Beberapa indikator teknikal diklaim bisa memperkirakan arah harga dengan lebih akurat berdasarkan perubahan sentimen psikologi pasar. Apa saja itu?
Istilah psikologi pasar memang sering digunakan oleh media ataupun analis keuangan untuk menjelaskan pergerakan pasar yang disebabkan oleh faktor fundamental, namun ada beberapa indikator teknikal diklaim bisa memudahkan para trader dan investor dalam memperkirakan arah harga dengan lebih akurat berdasarkan perubahan sentimen.
Klaim tersebut juga didasari dengan alasan bahwa, pergerakan harga dan volume merupakan perubahan atau pergeseran sentimen, seperti fear and greed (ketakutan dan keserakahan). Sebenarnya, setiap indikator teknikal diciptakan berdasarkan prinsip-prinsip psikologi pasar, sehingga pemahaman mengenai perilaku harga di pasar dapat diketahui dengan memahami dasar penggunaan alat penanda teknikal tersebut.
Artikel ini akan membahas pemahaman dasar mengenai psikologi pasar, beserta beberapa indikator teknikal yang dapat mempermudah Anda memahami makna dari setiap pergerakan harga suatu aset di pasar.
DI
|
Daftar Isi |
Psikologi Pasar Berbeda Dengan Psikologi Trading
Berawal dari teori keuangan konvensional yang berasumsi bahwa harga selalu didasarkan pada pertimbangan rasional, namun kemudian gagal memperhitungkan dampak irasional kecenderungan psikologis trading secara global. Jadi, meski keduanya sama-sama perilaku yang didasari faktor emosional dan mental seperti keserakahan, ketakutan, kecemasan, dan keraguan, namun keduanya tidak bisa disamakan.
Baca Juga: 15 Buku Psikologi Trading Terbaik Untuk Trader Pemula
Psikologi pasar lebih mengacu pada perilaku dan sentimen para pelaku pasar secara global, yang dapat mempengaruhi perubahan arah tren harga. Sedangkan psikologi trading hanya dilihat dan berpengaruh pada satu individu saja.Berikut beberapa indikator yang bisa Anda gunakan untuk memahami psikologi pasar secara mudah.
MACD
Moving Averange Convergence Divergence atau disingkat MACD merupakan indikator teknikal simpel yang menggambarkan hubungan antara dua moving average dalam sebuah tren harga. Karena dua moving average dalam indikator ini bisa digunakan untuk melihat tren dan momentum, maka MACD juga sering dipakai guna memprediksi kapan harga akan bersifat bullish atau bearish.
ADX
Salah satu indikator buatan J. Welles Wilder yang sederhana ini sering digunakan untuk mengetahui arah dan mengukur kekuatan suatu tren. Meskipun Averange Directional Index atau ADX tergolong lagging atau lambat dalam mengantisipasi pergerakan harga, namun masih cukup bisa diandalkan kerena keefektifannya untuk mengetahui psikologi pasar. Pada prinsipnya, indikator ini menunjukkan kapan tren mulai terjadi dan melemah, hingga seberapa kekuatan tren tersebut.
Momentum
Indikator Momentum ini juga sering disebut Rate of Change (ROC), karena mengukur persentase perubahan harga antara harga saat ini dengan harga beberapa periode sebelumnya. Cara penggunaan indikator Momentum pun termasuk mudah, garis momentum akan naik ketika arah tren sedang kuat, dan sebaliknya akan turun saat tren melemah. Berkat kegunaannya tersebut, indikator Momentum dianggap bisa menjadi alat untuk mengetahui psikologi pasar.
Williams Percent Range
Williams Percent Range atau %R, merupakan indikator yang berfokus pada harga penutupan sebagai konsep dasar pembuatannya. Indikator ciptaan Larry Williams ini menunjukkan hubungan antara harga penutupan dan range harga, sehingga %R mampu memprediksi pembalikan arah harga dari beberapa candle sebelum benar-benar terjadi reversal, melalui kondisi overbought dan oversold.
Stochastic
Hampir sama dengan William Percent Range, indikator Stochastic juga digunakan untuk mendeteksi adanya potensi trend reversal. Dengan menunjukkan kondisi overbought dan oversold, Stochastic juga menjadi acuan seberapa kuat tren akan berlanjut atau berbalik arah. Apabila harga penutupan jauh dengan harga terendah pada kondisi oversold, maka kemungkinan besar harga akan berbalik arah. Begitu pula dengan sebaliknya.
RSI
Mengukur sentimen psikologi pasar dengan cara yang secara fundamental mirip dengan %R, Relative Strength Index atau RSI juga bisa memperlihatkan kondisi pasar melalui kondisi overbought dan oversold. Menggunakan harga penutupan sebagai penentuan kondisi, indikator ini dianggap bisa membantu Anda untuk mengetahui psikologi pasar dan mengantisipasi perubahan sentimen pasar.
Volume
Salah satu indikator terbaik untuk mengetahui sentimen psikologi pasar adalah Volume yang memperhitungkan total volume perdagangan. Sebenarnya, indikator Volume merupakan visualisasi ukuran keadaan emosional sebagian besar investor, yang memiliki pengaruh pada arah pergerakan harga. Apabila Volume menunjukkan total volume perdagangan yang rendah, kemungkinan tren akan bertahan lebih lama.
Selain itu, Volume juga bisa membantu mengonfirmasi validitas sebuah tren, serta mengidentifikasi level support dan resistance. Misalnya, jika harga telah jatuh ke level support dan volume meningkat tanpa banyak pergerakan harga, ini dapat mengindikasikan konsolidasi, yang sering diartikan sebagai keragu-raguan pasar.
Kesimpulan
Analisa teknikal kerap kali digunakan ketika melihat grafik harga untuk menemukan pola yang menunjukkan arah pergerakan tren. Para pengembang indikator teknikal seperti Wilder dan Williams, juga percaya bahwa pola trend continuation atau trend reversal merupakan hasil data dari psikologi pasar yang diolah dalam indikator.
Pada akhirnya, grafik harga bisa dianggap sebagai visualisasi dari emosi seperti ketakutan, keserakahan, optimisme dan pesimisme para trader serta investor secara keseluruhan. Melalui 7 indikator di atas, Anda bisa melihat bagaimana seluruh pelaku pasar bereaksi terhadap ekspektasi masa depan.
Apabila Anda tertarik untuk trading kripto dengan cara melihat sentimen pasar, Fear and Greed Index merupakan cara baru untuk menganalisa sentimen pasar secara akurat berdasarkan gabungan beberapa indikator teknikal. Bagaimana caranya? Simak penjelasan lengkapnya di artikel berjudul, "Pengertian Fear and Greed Index Serta Cara Membacanya".