Setiap orang pastinya memiliki strategi yang digunakan trading saham. Tapi tidak ada salahnya kalau Anda menambah wawasan tentang ulasan berikut ini.
Pada dasarnya, setiap investor pasti memerlukan strategi untuk mendapatkan profit yang optimal di masa mendatang. Strategi yang digunakan satu trader dengan trader lainnya memiliki perbedaan, sesuai dengan karakteristik trading masing-masing. Dalam artikel yang dilansir dari TheBalance[dot]com ini, kami memberikan lima strategi yang dapat digunakan sebagai pandangan Anda dalam trading saham. Apa saja?
1. Mencermati Nilai RSI
Relative Strength Index (RSI) adalah ukuran bagaimana pergerakan harga berada pada posisi overbought atau oversold. Anda sebagai trader tidak perlu melakukan perhitungan matematika untuk mengetahui nilai RSI. Sebab, RSI sudah dapat Anda ketahui secera otomatis melalui chart trading di platform. Standarnya, time frame dalam penghitungan RSI menggunakan periode 14 hari terakhir. Setelah itu, dilakukan penghitungan rata-rata peningkatan dan rata-rata penurunan dalam periode tersebut. Penghitungan itu memunculkan nilai antara 0 hingga 100.
Interpretasi umum adalah bahwa setiap saham dengan RSI kurang dari 30 maka dikatakan "oversold," sementara nilai di atas 70 berarti saham "overbought". Sebagai indikator momentum, saat overbought, harga saham didorong ke level yang sangat tinggi, dan jika harga saham turun kembali, maka dikarenakan pola pembelian menjadi normal di hari mendatang. Dalam kasus saham oversold, RSI menunjukkan bahwa saham kemungkinan besar akan mengalami peningkatan dalam beberapa hari selanjutnya. RSI dapat memberikan sinyal harga dengan akurasi lebih baik dibandingkan dengan indikator lainnya.
Selanjutnya, Anda dapat menggabungkan RSI dengan indikator lainnya, seperti stochastic, untuk memperkuat keputusan waktu menjual maupun membeli saham secara tepat. Misalnya saat nilai RSI di atas 70, yang menjadi waktu tepat untuk menjual saham Anda. Sebaliknya, jika RSI masuk ke level rendah sekitar 25, maka Anda perlu mempertimbangkan untuk hold saham, karena saham memiliki peluang akan meningkat pada level ini.
Grafik di atas menunjukkan harga saham PT Wijaya Karya (WIKA) dan nilai RSI mulai bulan Mei hingga Juni 2019. Anda dapat mencermati level oversold dan overbought dari saham WIKA untuk menentukan keputusan investasi trader.
2. Rata-Rata Kenaikan Harga
Anda pasti sudah pernah mendengar tentang averaging down. Jika belum, konsep ini menggambarkan saat Anda membeli saham lebih banyak pada saham yang nilainya mengalami penurunan (dibandingkan dengan harga yang Anda beli sebelumnya di saham yang sama.
Apabila Anda masih merasa bingung, Anda dapat mencermati contohnya sebagai berikut. Misalnya, Anda membeli saham A yang sudah menjadi favorit Anda di harga Rp1,000. Pada periode selanjutnya, harga saham A merosot ke Rp700. Jika Anda membeli lebih banyak saham A dengan harga baru yang lebih rendah ini, maka harga rata-rata yang anda bayarkan per saham akan jauh lebih rendah. Dalam contoh kasus itu, Anda akan mendapatkan keuntungan lebih banyak, tergantung dengan jumlah saham yang Anda beli di titik-titik harga tertentu. Keuntungan dapat diperoleh dengan membandingkan terhadap harga saat ini.
Terkadang strategi itu bisa berhasil, namun Anda sebaiknya jangan menerima konsep itu secara mentah-mentah. Karena bisa jadi harga saham malah memburuk atau terus mengalami penurunan. Bagi Anda yang kurang berpengalaman, hal tersebut tentu akan merugikan investasi Anda. Dengan begitu, Anda perlu memperhatikan rata-rata kenaikan harga saat membeli saham yang disukai. Data history saham dan penghitungan kenaikan harga saham menjadi kombinasi konsep yang penting.
