika USD/CAD mampu bertahan di atas MA apabila pengumuman The Fed sesuai ekspektasi pasar.
Kripto
Market kripto masih belum dikatakan baik-baik saja. Pasalnya, dua aset terpopuler Bitcoin dan Ethereum kembali mengalami penurunan. Di lain sisi, altcoin seperti Solana justru berpotensi mengalami kenaikan 40% di bulan Agustus mendatang.
Fundamental
- Saham Coinbase dan MicroStrategy mengalami penurunan karena menunggu pertemuan Federal Reserve dan laporan PDB Q2.
- Market kripto kembali menghadapi gelombang sell-off.
- Aset-aset yang dibangun di atas jaringan Ethereum seperti LDO, CVX, UNI, dan MATIC mengalami penurunan dalam 24 jam terakhir.
- Kembali menurunnya harga Ethereum menimbulkan keraguan pada potensi "The Merge" upgrade Proof-of-Stake ETH.
- Berdasarkan data Messari, Solana (SOL) mengalami penurunan pendapatan sebanyak 44% dalam basis kuartalan akibat pemadaman jaringan yang terjadi secara berulang.
Teknikal
- Bitcoin diperdagangkan di area $21,000 setelah menurun sebanyak 4.9%.
- Ethereum juga bergerak ke area $1390 setelah mengalami penurunan 9.1%.
- Pada daily chart, pergerakan Solana berkonsolidasi di area Bearish Flag yang lazimnya muncul pada tren turun dan mengindikasikan penurunan lanjutan.
- Kabar baiknya, pola Bearish Flag belum terjadi sepenuhnya. Yashu Gola dari Cointelegraph mengamati jika harga Solana masih tertahan di area support dan berpotensi reli ke $49.50 hingga bulan depan.
Emas
Mulai timbul kekhawatiran resesi global dari perang Rusia-Ukraina dan peningkatan inflasi. IMF bahkan telah memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk tahun ini.
Fundamental
- Harga emas di pasar spot masih bertahan di sekitar area $1718.
- IMF memangkas perkiraan pertumbuhan globalnya lagi tahun ini, dari 3.6% pada bulan April lalu menjadi 2.9%.
- Meski saham-saham Eropa mengalami kenaikan moderat, sentimen pasar semakin memburuk dengan potensi pemotongan pasokan gas ke Eropa akibat sanksi perang Rusia-Ukraina.
Teknikal
- Menurut pengamatan analis FXStreet, XAU/USD terbilang sangat bearish di chart daily. Resistance dinamis (SMA 20) saat ini terlihat di sekitar $1742.
- Indikator Momentum telah bergerak menuju level negatif, sedangkan RSI belum menunjukkan tendensi arah yang pasti. Kedua indikator ini menunjukkan bahwa seller masih memegang kendali.
- Pada chart H4, XAU/USD telah jatuh di bawah SMA 20. Sementara itu, SMA 100 sudah lebih dulu bearish.
- Sinyal RSI H4 telah bergerak sedikit rendah di sekitar garis tengah, hal ini menunjukkan belum adanya kekuatan untuk menciptakan momentum.
Saham
Saham AS terperosok akibat tingginya kekhawatiran para pelaku pasar terkait ekonomi di negara tersebut. NASDAQ 100 jatuh ke level 12,087 akibat anjloknya harga saham penting seperti Tesla. Di sisi lain, IHSG justru menunjukkan penguatan sebesar 0.19%. Beberapa analis berpendapat bahwa saham Indonesia memiliki potensi untuk terus melaju di jalur hijau hari ini.
Saham AS
- Saham AS merosot dipicu kekhawatiran pasar akan prospek ekonomi AS di masa depan.
- Banyaknya data yang mengecewakan memupuk sentimen negatif di kalangan pelaku pasar.
- Indeks saham S&P 500 anjlok 1.15% ke level 3921.
- NASDAQ 100 turun 1.96% ke 12,087 akibat jatuhnya harga saham Amazon, Tesla, dan Meta Platforms.
- Pasar masih fokus pada kebijakan FOMC yang akan diumumkan dini hari besok.
Saham Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terpantau menguat sebesar 0.19% ke level 6.871,53.
- Menurut analis saham Pilarmas Investindo Sekuritas, Desy Israhyanti, pergerakan saham Indonesia menguat karena pengaruh bursa Asia yang mayoritas sedang menanjak.
- Desy juga memperkirakan pelonggaran aktivitas di China berpotensi menjadi katalis yang dapat meneruskan penguatan IHSG.
- Namun, Andhika Cipta Labora dari Kanaka Hita Solvera justru memprediksi jika IHSG berpeluang untuk mengalami penurunan.
- Menurutnya, hal ini disebabkan karena level inflasi AS yang semakin meninggi dalam laporan CPI terbaru.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.