Sentimen risiko global kembali surut setelah muncul sinyal ketidakpastian dari parlemen Inggris terkait kesepakatan Brexit. Selain itu, dampak konflik Rusia-Ukraina berpotensi merembet ke prospek pertumbuhan China.
Selamat pagi, para pencari profit! Pound merosot cukup signifikan pada perdagangan kemarin, sementara Bitcoin dan saham-saham AS juga tertekan. Di sisi lain, harga emas mulai menunjukkan sinyal pemulihan meski hanya secara teknikal.
Bagaimana ulasan lengkap di setiap market? Mari kita bedah satu per satu.
Forex
GBP/JPY diperdagangkan di sekitar 164.11 pagi ini (1/Maret). Kesepakatan Protokol Irlandia Utara dan kebijakan easy money BoJ masih menjadi fokus pasar.
Fundamental
- Kesepakatan awal antara Perdana Menteri Inggris Rishi Sunak dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengenai Protokol Irlandia Utara belum final karena masih harus mendapatkan persetujuan parlemen.
- Pemimpin Partai DUP belum memberikan lampu hijau untuk kesepakatan Brexit tersebut. Menurut kantor berita Daily Express, Boris Johnson meminta DUP berhati-hati dalam mendukung kesepakatan yang diupayakan Rishi Sunak.
- Sementara itu, peluang berlanjutnya kebijakan longgar Bank of Japan (BoJ) di bawah kepemimimpinan baru semakin kuat. Pasalnya, Wakil Gubernur BoJ yang baru, Shinichi Uchida, mengatakan tak berencana mengubah target inflasi 2.0% dan kebijakan Yield Curve Control yang sudah berlaku saat ini.
- Dari sisi data ekonomi, Produksi Industri Jepang menyusut 4.6% pada bulan Januari. Namun, Penjualan Ritel tumbuh dari 1.1% menjadi 1.9% dalam basis bulanan.
Teknikal
- Berdasarkan pengamatan analis FXStreet Christian Borjon Valencia, GBP/JPY mulai bangkit di 164.11 setelah melemah hingga 0.35% dan membentuk pola Inverted Hammer.
- RSI menunjukkan pergerakan flat di area bullish, sedangkan RoC (Rate of Change) mensinyalkan tekanan buy yang melemah. Dengan demikian, harga diprediksi mengalami penurunan lebih lanjut.
- Support GBP/JPY berada di 163.58 (level terendah harian 28 Februari). Jika level itu tertembus, harga berisiko tertekan hingga 162.59, 161.89, dan 161.74.
- Sebagai skenario alternatif, GBP/JPY berpotensi menguat sampai 165.00 dan 166.00 apabila mampu melewati resistance 164.00.
Kripto
Market kripto kembali masuk ke zona merah akibat munculnya sentimen negatif dari SEC dan Visa. Secara teknikal, Bitcoin perlu menguat di atas level Pivot untuk mengkonfirmasi pemulihan.
Fundamental
- Indeks Fear & Greed Bitcoin turun 3 poin ke angka 50/100, menetapkan sentimen BTC di zona "netral".
- Total market cap kripto global mencapai $1.06 triliun, turun sekitar 0.3% dari sesi perdagangan sebelumnya.
- Salah satu broker kenamaan AS, Robinhood, dituntut SEC atas layanan kriptonya dan akan dipanggil ke pengadilan.
- Visa dan Mastercard dirumorkan akan mempertimbangkan kembali adopsi kripto pada layanannya, sehingga menambah nuansa bearish di market kripto.
Teknikal
- Bitcoin diperdagangkan di area $23,200, turun tipis 0.58% secara harian.
- Menurut analis FXEmpire, Bob Mason, Bitcoin perlu menembus level Pivot $23,274 dan menargetkan area R1 ($23,483) untuk kembali mendapatkan momentum bullish.
- Keberhasilan menembus area Pivot dan R1 akan memicu BTC reli hingga ke area R2 $23,823.
- Jika harga BTC jatuh di bawah level Pivot, Bitcoin berpotensi terkoreksi ke area S1 $22,934 atau lebih rendah dari $22,500.
Emas
Harga emas masih terbebani oleh yield obligasi AS dan Indeks Dolar yang lebih kuat, prospek suku bunga The Fed, serta kekhawatiran yang berasal dari China. Namun secara teknikal, XAU/USD berpotensi melanjutkan kenaikan di atas $1830.
Fundamental
- Yield obligasi 10-tahunan AS menguat dari 3.91% hingga 3.94%, sementara DXY memulai bulan Maret dengan kenaikan di atas 105.
- Tak hanya itu, harga emas juga terbebani oleh memanasnya tensi geopolitik Rusia-Ukraina yang berdampak pada prospek ekonomi China.
- Sebagai informasi, China memberi bantuan militer pada Rusia dan berencana mengurangi stimulus bantuan ekonomi di saat yang sama.
- Di sisi lain, tiga bank sentral utama dunia (The Fed, ECB, dan BoE) mengatakan bahwa mereka masih akan mempertahankan kebijakan suku bunga tinggi untuk mengatasi inflasi.
Teknikal
- XAU/USD masih sulit menguat pada grafik H4, dibatasi oleh resistance dinamis dari garis SMA 50 yang berada di area $1830.
- Meski demikian, sinyal bullish dari indikator MACD dan RSI membuat XAU/USD berpotensi menembus resistance dinamis.
- Jika XAU/USD berhasil menembus resistance itu, harga emas berpeluang menargetkan $1848, $1870, dan $1890.
- Namun apabila harga emas justru turun di bawah $1819, XAU/USD berisiko melanjutkan pelemahan hingga $1785.
Saham
Sejumlah indeks saham AS diperdagangkan melemah pada hari Selasa. Sementara itu, IHSG sedang berada di fase konsolidasi akibat sejumlah faktor dari luar dan dalam negeri.
Saham AS
- Dow Jones mengalami pelemahan terbesar di antara indeks saham lainnya pada perdagangan kemarin. Indeks tersebut turun hingga 0.7% ke 32,656.
- S&P 500 merosot 0.3% ke 3970, dan NASDAQ turun 0.1% ke 11,455.
- Rivian Automotive Inc (NASDAQ:RIVN) terperosok 9.8% akibat laporan Q4 yang lebih rendah dari ekspektasi.
- Sebaliknya, HP Inc. (NYSE:HPQ) menguat 2.8% berkat EPS Q1 yang melebihi estimasi.
- Hari ini, pasar akan mencermati laporan PMI Manufaktur dan Jasa AS dari ISM.
Saham Indonesia
- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi 0.17% ke level 6843 pada sesi perdagangan hari Selasa.
- Research & Consulting Manager PT Infovesta Utama Nicodimus, Kristiantoro, melihat bahwa IHSG saat ini berada di fase konsolidasi.
- Salah satu sentimen yang mempengaruhi ketidakpastian IHSG adalah tensi geopolitik Rusia-Ukraina.
- Selain itu, data inflasi AS yang di luar ekspektasi juga menambah kekhawatiran pasar.
- Namun, laporan keuangan emiten berpotensi menjadi katalis yang dapat menahan pelemahan IHSG.
- Emiten yang dapat menjadi fokus hari ini adalah BBCA, BMRI, BBRI, BNGA, BJTM, ASII, TLKM, ICBP/INDF, KLBF, INCO, AKRA, dan GOTO.
Untuk mendalami ilmu trading di masing-masing pasar, Anda juga bisa belajar di kumpulan artikel Inbizia.