Peningkatan pendapatan berperan penting dalam percepatan laju inflasi, sehingga berpotensi mendorong BoE untuk kembali meningkatkan suku bunga.
Laporan pekerjaan Inggris yang dirilis sore tadi menunjukkan situasi beragam. Meski demikian, nilai tukar Pound mengalami penguatan akibat adanya peningkatan yang berkelanjutan dalam data pendapatan masyarakat.
GBP/USD melonjak sekitar 0.4% hingga mencapai kisaran tertinggi harian di 1.2750-an, sementara GBP/JPY mencatat rekor tertinggi baru sejak Desember 2015.
Berdasarkan laporan, tingkat pengangguran Inggris naik dari 4.0% ke 4.2% di bulan Juni 2023. Tak hanya itu, klaim pengangguran di Inggris juga naik sebanyak 29.0k di bulan Juli 2023. Angka ini mengecewakan pasar yang mengharapkan penurunan sebesar 7.3k.
Data-data tersebut mengindikasikan adanya penurunan permintaan di pasar tenaga kerja Inggris. Meski begitu, pertumbuhan gaji tetap tinggi.
Indeks Pendapatan Rata-Rata Plus Bonus mengalami percepatan dari 7.2% menjadi 8.2% pada bulan Juni 2023, yang sebelumnya hanya diperkirakan akan mengalami kenaikan tipis hingga 7.3%. Indeks Pendapatan Rata-Rata Tanpa Bonus juga mengalami kenaikan dari 7.5% menjadi 7.8%.
Baca juga: Data Inflasi Inggris Picu Aksi Profit Taking, GBP/USD Merosot
BoE Diprediksi Dapat Naikkan Suku Bunga Lagi
Peningkatan pendapatan memiliki dampak besar terhadap laju inflasi, sehingga pertumbuhan gaji yang tinggi berpotensi mendorong inflasi untuk tetap tinggi. Keadaan seperti ini diperkirakan dapat mendorong Bank Sentral Inggris (BoE) untuk kembali menaikkan suku bunga pada bulan September mendatang sebesar 25 basis poin.
"Meskipun ada pelemahan yang tampak dalam rekrutmen dan ada perbaikan berkelanjutan dalam pasokan pekerja, Bank Sentral akan tetap fokus pada gaji," tulis James Smith, seorang ekonom di ING.
"Mengenai angka CPI (yang akan dirilis) besok, kami pikir ada beberapa ruang untuk kejutan positif pada inflasi jasa, tetapi pada akhirnya kenaikan suku bunga bulan September masih terlihat pasti," tambahnya.
Saat ini, sentimen negatif di pasar membatasi pergerakan mata uang high risk seperti Pound Sterling, sehingga dampak dari data ini tidak terlalu besar.
Selain itu, para pelaku pasar tengah menantikan rilis data inflasi konsumen Inggris pada hari Rabu dan data penjualan ritel Inggris pada hari Jumat. Kedua data tersebut berpotensi memberikan panduan tambahan terkait kebijakan suku bunga BoE dan arah pergerakan Sterling selanjutnya.