Ada banyak strategi yang memanfaatkan indiktor EMA. Salah satunya adalah teknik scalping pada chart 15 menit ini. Bagaimana cara menggunakannya?
Scalping menjadi salah satu strategi trading paling diminati khususnya para trader pemula. Pasalnya, strategi ini tidak membutuhkan waktu terlalu lama sehingga trader segera mendapatkan kepastian profit atau loss. Lazimnya, pengguna scalping akan melakukan buka tutup posisi dalam waktu singkat guna mengincar profit kecil. Namun, trader scalper akan membuka posisi dalam jumlah banyak sehingga jika skenario berjalan sesuai rencana, akumulasi profit yang didapat juga menjadi besar.
Dari sekian banyak pilihan, time frame 15 menit menjadi salah satu yang terfavorit. Kemudian, trader scalper akan menggunakan bantuan dari indikator trading untuk membaca tren harga serta mencari momentum entry. Indikator teknikal yang kerap digunakan para scalper adalah Exponential Moving Average.
EMA adalah jenis indikator lagging, di mana harga sebelumnya akan menentukan arah tren yang akan datang. EMA 20 merupakan settingan periode terbaik untuk grafik 15 menit. Lantas, bagaimana cara menggunakan indikator EMA 20 untuk scalping? Apa saja yang perlu diperhatikan? Selengkapnya, simak ulasan berikut ini.
Bagaimana Cara Mengenali Tren dengan EMA 20?
Dilansir dari situs Start Online Trading, ternyata EMA 20 dapat digunakan untuk membaca arah tren yang sedang berlangsung meski hanya dengan menggunakan time frame rendah 15 menit. Secara garis besar, ketika harga berada di atas EMA 20, maka tren dianggap bullish; sebaliknya jika berada di bawah merupakan tren bearish.
Baca juga: 3 Cara Trading Dengan Moving Averages
Singkatnya, untuk mendapatkan hasil terbaik dalam membaca sebuah tren, ada beberapa aturan yang perlu diketahui oleh trader, antara lain:
- Harga harus bergerak naik (uptrend) dalam beberapa candle setidaknya satu higher low (atau satu lower high jika dalam kondisi downtrend) .
- Pergerakan harga berada di atas EMA 20 dan mengarah ke sudut jam dua (atau sebaliknya ke arah jam 4 ketika downtrend).
- Harga telah menembus resistance (atau zona support dalam downtrend) dengan adanya peningkatan volume sangat tinggi.
Untuk lebih jelasnya, silahkan perhatikan grafik di bawah ini.
Terlihat bahwa EMA 20 mengarah ke atas dan harga berada di titik higher low kedua. Sehingga, ini bisa dikatakan bahwa pergerakan harga sedang berada pada kondisi Uptrend. Kemudian, trader dapat mulai mengatur rencana trading atau setup guna mendapat sinyal entry. Lalu perhatikan juga grafik lanjutan di bawah. Terlihat bahwa harga terus mengalami kenaikan secara signifikan.
Menemukan Sinyal Entry dengan EMA 20
Untuk menemukan sinyal entry dengan indikator EMA 20, pastikan trader sudah mengamati tren dalam time frame lebih tinggi (Misalnya Harian atau D1) terlebih dahulu. Di bawah ini adalah contoh penampakan tren harga pada time frame D1.
Terlihat bahwa tren harian bergerak naik meskipun nampak harga mengalami penurunan sebelum akhirnya berhasil pullback dan kembali menembus level support. Sehingga, ini menginformasikan bahwa sebenarnya, tren masih berada dalam jalur (Uptrend).
Baca juga: Panduan Setting EMA Terbaik Untuk Scalping
Hal ini juga dapat dibuktikan dengan mengamati tren pada time frame lebih kecil. Setelah diubah ke time frame 15 menit, terlihat harga berada pada kondisi Uptrend dengan kenaikan cukup siginifikan. Pada time frame 15 menit inilah trader dapat mengamati sinyal serta melakakukan entry posisi.
Dari grafik di atas, bisa diamati bahwa ada dua petunjuk sinyal entry Buy yang dapat dijadikan acuan. Pertama, sinyal entry nampak setelah terjadi breakout di atas zona resistensi pada grafik harian. Terlihat jelas bahwa harga bergerak di sekitar EMA 20 yang kemudian bisa dijadikan sebagai titik entry Buy ideal.
Baca juga: Teknik Trading Scalping 15 Menit dengan Indikator Stochastic
Kedua, sinyal entry Buy dapat terkonfirmasi setelah adanya penembusan zona resistance dengan didukung adanya volume trading besar. Bisa dilihat bahwa harga naik secara konsisten dan memberikan potensi profit cukup besar.
Apakah EMA 20 Bisa Digunakan untuk Day Trading?
Jawaban singkatnya adalah bisa. Secara umum, EMA 20 bisa digunakan untuk day trading. Tetapi perlu diingat, untuk mendapatkan sinyal yang lebih baik, trader membutuhkan pola candle khusus dan juga butuh dikonfirmasi lagi dengan menggunakan area support atau resistance. Dengan kata lain, meski strategi ini dianggap akurat namun pada akhirnya teknik ini juga masih membutuhkan konfirmasi lanjutan untuk mendapatkan sinyal lebih valid.
Baca juga: Strategi Trading Dengan Indikator EMA 200 Untuk Trader Harian
Kesimpulan
EMA 20 bisa dikatakan sebagai indikator yang ampuh dan efektif untuk chart 15 menit karena mampu menunjukkan sinyal entry secara efektif dan memiliki akurasi cukup bagus. Namun, untuk bisa mendapatkan sinyal trading akurat ada hal-hal penting yang harus diperhatikan seperti pengamatan daily chart, serta konfirmasi di zona support dan resistance.
Selain itu, EMA 20 juga tidak menawarkan jaminan 100 persen keberhasilan kepada trader. Ada kalanya indikator ini juga menunjukkan false signal atau sinyal palsu yang cukup merugikan. Terlebih, jika trader melakukan trading pada time frame rendah yang cenderung memiliki banyak noise harga.
Untuk meminimalisir kerugian, sangat direkomendasikan agar trader melakukan pengujian strategi ini di akun demo. Setalah dirasa cocok dengan kinerja strategi ini, barulah trader dapat menggunakannya di akun real. Selain itu, trader juga dapat menerapkan money management ketat guna menekan potensi kerugian yang mungkin didapat.
Moving Average memang menjadi salah satu indikator andalan para pengguna strategi scalping. Selain MA, ternyata masih ada banyak indikator lain yang lazim digunakan oleh para scalper. Apa saja? Simak selengkapnya di 5 Indikator Scalping Terbaik untuk Trader Pemula.