Gubernur BoJ Ueda: Penurunan Yen yang cepat dan sepihak berdampak negatif pada perekonomian, 1 hari, #Forex Fundamental | GBP/USD rapuh jelang pengumuman kebijakan BoE, 1 hari, #Forex Fundamental | Pound Sterling jatuh karena pemulihan dolar AS, ketidakpastian jelang keputusan kebijakan BoE, 1 hari, #Forex Fundamental | USD/JPY melonjak ke dekat level 155.50 saat the Fed diprakirakan mempertahankan suku bunga kebijakannya, 1 hari, #Forex Teknikal | PT Bank JTrust Indonesia Tbk (BCIC) membukukan laba bersih sebesar Rp44.02 miliar periode Januari-Maret 2024, 1 hari, #Saham Indonesia | PT Garuda Metalindo Tbk (BOLT) mencatatkan penyusutan penjualan sebesar 11.25% YoY menjadi Rp365.38 miliar, 1 hari, #Saham Indonesia | PT Semen Indonesia (Persero) Tbk (SMGR) membagikan dividen tunai sebesar Rp572.04 miliar dari laba bersih tahun buku 2023, 1 hari, #Saham Indonesia | PT TBS Energi Utama Tbk (TOBA) mengemas laba tahun berjalan pada kuartal 1/2024 sebesar $16.4 juta atau naik sekitar 12.3%, 1 hari, #Saham Indonesia

Dolar Australia Lesu Imbas Data PMI China Jatuh

Hana Raisa 31 Oct 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita > #china #dolar #dolar-australia #pmi
Data PMI manufaktur dan non-manufaktur China menunjukkan kemunduran sehingga berdampak negatif pada Dolar Australia.

Dolar Australia melemah terhadap rival-rivalnya dalam perdagangan hari ini (31/Oktober) karena aktivitas bisnis China, mitra dagang utama Australia, mengalami pelemahan lagi.

AUD/USD turun sekitar 0.5% dan sempat menyentuh 0.63143. AUD/NZD merosot dari 1.08996 ke 1.08715. Dolar Australia juga melemah terhadap Euro dan mata uang utama lainnya, kecuali Yen Jepang yang ambles akibat pengumuman BoJ hari ini.

Seperti yang dikatakan oleh Valentin Marinov, Kepala Strategi Forex G10 di Crédit Agricole:

"Data PMI China yang lemah menyebabkan Dolar Australia berada tidak jauh di belakang Yen."

Penurunan performa Aussie dipicu oleh kemunduran sektor bisnis China dari hasil survei Purchasing Managers' Index (PMI) bulan Oktober 2023, baik bidang manufaktur maupun non-manufaktur.

Skor PMI manufaktur China turun dari 50.2 menjadi 49.5, sekaligus menandakan perubahan situasi dari ekspansif menjadi kontraksi. Skor PMI non-manufaktur China juga tergelincir dari 51.7 ke 50.6, jauh dari estimasi konsensus yang sebesar 51.8.

Sejumlah Analis Tetap Optimis

Meskipun bisnis China kembali jatuh, sejumlah analis percaya bahwa data-data yang dirilis hari ini akan mendorong pemerintah China untuk mengeluarkan stimulus lebih banyak lagi.

Sebagian bahkan menilai data-data tersebut tak akan berkelanjutan. Ada juga yang menyarankan agar menunggu rilis data PMI China versi Caixin besok (1/November) untuk hasil lebih akurat.

Salah satu dari analis tersebut adalah Kristina Clifton, pakar strategi forex di Commonwealth Bank Australia. Clifton berpendapat bahwa data PMI China yang lemah kemungkinan merefleksikan liburan delapan hari pada awal bulan dan bukannya kemunduran dalam pemulihan ekonomi.

Lebih lanjut, Clifton memperkirakan akan ada pemulihan bertahap dalam perekonomian China pada bulan-bulan berikutnya.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait