Waller berpendapat The Fed dapat menunda rate cut karena inflasi AS masih jauh di atas target. Pernyataan tersebut berhasil menyokong Dolar jelang rilis data inflasi PCE AS besok.
Christopher Waller, anggota Dewan Gubernur Federal Reserve, mengatakan bahwa The Fed tidak perlu tergesa-gesa menurunkan suku bunga. Alasannya, inflasi AS belum juga turun ke target 2% seperti yang sudah ditetapkan.
Dalam pidatonya di pertemuan Economic Club of New York kemarin, Waller berpendapat suku bunga restriktif masih diperlukan untuk menurunkan inflasi. Menurutnya, perlu waktu beberapa bulan untuk memastikan hal tersebut. Waller juga mengungkapkan bahwa penundaan rate cut mungkin akan mengurangi jumlah pemotongan suku bunga.
Sebagai informasi, pertemuan FOMC minggu lalu memutuskan untuk tidak mengubah suku bunga saat ini di tingkat 5.50%. Para petinggi The Fed juga memproyeksikan tiga kali pemotongan dalam tahun ini dengan harapan inflasi akan mendekati target seiring berjalannya waktu.
Pernyataan Christopher Waller membuat pasar mengevaluasi kembali prospek pemangkasan suku bunga Federal Reserve pada Juni 2024. Data FedWatch CME saat ini menunjukkan peluang rate cut pada Juni telah berkurang dari 67% menjadi 60% saja. Kurs Dolar pun menguat seiring dengan perubahan ekspektasi tersebut.
Selama perdagangan hari ini (28/Maret), Indeks Dolar AS (DXY) bullish ke 104.45. DXY bahkan sempat menyentuh 104.70, level tertinggi sejak 15 Februari lalu.
Baca Juga:Panduan Tanya Jawab Trading untuk Pemula
Pasar Nantikan Rilis PCE dan Pidato Powell
Untuk selanjutnya, para trader dan investor berfokus pada data inflasi PCE AS yang dirilis hari Jumat. Konsensus memperkirakan Core PCE Price Index pada Februari turun dari 0.4% ke 0.3%. Sementara itu, indeks inti tahunan diestimasikan tidak beranjak dari 2.8%. Hasil yang lebih tinggi dari ekspektasi kemungkinan dapat membuat Dolar menguat lebih lanjut.
Pidato Ketua The Fed Jerome Powell di San Francisco besok juga dapat memengaruhi kurs Dolar secara tak terduga. Sebelumnya, Powell mengatakan bahwa ia ingin lebih cermat sebelum mulai memotong suku bunga.
"Kami tengah berada dalam situasi di mana pelonggaran yang terlalu agresif dapat memicu kembali laju inflasi. Keterlambatan pelonggaran juga berpotensi memicu hal yang tidak diinginkan bagi lapangan kerja dan kehidupan pekerja... Oleh karena itu, kami ingin lebih berhati-hati," ujar Powell dalam konferensi pers usai rapat kebijakan minggu lalu.