EUR/USD naik karena tanda-tanda pelemahan lebih jauh dalam pasar tenaga kerja membebani dolar AS, 1 hari, #Forex Fundamental   |   Pound Sterling menguat saat PDB kuartal pertama Inggris memperbaiki prospek ekonomi, 1 hari, #Forex Fundamental   |   GBP/USD naik mendekati  level 1.2540, didorong oleh PDB Inggris yang lebih tinggi, 1 hari, #Forex Teknikal   |   Level resistance krusial EUR/USD akan muncul di area 1.0790-1.0800, 1 hari, #Forex Teknikal   |   PT Hillcon Tbk (HILL) mengalokasikan dana sebesar Rp600 miliar untuk belanja modal alias capital expenditure (capex) di 2024, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) telah menuntaskan divestasi 100% saham kepemilikannya di PT Paket Anak Bangsa (PAB) alias GoTo Logistics pada 7 Mei 2024. , 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Graha Mitra Asia Tbk (RELF) akan membagikan dividen final sebesar Rp1.14 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia   |   PT Indika Energy Tbk (INDY) akan membagikan dividen tunai senilai $30 juta dari tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia

Retail Sales di Bawah Ekspektasi, Dolar Tetap Menguat

Crypholic 17 May 2023
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita >   #dolar   #dolar-as   #retail-sales
Dolar menguat meski retail sales tak sesuai harapan. Saat ini, pasar masih mengkhawatirkan pertemuan terkait plafon utang AS.

Indeks dolar AS (DXY) sempat melemah ke kisaran 102.20, tetapi akhirnya menguat hingga 102.69 usai rilis data Penjualan Ritel di sesi New York. Meski data tersebut meleset dari ekspektasi, kinerjanya masih positif dan mendukung penguatan indeks dolar AS. Untuk sekarang, pasar masih fokus mencermati isu plafon utang AS.

Dolar AS Menguat Meski Data Retail Sales Dibawah Ekspektasi

Penjualan ritel di AS mengalami peningkatan sebesar 0.4% pada bulan April 2023, yang hanya setengah dari kenaikan 0.8% yang diharapkan oleh konsensus. Pertumbuhan penjualan ritel tahunan juga tercatat sebesar 1.60% saja, lebih rendah daripada ekspektasi konsensus yang sebesar 4.20%.

Meskipun angka-angka tersebut buruk, pasar meresponsnya dengan lebih positif karena adanya revisi data bulan Maret 2023 yang lebih buruk. Data penjualan ritel bulan Maret 2023 direvisi menjadi turun dari -0.6% menjadi -0.7% (month-over-month), serta dari 2.94% menjadi 2.42% (year-over-year).

"Data penjualan ritel AS rebound pada bulan April setelah mengalami pelemahan dalam dua bulan berturut-turut sebelumnya yang menandakan belanja konsumen masih solid," kata Vassili Serebriakov, pakar stretagi mata uang di UBS.

Ia kemudian menambahkan bahwa belanja ritel merupakan komponen terpenting dalam perekonomian dan memperkirakan indikator keyakinan bisnis lebih lemah dari indikator konsumen, atau sesuai dengan perkiraan selama ini.

Baca juga: Apa Itu Retail Sales dalam Analisa Trading?

 

Pasar Waspadai Negosiasi Plafon Utang AS

Sebagian besar ekonomi Amerika Serikat bergantung pada kontribusi belanja konsumen, yang memiliki dampak positif terhadap nilai dolar AS. Namun, saat ini pasar sedang khawatir mengenai negosiasi plafon utang AS. Pelaku pasar sedang menunggu pertemuan antara Presiden AS Joe Biden, Ketua DPR AS Kevin McCarthy, dan beberapa pemimpin kongres untuk membahas masalah kenaikan plafon utang pemerintah yang mendesak.

Hingga saat ini, belum ada tanda-tanda kemajuan yang jelas, padahal jika plafon utang tidak dinaikkan pada tanggal 1 Juni mendatang, AS menghadapi risiko kegagalan pembayaran utang.

"Kami melihat terdapat beberapa berita potensial tentang plafon utang AS. Kemungkinan tensi akan meningkat seiring dengan semakin dekatnya tenggat waktu yaitu pada 1 Juni. Jadi menurut kami ditengah ketidakpastian ini seharusnya pergerakan pasar akan dalam rentang terbatas dan tidak muncul tanda-tanda dorongan kuat ke arah tertentu," pungkas Serebriakov.

Terkait Lainnya
Kategori Terkait
 

Kirim Komentar Baru