Harga minyak menguat pada perdagangan awal pekan. Hal ini tak lepas dari dukungan sejumlah faktor termasuk kebijakan OPEC.
Harga minyak mentah dunia menguat ke level tertinggi 4 bulan di awal pekan (08/Agustus). Brent Oil tercatat menguat 0.29 persen pada kisaran $86.20-an per barel, sedangkan minyak mental WTI berada pada kisaran $82.79 per barel atau menguat 0.24 persen secara harian.
Harga komoditas minyak memang mengalami penguatan sejak bulan Juni. Hal ini tidak terlepas dari keputusan Organisasi Negara Produsen Minyak (OPEC) untuk melakukan penyesuaian pasokan demi menjaga harga minyak.
Arab Saudi selaku produsen utama OPEC pada akhir pekan lalu memutuskan untuk memperpanjang pengurangan produksi mereka hingga akhir September.Langkah Saudi tersebut juga diikuti oleh Rusia yang mengumumkan rencana pengurangan output 300,000 barel per hari (bph) di awal bulan September mendatang.
Sejumlah analis mengatakan langkah yang dilakukan oleh Arab Saudi dan Rusia berperan sebagai katalis positif yang mendorong harga minyak. Tak heran jika dalam beberapa pekan terakhir, harga minyak mentah menguat hingga menyentuh level tertinggi sejak pertengah April.
"Kondisi yang terjadi saat ini adalah pengetatan pasokan ditambah dengan adanya penurunan persediaan minyak yang menjadi faktor utama dibalik reli bullish minyak mentah sejauh ini," ungkap seorang analis ANZ dalam sebuah catatan.
Pendapat serupa juga diungkapkan oleh Tina Teng, seorang analis dari CMC Markets. Dia menjelaskan bahwa kenaikan harga minyak didukung oleh berbagai faktor pendorong, termasuk pemangkasan produksi OPEC.
Dia juga mempertimbangkan stimulus dari China dan prospek ekonomi AS sebagai faktor yang mendorong harga minyak. Namun demikian, dari segi teknis, posisi harga minyak saat ini sedikit rentan karena berada di dalam zona resistensi jangka pendek, dan ada risiko koreksi yang terbatas.
Menurut Tony Scramore, seorang analis pasar dari IG, jika minyak WTI terus naik dan melampaui level psikologis di $84.00 per barel, hal ini akan membuka peluang kenaikan hingga mencapai $93.50 per barel.