Harga minyak melemah karena dibayangi kekhawatiran pasar akan dampak kenaikan suku bunga The Fed. Selain itu, ada sejumlah faktor yang mempengaruhi hal ini.
Harga minyak mentah dunia melemah di hari Rabu (19/April) karena sejumlah sentimen yang membayangi pasar. Saat ini, harga minyak Brent terpantau melemah 1.94% pada kisaran $84.60-an per barel. Sedangkan minyak mentah AS bergerak pada kisaran $80.75 per barel atau melemah 2.3% secara harian.
Harga minyak sempat menguat pada hari Selasa berkat sejumlah data ekonomi China yang positif. Data ekonomi terbaru menunjukkan bahwa pada kuartal I/2023, GDP China dan penjualan ritel melonjak melebihi perkiraan. Kondisi ini memperkuat prospek meningkatnya permintaan energi dari konsumen terbesar di dunia tersebut.
Akan tetapi, sentimen positif itu tidak berlangsung lama karena para pelaku pasar khawatir tentang kemungkinan kenaikan suku bunga oleh The Fed. Probabilitas kenaikan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan FOMC bulan Mei mencapai 85%, yang telah menguatkan nilai tukar dolar dan menekan permintaan minyak. Selain itu, kenaikan suku bunga juga telah memicu sentimen risk-off dan meningkatkan risiko resesi ekonomi.
"Tantangan selanjutnya kemungkinan akan bergantung pada pertumbuhan ekonomi global dan pasar sedang menyoroti mengenai apakahn Amerika Serikat dapat mengatasi badai yang terjadi belum lama in. Semakin ketatnya bunga kredit dapat membebani pertumbuhan ekonomi pada bulan-bulan mendatang," kata analis OANDA, Craig Erlam dalam keterangan tertulis.
Faktor Lain yang Menekan Harga Minyak
Kabar bahwa pemerintah Irak dan pemerintah daerah Kurdistan (KRG) telah mencapai kesepakatan untuk memulai kembali produksi minyak di wilayah utara Irak turut menekan harga minyak. Kesepakatan tersebut berpotensi meningkatkan produksi minyak Irak secara signifikan dan menambah pasokan global minyak.
Meskipun beberapa sentimen telah mempengaruhi harga minyak, Dennis Kissler dari BOK Financial meyakini bahwa kenaikan harga minyak yang terjadi setelah pemangkasan produksi 1,6 juta barel per hari oleh OPEC membutuhkan koreksi. Ditambah lagi, para pelaku pasar sedang menyesuaikan posisi kontrak minyak mereka.