Dolar melemah signifikan terhadap serangkaian mata uang mayor setelah publikaksi klaim pengangguran yang menunjukkan trend kenaikan sehingga meningkatkan ketidakpastian prospek suku bunga The Fed.
Data klaim pengangguran AS pada hari Kamis (08/Juni) menunjukkan kenaikan pesat. Akibatnya, prospek suku bunga The Fed kian tidak pasti menjelang rapat FOMC pekan depan dan menekan indeks dolar (DXY) ke level 103.30.
Data klaim pengangguran mingguan per 23 Mei 2023 yang sebelumnya dilaporkan mencapai 232 ribu, direvisi menjadi 233 ribu oleh Departemen Tenaga Kerja AS. Namun, jumlah klaim pengangguran terus meningkat hingga mencapai 261 ribu untuk pekan yang berakhir pada 3 Juni.
Laporan tersebut meningkatkan ketidakpastian prospek kenaikan suku bunga The Fed di sepanjang sisa tahun ini. Kondisi ini tentu saja berdampak langsung bagi kurs dolar AS. Namun, beberapa analis meyakini bahwa pelemahan dolar AS dalam jangka pendek masih terbatas pada kisaran konsolidasi. Spekulasi akan naik-turun seiring keluarnya data-data baru dari dalam dan luar negeri AS.
"Jumlah klaim pengangguran AS terbaru sedikit lebih banyak dari konsensus. Tetapi kita masih berada di area konsolidasi dan sekarang kita masih terperangkap (konsolidasi)," kata Marc Chandler, ahli strategi market di Bannockburn Global Forex.
"Kami melihat ada sedikit kemungkinan bagi The Fed untuk melakukan rate hike kembali antara pertemuan Juni atau Juli dan pasar lebih condong ke bulan Juli… Selanjutnya pasar berpikir tidak ada yang bisa dilakukan lagi (setelah itu) karena perekonomian tampaknya akan semakin melemah akibat suku bunga tinggi," lanjut Chandler.
Pendapat senada juga dilontarkan Bipan Rai, pakar strategi mata uang di CIBC Capital Markets. Menurutnya, USD melemah dalam basis bilateral dan trade-waighted hari ini. Seolah pasar menyikapi greenback dalam konteks The Fed menunda kenaikan suku bunga pekan depan, dan membandingkannya dengan sejumlah kejutan dari beberapa bank sentral lain selama sepekan terakhir.
Greenback Terancam Lanjutkan Bearish
Seperti yang telah diketahui, baru-baru ini bank sentral Australia dan Kanada secara mengejutkan menaikkan suku bunga di luar perkiraan konsensus. Dolar Australia dan dolar Kanada hingga saat ini masih mempertahankan penguatan yang mereka peroleh setelah peristiwa tersebut.
Pasar meyakini bahwa bank sentral Eropa (ECB) juga akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin dalam rapat kebijakannya minggu depan, yang mengakibatkan EUR/USD mengalami kenaikan lebih dari 0,7% ke kisaran 1,0780. Dolar AS menghadapi risiko penurunan lebih lanjut jika rapat FOMC The Fed minggu depan menghasilkan kebijakan yang lebih dovish dibandingkan dengan bank sentral utama lainnya.