Dolar AS melemah terhadap mata uang mayor menyusul kabar diakusisinya Silicon Valley Bank. Namun, ahli berpendapat dolar dapat kembali rebound.
Indeks dolar (DXY) tertahan di dekat level terendah multi-mingguan pada sesi Asia pada kisaran 102.53 hari Rabu (29/Maret). Hal ini tak lepas dari meredanya krisis perbankan yang menurunkan minat pasar terhadap safe haven seperti dolar AS. Greenback juga melemah terhadap semua mata uang mayor terutama dolar Australia, dolar New Zealand, Euro, Sterling dan Yen Jepang.
Pada hari Senin, US Federal Deposit Insurance Corporation (FDIC) mengumumkan bahwa First Citizens Bancshares Inc akan mengakuisisi deposit dan pinjaman Silicon Valley Bank (SVB) dari tangan FDIC dengan melakukan transaksi 'tukar guling'. First Citizens akan mengambil alih aset senilai $110 miliar, $56 miliar deposit dan $72 miliar pinjaman milik SVB. Sebagian aset SVB lainnya tetap berada dibawah FDIC.
Perlu diketahui, First Citizens merupakan bank terbesar ke-36 AS berdasarkan jumlah aset. Bank yang berkantor pusat di North Carolina itu punya track record mengakuisisi puluhan bank dan lembaga keuangan sejak 1971.
Dolar Berpotensi Rebound
Kabar akuisisi SVB melambungkan nilai saham First Citizens. Hal ini langsung memantik sentimen risk-on pelaku pasar dan mendorong penguatan bursa saham Eropa dan menekan pergerakan dolar AS. Meski demikian, sejumlah analis berpendapat kekhawatiran pasar belum sepenuhnya sirna dan dolar akan kembali menjadi safe haven favorit.
"Kami menilai akuisisi SVB yang dilakukan First Citizens Bank tidak berpengaruh besar dalam menyelesaikan masalah utama yang tengah dihadapi sistem perbankan AS saat ini dimana deposit meninggalkan bank-bank kecil menuju ke bank besar atau pasar uang," kata Redmond Wong, ahli strategi Saxo Bank dalam sebuah catatan.
Pendapat senada juga dikemukakan Bart Wakabayashi yang menjabat manager cabang di State Street Tokyo.
"Terdapat awan besar yang membayangi perbankan saat ini – saya tidak mengatakan awan gelap, tapi jelas ada awan – dan saya pikir pelaku pasar setidaknya harus bersiap-siap mengantisipasi berbagai kemungkinan termasuk apabila muncul gejolak perbankan seperti yang menimpa SVB di masa depan," jelas Wakabayashi sembari
Namun, menurut Wakabayashi dolar AS tetap menjadi raja untuk saat ini. Meski saat ini Greenback tengah melemah, tak menutup kemungkinan mata uang Negeri Paman Sam itu akan rebound kembali.