Yen Jepang turun setelah tidak ada perubahan dari BoJ, fokusnya bergeser ke inflasi PCE As, 2 hari, #Forex Fundamental | USD/CAD melemah mendekati 1.3650 karena harga minyak mentah yang lebih tinggi, PCE AS dipantau, 2 hari, #Forex Teknikal | Inflasi PCE inti As akan tunjukkan tekanan harga kuat karena pasar tunda prediksi penurunan suku bunga the Fed, 2 hari, #Forex Fundamental | EUR/USD siperdagangkan dengan bias negatif, di atas level 1.0700 karena para pedagang menunggu indeks harga PCE AS, 2 hari, #Forex Teknikal | PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL) akan membagikan dividen senilai Rp2.5 miliar dari laba tahun buku 2023, 2 hari, #Saham Indonesia | PT AKR Corporindo Tbk (AKRA) mengalami penurunan kinerja keuangan pada kuartal I/2024, pendapatannya berkurang 10.49% secara tahunan dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya, 2 hari, #Saham Indonesia | Top losers LQ45 terdiri dari: PT Mitra Pack Tbk (PTMP) -4.20%, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) -2.90%, PT Ace Hardware Indonesia Tbk (ACES) -2.60%, 2 hari, #Saham Indonesia | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah di awal perdagangan hari ini, turun 0.49% ke 7,120, 2 hari, #Saham Indonesia

Rate Hike Bank Sentral Australia Lebih Agresif dari Dugaan Pasar

Crypholic 7 Jun 2022
Dibaca Normal 2 Menit
forex > berita > #bank #bank-sentral #rate-hike
Lonjakan inflasi yang sudah terjadi sejak kuartal pertama mendorong RBA untuk melakukan rate hike 50 basis poin pada pertemuan bulan Juni.

Pada pengumuman kebijakan moneter bulan Juni, Reserve Bank of Australia (RBA) menaikkan suku bunga dari 0.35 persen menjadi 0.85 persen. Kenaikan suku bunga sebesar 50 basis poin ini terbilang mengejutkan karena lebih besar dari forecast kenaikan ke 0.6 persen. Secara historis, langkah bank sentral Australia ini menjadi rate hike terbesar sejak awal 2000.

"Kondisi inflasi konsumen terkini masih tinggi dan tingkat suku bunga berada di dekat level terendah. (Maka) pembuat kebijakan memutuskan untuk menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin siang ini," ujar Gubernur RBA Philip Lowe.

Inflasi konsumen (CPI) Australia memang sedang tinggi-tingginya dalam beberapa bulan terakhir. Selama kuartal pertama, CPI menyentuh 5.1 persen yang merupakan level tertinggi lebih dari dua dekade. Di kuartal kedua, CPI bahkan mendekati 6 persen.

Lonjakan inflasi sebagian besar disebabkan oleh semakin mahalnya harga komoditas energi di pasar internasional. "Biaya listrik meningkat drastis, lalu diikuti oleh harga gas dan minyak yang terjadi baru-baru ini. Hampir dapat dipastikan kita akan melihat inflasi semakin tinggi," tutur Lowe melanjutkan pernyataan sebelumnya.

Kenaikan Suku Bunga Masih Akan Berlanjut

Dewan pembuat kebijakan RBA akan mengambil langkah lebih lanjut untuk menyesuaikan suku bunga ke arah moderat dalam beberapa bulan mendatang. Outlook terbaru mengenai prospek suku bunga RBA membuat pasar kini berekspektasi bahwa suku bunga kemungkinan akan kembali dinaikkan sebanyak 50 basis poin pada bulan Juli, lalu dilanjutkan dengan kenaikan 1.5 persen pada bulan Agustus mendatang.

Bahkan, beberapa ekonom memperkirakan jika suku bunga RBA dapat bertengger dekat level 3.0 persen di penghujung 2022. Akan tetapi, proyeksi itu masih terganjal oleh utang hipotek pasar perumahan yang saat ini mencapai AUD2 triliun.

Merespon pengumuman suku bunga yang lebih agresif dan sikap hawkish RBA, AUD/USD sempat meroket hingga kisaran 0.7240. Namun, Dolar Australia langsung terkoreksi setelahnya dan kini diperdagangkan di bawah level psikologis 0.7200.

Terkait Lainnya
Suku Bunga Deposito
BANK 12 bulan 12 bulan
Rupiah USD
BNI 46 2.75% 2.75%
BCA 2.50% 2.50%
MANDIRI 2.50% 2.50%
OCBC NISP 3.00% 3.00%
PANIN 4.25% 4.25%
Lihat Bank Lain
Suku Bunga Kredit
BANK Korporasi Ritel KPR
BRI 8.00% 8.25% 7.25%
BNI 8.05% 8.30% 7.30%
BCA 7.90% 8.10% 7.20%
Mandiri 8.05% 8.30% 7.30%
BTN 8.05% 8.30% 7.30%
OCBC NISP 8.25% 8.75% 8.00%
BTPN 7.64% 10.36% -
Danamon 8.50% 9.00% 8.00%
CIMB Niaga 8.00% 8.75% 7.30%
HSBC Indonesia 7.00% 8.75% 8.00%
Lihat Bank Lain