Mudahnya penerapan chart pattern membuat strategi ini kerap digunakan oleh para trader. Dari sekian banyak pola grafik, ada 3 jenis bentuk yang dianggap terbaik. Apa saja itu? Berikut ulasan lengkapnya.
Tahukah Anda bahwa mempelajari dan mengenali pola pada grafik harga (chart pattern) sangat membantu dalam memahami fluktuasi harga kripto yang liar?
Dalam analisa teknikal, pola grafik adalah kumpulan bentuk berulang yang dapat digambar pada chart harga dengan menghubungkan harga tertinggi dan terendah. Formasi atau pola ini, biasanya muncul di sekitar area level support dan resistance kuat, yang kemudian dapat menandakan kemungkinan tren harga baru akan dimulai.
Sebenarnya, ada banyak perdebatan tentang mengapa dan bagaimana pola ini terbentuk, apakah formasi tersebut muncul secara alami atau ada pihak yang sengaja mengintervensi.
Terlepas dari perdebatan semacam itu, pola grafik dapat menjadi instrumen yang handal untuk memprediksikan salah satu dari dua kepastian harga, yaitu:
- Trend Continuation atau Penerusan Tren. Kondisi ketika pergerakan harga akan terus mengikuti tren yang sama, setelah periode konsolidasi atau koreksi singkat.
- Trend Reversal atau Pembalikan Tren. Kondisi ketika pergerakan harga akan berbalik dan bergerak ke arah yang berlawanan dari tren sebelumnya.
Anda tidak perlu memiliki banyak pengalaman trading kripto untuk dapat menemukan pola-pola ini. Ada 3 chart pattern yang mudah ditemukan dan digunakan oleh banyak trader, dengan memanfaatkan chart TradingView seperti contoh di bawah ini:
DI
| Daftar Isi |
1. Double atau Triple Top dan Bottom
Sama seperti namanya, maka pola ini terbentuk ketika harga memantul di area resistance (top) maupun support (bottom) yang sama sebanyak 2 atau 3 kali berturut-turut. Baik pola triple ataupun double, keduanya sama-sama mensinyalkan trend reversal atau harga menuju ke arah berlawanan.
Seperti double top misalnya, menunjukkan harga suatu aset kripto sedang berada dalam tren bullish, kemudian ketika telah mendekati area resistance kuat, maka ia cenderung memantul ke bawah sementara. Saat harga tersebut mulai naik dan mendekati area resistance yang sama, maka kemungkinan untuk memantul dan memulai pembalikan arah akan menjadi lebih besar.
Baca Juga: 5 Hal Yang Wajib Diketahui Tentang Level Support-Resistance
Namun, jika harga dapat menembus area resistance atau support yang hendak dipakai dalam penentuan pola, maka chart pattern ini dapat dianggap tidak valid. Kondisi seperti itu akhirnya menunjukkan kemungkinan sinyal penerusan tren, bukan pembalikan lagi.
Di sisi lain, pola double lebih sering terjadi dan mudah ditemukan, namun sinyalnya tak sekuat dengan yang diberikan oleh pola triple. Di bawah ini adalah contoh dari pola top atau bottom tersebut:
2. Ascending dan Descending Triangle
Kedua pola segitiga ini dikenal sebagai pola penerusan tren, baik bullish maupun bearish. Ascending triangle muncul ketika secara garis besar, harga sedang mengalami uptrend dan beberapa kali mendapat penolakan di area resistance yang sama. Akhirnya, harga berhasil menembus garis support-resistance untuk meneruskan tren. Begitu pula sebaliknya yang terjadi pada descending triangle.
Bentuk kedua pola ini selalu diikuti dengan adanya garis flat (penanda area resistance atau support) yang terhubung dengan garis diagonal (menunjukkan area konsolidasi sebelum breakout) membentuk segitiga. Berikut ini adalah contoh dari kedua pola tersebut:
3. Head and Shoulder (HnS) dan HnS Inverse
Pola ini termasuk dalam trend reversal chart pattern atau pembalikan tren yang ditandai dengan adanya tiga harga tertinggi atau terendah yang berurutan dan membentuk seperti 1 kepala, serta 2 bahu manusia.
Baca Juga: Ilmu Dasar Candlestick untuk Strategi Trend Reversal
Dua bahu tersebut berada di kedua sisi yang mengapit harga tertinggi atau terendah di tengah (itulah kenapa disebut kepala).
Setiap bagian terendah dari kedua bahu pola HnS (kalau pada HnS Inverse, bagian tertinggi) biasanya dihubungkan menggunakan garis datar yang dikenal sebagai neckline atau garis leher.
Setelah bahu terakhir terbentuk dan kembali ke garis leher, harga cenderung akan melakukan breakout untuk pembalikan tren sebelumnya.
Berikut di bawah ini adalah contoh dari kedua pola tersebut:
Tips Menggunakan Strategi Chart Pattern Pada Kripto
Berikut beberapa tips yang perlu Anda pertimbangkan sebelum menggunakan strategi Chart Pattern:
- Gunakan time frame 4H atau 1D. Semakin kecil time frame yang dipakai, makin sering trader harus memantau pergerakan pasar. Time frame di bawah 4H lebih cocok untuk day trading, bukan swing trading.
- Sebagai awal, gunakan chart pattern yang paling mudah Anda pahami dan hafal polanya secara konsisten.
- Selalu tunggu terjadi breakout terlebih dahulu sebagai konfirmasi sinyal.
- Gunakan juga indikator-indikator teknikal untuk meningkatkan akurasi sinyal.
- Terapkan rasio risk and reward sebagai manajemen keuangan Anda.
- Lakukan perdagangan pada koin-koin kripto terbaik, minimal peringkat 100 besar berdasarkan kapitalisasi pasar.
- Ikuti tren pasar; beli ketika uptrend dan jual ketika downtrend.
- Lakukan pencatatan jurnal untuk mengevaluasi hasil trading Anda. Hitunglah berapa persentase kemenangan dibandingkan dengan kekalahan.
Penutupan
Ketiga jenis chart pattern di atas, akan lebih sering terbentuk pada pasar dengan fluktuatif tinggi, seperti perdagangan kripto. Namun perlu menjadi catatan bahwa tidak ada pola grafik yang memiliki tingkat akurasi 100%. Persiapan pembentukan pola bisa saja terlihat sempurna, namun seringkali dapat bergerak ke arah yang berbeda dari prediksi Anda.
Di samping itu, pasar berfluktuasi tinggi memiliki kecenderungan terjadi fake atau fail breakout. Itulah sebabnya banyak trader merekomendasikan menunggu konfirmasi terlebih dahulu pada time frame 4H atau 1D, serta menempatkan stop loss untuk mengurangi risiko. Karena penggunaan time frame besar itu, maka penggunaan strategi chart pattern ini cocok bagi kripto swing trader.
Selain chart pattern, agar dapat memaksimalkan potensi profit, Anda juga bisa memanfaatkan pola-pola candlestick kripto, lho. Pelajari pola candlestick tersebut di artikel berjudul "Belajar Candlestick Kripto untuk Mengikuti Trend."