Menggunakan strategi EMA terbaik untuk scalping bisa memudahkan Anda saat mencari posisi buy maupun sell. Artikel ini membahas penggunaan 3 EMA beda periode yang bisa Anda manfaatkan.
EMA atau Exponential Moving Average merupakan salah satu indikator teknikal yang paling populer di kalangan trader. Sama seperti indikator Moving Average lainnya, EMA merupakan lagging indikator. Maksudnya, sinyal yang dikirimkan oleh EMA bergantung pada harga sebelumnya untuk bisa memprediksi arah trend yang akan datang. Meskipun memiliki sifat yang lagging, EMA bisa membantu trader untuk memahami pergerakan harga sehingga mereka dapat membuat strategi trading yang solid.
Karena kesederhanaanya, EMA juga bisa dimanfaatkan untuk scalping. Lalu seperti apakah setting EMA terbaik untuk scalping?
DI
| Daftar Isi |
3 EMA Untuk Scalping
Agar scalping semakin sukses, Anda bisa menggunakan 3 macam EMA. Dengan demikian, sinyal yang muncul juga akan semakin akurat. Lalu, EMA apa saja yang dibutuhkan?
- EMA 9: Moving Average ini berfungsi sebagai indikator jangka pendek. Jika garis EMA 9 melintas ke atas garis EMA 21, tetapi masih berada di atas EMA 55, itu berarti pasar akan uptrend dan ada kesempatan untuk buy. Sebaliknya, jika EMA 9 melintas ke bawah EMA 21 dan EMA 55, maka pasar akan downtrend dan Anda bisa sell.
- EMA 21: Ini adalah indikator jangka menengah. Apabila garis EMA 21 berada di bawah EMA 9 dan di atas EMA 55, maka pasar akan uptrend. Sebaliknya, jika EMA 21 berada di atas EMA 9 dan 55, maka pasar akan downtrend.
- EMA 55: Sebagai indikator jangka panjang, EMA 55 menunjukkan sinyal downtrend apabila posisinya berada di bawah EMA 9 dan 21. Tetapi, jika posisinya berada di atas EMA yang lain, maka tren akan berubah menjadi bearish.
Sebelum mempelajari cara menggunakan strategi EMA untuk scalping, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, yaitu:
- Ketika EMA terkecil mulai menjauh dari yang lain, itu berarti ada kesempatan untuk memasuki pasar.
- Saat semua indikator saling berjajar, itu berarti sedang ada tren yang sangat kuat.
Setelah Anda memahami kondisi pasar, akan lebih mudah untuk menganalisis pergerakan harga menggunakan strategi 3 EMA di bawah ini:
1. Untuk Buy
- Tunggu hingga EMA 9 menyilang di atas EMA 55, lalu EMA 9 dan EMA 21 berada di atas EMA 55.
- Perhatikan swing high yang muncul sebelumnya, beli hanya jika candlestick lebih tinggi dari swing high tersebut.
Contoh di atas menggunakan pair XAU/USD dengan time frame 30 menit. Awalnya terjadi crossing EMA 9 (garis biru gelap) terhadap EMA 55 (garis kuning). Kemudian tunggu hingga EMA 9 dan EMA 21 (garis biru muda) berada di atas EMA 55. Setelahnya tinggal menunggu kemunculan candlestick yang posisinya lebih tinggi dari swing high sebelumnya.
Baca juga: Tips Membaca Candlestick Simpel Dan Akurat, Tak Perlu Hafalan
2. Untuk Sell
- Pastikan bahwa EMA 9 telah menyilang di bawah EMA 55. Tunggu sampai EMA 9 dan EMA 21 berada di bawah EMA 55.
- Anda bisa sell pada candlestick yang muncul setelah persilangan. Namun, posisinya harus berada di bawah swing low.
Setelah kemunculan crossing EMA 9 ke bawah EMA 55, tunggu sampai EMA 9 dan EMA 21 berada di bawah EMA 55. Sell pada candlestick yang muncul usai terjadi crossing, namun posisinya harus menembus batas bawah dari swing low yang muncul sebelumnya.
Jangan Lupa Pasang Stop Loss
Sebetulnya, ada banyak cara untuk menempatkan stop loss dalam strategi ini. Tetapi, Anda harus memastikan agar jarak stop loss tidak terlalu sempit, sehingga harga masih memiliki ruang untuk bergerak. Anda juga harus konsisten saat menentukan stop loss.
Saat buy, Anda bisa menempatkan stop loss setidaknya 2-5 pips di bawah Low candlestick yang menembus titik swing high. Anda juga dapat meletakkan stop loss beberapa pips di bawah garis support terdekat (jika ada). Sedangkan untuk sell, Anda bisa memasangnya 5 pips di atas titik high candlestick entry.
Baca juga: Teknik Memasang Stop Loss Terbaik Dalam Trading Forex
Tips Penting Tentang Scalping
Selain menggunakan strategi EMA untuk scalping, ada beberapa hal yang berperan penting dalam memastikan kesuksean trading Anda. Faktor-faktor berikut ini mungkin terkesan remeh, tetapi memiliki peran yang cukup besar pada kegiatan scalping yang Anda lakukan.
1. Memilih Broker
Perlu diingat bahwa tidak semua broker memperbolehkan kegiatan scalping. Beberapa broker melarang scalping karena dapat berpengaruh pada kelancaran server. Semakin banyak trader yang melakukan scalping, semakin besar pula kemungkinan server terganggu. Broker juga bisa kewalahan mengantisipasi order klien. Jadi, sebelum Anda memutuskan untuk scalping, sebaiknya cari broker yang memperbolehkan atau bahkan mendukung strategi tersebut.
Baca juga: 5 Broker Lokal Untuk Scalping Yang Wajib Anda Ketahui
2. Kecepatan Platform
Scalping sangat bergantung pada kecepatan eksekusi order, karena hal ini menentukan apakah posisi Anda bisa dieksekusi dengan tepat atau tidak. Oleh karena itu, kecepatan eksekusi yang dimiliki oleh platform trading Anda sangat menentukan kesuksesan scalping.
3. Pilih Waktu yang Tepat
Harga sering bergejolak ketika ada rilis berita high impact. Jika Anda ingin scalping, sebaiknya hindari melakukannya saat sedang ada berita berdampak tinggi terhadap aset yang diperdagangkan. Selain itu, Anda juga wajib memilih waktu trading yang tepat agar profit yang didapatkan bisa semakin maksimal. Kebanyakan scalper lebih memilih trading pada saat sesi Asia, tetapi ada juga yang mengincar waktu menjelang dibukanya sesi Eropa (sekitar pukul 12:00 s/d 15:00 WIB) dan Amerika (sekitar pukul 20:00 s/d 22:00 WIB).
Akhir Kata
Seperti halnya strategi trading yang lain, memanfaatkan strategi EMA untuk scalping tak bisa menjamin bahwa semua posisi trading Anda akan langsung sukses. EMA juga memiliki beberapa kekurangan, tetapi karena strategi ini sangat sederhana, penggunaannya sangat cocok untuk trader pemula. Selain itu, memanfaatkan strategi EMA untuk scalping bisa menjadi sangat efektif jika diaplikasikan secara tepat.
Jadi selain menerapkan aturan-aturan strategi di atas dengan disiplin, pastikan Anda juga menerapkan stop loss untuk mengantisipasi kerugian, memilih broker yang tepat, trading di platform yang dapat diandalkan, serta menyesuaikan waktu trading dengan baik. Apabila sudah memahami kunci strategi ini, Anda bisa mencoba kombinasi 3 EMA dengan periode lain dan menguji efektivitasnya di akun demo terlebih dulu.
Moving Average merupakan salah satu indikator terbaik jika Anda ingin trading mengikuti tren. Selain untuk scalping, ada beberapa cara lain menggunakan indikator Moving Average yang dianggap cukup efektif. Bagaimana ulasan lengkapnya? Simak di 3 Cara Trading dengan Moving Average.