Jika Anda sudah membeli saham A, lalu saham itu menunjukkan tren kenaikan, maka masuk akal apabila Anda membeli lebih banyak lagi pada saham A. Karena saham yang naik, berpeluang besar berada di jalur yang sama persis dan mengarah ke level yang lebih tinggi lagi.
3. Menentukan Stop Loss
Penggunaan Stop Loss (SL) ini hanya berlaku untuk trading saham luar negeri yang platformnya menyediakan fasilitas SL. Terutama untuk saham dengan pergerakan fluktuatif, Anda perlu menggunakan Stop Loss atau level di mana Anda akan melakukan aksi jual saat harga berada di posisi tersebut. Hal ini dapat membatasi risiko dari penurunan harga yang signifikan. Strategi ini melibatkan "harga pemicu" yang sedikit lebih rendah dari harga saat Anda membeli saham pertama kali, dan kemudian menjual segera jika investasi turun ke tingkat itu dikarenakan alasan apa pun.
(Baca juga: 5 Alasan Orang Takut Investasi Saham)
Misalnya, Anda membeli saham dengan harga Rp1,000, dan Anda menetapkan stop loss pada level Rp990. Jika saham jatuh ke level itu, Anda langsung menjual saham tersebut. Dalam kondisi ini, Anda hanya membuang uang karena jual saat harga turun, dengan selisih Rp10 dari harga beli sebelumnya. Maka dari contoh pemasangan Stop Loss otomatis yang baik digunakan adalah tidak terlalu dekat dan tidak terlalu jauh dari harga belinya, yaitu sekitar 10%-15% dari harga beli. Namun, untuk saham di Indonesia, Anda harus melakukan setting agar mendapatkan nilai Stop Loss.
4. Terjun Ke Lapangan
Sesekali Anda perlu berkunjung ke perusahaan yang merupakan tempat Anda beinvestasi. Kemudian, lakukan hal-hal yang dibutuhkan untuk mengamati kinerja perusahaan tersebut, di antaranya menilai seberapa baik kualitas kinerja karyawan, produk dan pelayanan yang diberikan, serta ajukan beberapa pertanyaan kepada karyawan dan pimpinan perusahaan terkait pengembangan kinerja perusahaan ke depannya. Hal tersebut dapat digunakan sebagai perbandingan kesesuaian antara aksi Anda dalam trading dan fakta di lapangan.
Umumnya, Anda akan mendapatkan wawasan baru, yang TIDAK PERNAH Anda dapatkan dari halaman web mereka, ruang obrolan online, maupun dengan membaca laporan keuangan perusahaan, atau bahkan melalui percakapan melalui telepon. Dari semua itu, akan tumbuh suatu kejelasan dalam mengukur kinerja nilai perusahaan ke depannya, sehingga keputusan transasksi investasi Anda akan lebih sangat menguntungkan.
5. "Berteman Dengan Musuh"
Ketika berbicara tentang perusahaan dan produk, pelaku usaha pasti akan menjelaskan dengan kemampuan terbaik dan pemaparan luar biasa terkait keunggulan produknya, serta mereka dapat mengeluarkan daftar betapa hebatnya layanan atau widget mereka sambil menghindari hal yang negatif. Dalam kasus tertentu, Anda dapat melakukan analisis dengan menghubungi atau mengamati produk kompetitor dari perusahaan yang akan dijadikan sebagai tempat investasi Anda.
Begitu juga dengan perusahaan lawan, akan menjelaskan perbedaan keunggulan produk yang dimiliki. Anda mungkin dikejutkan oleh semua wawasan dan pemikiran yang Anda pelajari, yang tidak pernah dapat diungkap hanya dengan berbicara dengan perusahaan itu sendiri. Anda akan menemukan beberapa pengetahuan yang akan membantu uji analisis dari perusahaan sejenis dan menentukan perusahaan mana yang selanjutnya akan Anda tanamkan investasi.
Dengan menggunakan lima strategi yang jarang diperhatikan trader ini, diharapkan dapat membantu Anda dalam meraup profit yang lebih besar. Karena strategi-strategi di atas sudah lolos dari pengujian dalam beberapa periode trading saham. Anda juga dapat menggabungkannya dengan indikator teknikal yang digunakan sebelumnya.