Michael Saylor dijuluki sebagai Raja Bitcoin karena statusnya sebagai salah satu hodler Bitcoin terbesar. Ia menguasai BTC senilai lebih dari 1,000 miliar Dolar AS.
Michael Saylor adalah seorang teknokrat, penulis, dan pecinta Bitcoin yang menjadi miliarder baru di era dot com. Setelah jadi Raja Bitcoin, ia sempat tersandung beberapa masalah yang mengharuskannya kehilangan miliaran Dolar AS dalam waktu singkat. Bagaimana kisah lengkapnya?
Mendirikan Perusahaan di Usia 24 tahun
Saat ini, Michael Saylor dikenal sebagai seorang pengusaha teknologi yang juga ex-CEO dari MicroStrategy, sebuah perusahaan analisis data dan konsultan teknologi di Amerika Serikat. Namanya terkenal karena sesuatu yang tidak biasa telah terjadi di tahun 2000-an.
Waktu itu, setelah menyelesaikan studi di MIT (Massachussets Institute of Technology), Saylor mengalami masalah kesehatan jantung sehingga tidak bisa melanjutkan pendidikan pilotnya.
Walau terhalang oleh keadaan, Saylor tetap fokus pada kecintaannya terhadap teknologi. Bersama rekan kampusnya Sanju Bansal, Michael Saylor lalu mendirikan perusahaan pertamanya, MicroStrategy pada 1989. Kala itu, usianya masih 24 tahun.
Baca juga: Daftar Tokoh Kripto Terkaya di Dunia
Waktu berjalan dan bisnis teknologi dot com mengembangkan banyak potensi perusahaan digital. MicroStrategy berkembang pesat pada era 1990-an sehingga kekayaan Michael Saylor menanjak hingga menyentuh angka 7 miliar dolar AS.
Namun, kejayaan dan kekayaan Saylor kala itu tidak berlangsung lama. Pada awal 2000, otoritas Amerika Serikat (SEC) melayangkan denda kepada Saylor selaku CEO MicroStrategy.
Ia dituduh merekayasa laporan keuangan perusahaan selama dua tahun berturut-turut. Gugatan tersebut berakhir dengan perdamaian bersyarat, dan sejak saat itu MicroStrategy mulai mengalami penurunan kinerja.
Menjadi Raja Bitcoin
Kejayaan MicroStrategy kembali dua puluh tahun berikutnya. Pada Oktober tahun 2020, Saylor mencatatkan namanya sebagai Raja Bitcoin. Dengan uang pribadinya, Saylor membeli 17,732 koin BTC seharga 175 juta Dolar.
Dia menjadi whale Bitcoin dan hingga kini tetap dikenal sebagai pendukung berat BTC. Tidak berhenti di situ, Saylor kemudian mengarahkan penggunaan dana perusahaannya untuk membeli 70,784 BTC senilai 1.1 miliar Dolar AS. Sungguh fantastis.
Saylor memang dikenal sebagai pecinta Bitcoin. Ia bahkan pernah membandingkan investasi real estate dengan crypto.
Menurutnya, meski sama-sama merupakan cara meraup dan menjaga kekayaan dalam jumlah yang besar, real estate punya permasalahan utama sehingga menjadi kuno dibandingkan dengan investasi Bitcoin.
Real estate tidak bisa dipindahkan saat terjadi peperangan, krisis, atau masalah sulit ekonomi lainnya. Sehingga setiap gejolak merupakan risiko besar kehancuran investasi properti.
Di sisi lain, Bitcoin bisa dibawa ke mana saja karena hakikatnya yang hidup di dompet digital. Ditambah lagi, kenaikan nilainya menyerupai mahalnya real estate. Itulah kenapa ia memilih memfokuskan semua kekayaan di crypto, khususnya Bitcoin.
Kehilangan 6 Miliar Dolar AS dalam Sehari
Saat otoritas AS menemukan kecurangan finansial yang terjadi di MicroStrategy, Saylor mempertahankan pendapatnya lewat persidangan dan berusaha mati-matian untuk menang.
Hanya saja, keputusan hakim tidak berpihak padanya. Ia pun dikenai denda diharuskan membayar kepada negara sebanyak 8.3 juta Dolar, yang ia rogoh dari dompetnya sendiri.
Sementara itu, MicroStrategy yang menjadi perusahaan kesayangan Saylor diwajibkan membayar 6 miliar dolar AS. Angka ini merupakan salah satu kehilangan terbesar yang dialami oleh seorang wirausahawan dalam waktu sehari.
Michael Saylor dan Elon Musk
Forbes menaksir kekayaan Michael Saylor saat ini tersisa sekitar 500 juta Dolar AS dari yang awalnya berkisar 1.1 miliar Dolar pada awal 2022. Tentu saja angka ini tidak bisa dipastikan kebenarannya, mengingat luasnya portofolio investasi yang dimiliki oleh Saylor.
Dia bertengger di posisi #1818 dalam daftar orang terkaya di dunia, dan posisi #4 dalam daftar pemilik koin crypto terbanyak. Michael Saylor juga dikenal sebagai salah satu pencetus program adopsi Bitcoin pada instansi-instansi dan perusahaan besar, hal yang kemudian menginspirasi teknokrat pendiri Tesla, Elon Musk, untuk membeli Bitcoin senilai 1.5 juta Dolar AS.
Baca Juga: Kiat Trading Kripto dengan Berita Elon Musk
Mundur Sebagai CEO MicroStrategy
Seiring dengan terjadinya cryptocrash 2022 yang berkelanjutan, perusahaan MicroStrategy milik Michael Saylor juga membukukan kerugian luar biasa atas keputusan mereka mengadopsi BTC ke dalam sistem keuangan.
Dengan total pegangan Bitcoin senilai $1.988 miliar per 30 Juni 2022, MicroStrategy tidak bisa mengelak dari badai penurunan BTC. Pada kuartal kedua 2022, perusahaan tersebut mencatatkan kerugian sebanyak 1.062 miliar AS.
Saylor pun mengundurkan diri dari posisi direktur dan kini menjabat sebagai presiden komisaris. Meski begitu, mundurnya Saylor dari posisi direktur utama tidak berarti dia meninggalkan strategi Bitcoin perusahaannya.
Justru, mengambil alih posisi komisaris memberinya keleluasaan lebih untuk menjalankan strategi jangka panjang dalam mengadopsi koin-koin crypto, terutama BTC.
Saylor sendiri mengaku akan semakin tajam dalam mengelola strategi akuisisi, dan menjadi konsultan penting dalam proses adopsi Bitcoin ke dalam banyak perusahaan lainnya.
Melihat hal ini, Saylor semakin mengukuhkan diri sebagai HODLer sejati BTC dan masih terus berharap bahwa masa kejayaan Bitcoin akan datang lagi.