XAU/USD masih wait and see karena trader tunggu NFP AS, 2 hari, #Emas Fundamental | EUR/JPY berada dalam tekanan jual di bawah harga 164.50, kondisi RSI yang oversold dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal | GBP/USD bergerak di atas level 1.2550, menguji batas atas channel, 2 hari, #Forex Teknikal | EUR/USD naik mendekati level 1.0750 karena sentimen risiko kembali netral, 2 hari, #Forex Teknikal | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka menguat pada awal perdagangan Jumat (3/Mei), naik 0.4% ke 7,160, 2 hari, #Saham Indonesia | PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) membukukan rugi tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp691.2 miliar per Maret 2023. , 2 hari, #Saham Indonesia | PT Mitrabara Adiperdana Tbk. (MBAP) menganggarkan belanja modal dan investasi senilai $58 juta, 2 hari, #Saham Indonesia | PT Sumber Sinergi Makmur Tbk. (IOTF) atau Fox Logger membidik peluang bisnis dari implementasi pembayaran tol tanpa sentuh berbasis Global Navigation Satellite System yang akan segera diterapkan di Indonesia, 2 hari, #Saham Indonesia

Minyak Menguat Seiring Redanya Kepanikan Pasar

Crypholic 20 Mar 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita > #harga-minyak #minyak
Kekhawatiran pasar berangsur mereda setelah UBS resmi mengakuisisi Credit Suisse. Hal ini menyebabkan harga aset berisiko seperti minyak ikut menguat.

Harga minyak dunia menguat terbatas pada perdagangan Senin (20/Maret) Pada saat berita ini dimuat, minyak Brent tercatat menguat 0.76% pada kisaran $73.07 per barel. Sementara itu minyak mentah AS bergerak pada kisaran $66.80-an per barel atau menguat 0.91% dari harga open harian.

Harga minyak pada pekan lalu terperosok lebih dari 10% akibat krisis perbankan yang tengah melanda Credit Suisse. Kepanikan pasar berangsur mereda setelah muncul kabar positif pada hari Minggu kemarin, UBS sepakat untuk memberikan bantuan kepada Credit Suisse. Kesepakatan tersebut membantu memperbaiki sentimen negatif pasar. Hasilnya, pergerakan aset beresiko termasuk pasar minyak mentah diuntungkan.

Federal Reserve dan bank sentral Eropa (ECB) juga memberikan dukungan dengan menyuntikkan likuiditas ke pasaran dan berkomitmen membantu bank yang mengalami kesulitan finansial.

"Deal yang tercapai antara UBS dan Credit Suisse bersamaan komitmen dari bank sentral dalam mengambil langkah-langkah preventif dengan menyuntikkan likuiditas ke pasar keuangan telah membantu memulihkan kepercayaan pelaku pasar. Hal ini menjadi katalis yang mendukung pergerakan aset beresiko, termasuk harga minyak mentah. Kami memperkirakan reli akan terus berlanjut apabila nantinya The Fed menyampaikan statement dovish terkait prospek suku bunga," ungkap analis CMC Markets, Tina Teng dalam sebuah catatan.

Fokus Setelah Ini: Pengumuman The Fed

Perhatian pasar pekan ini memang sedang tertuju pada pengumuman suku bunga Federal Reserve pada hari Rabu (22/Maret). Probabilitias The Fed untuk menaikkan suku bunga 25 bps kini mencapai 60%. Perlambatan rate hike ini dilakukan setelah muncul tanda-tanda kerusakan ekonomi akibat dampak suku bunga tinggi. Bahkan beberapa petinggi The Fed belum lama ini mendesak bank sentral AS itu segera mengakhiri trend kenaikan suku bunga karena terbukti menyebabkan krisis perbankan.

Baca juga: Mengapa The Fed dan Kebijakannya Sering Jadi Sorotan?

Selebihnya, pergerakan minyak akan berpengaruh pada hasil putusan The Fed terkait suku bunganya. Jika bank sentral AS tersebut beralih haluan menjadi dovish, tak menutup kemungkinan harga minyak akan menguat. Terlepas dari hal itu. Goldman Sach memperkirakan prospek minyak tahun ini tak lepas dari ancaman krisis perbankan serta risiko resesi.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait