Mulai dari memahami risiko beli dan jual Bitcoin, hingga bagaimana cara trading, berikut adalah cara lengkapnya agar tidak rugi.
Fantastisnya kenaikan harga Bitcoin selalu menjadi salah satu alasan mengapa banyak orang mulai mencoba-coba peruntungan di mata uang kripto tersebut. Perlu diketahui bahwa mulai dari awal munculnya transaksi Bitcoin hingga saat ini, harga BTC telah mengalami perubahan kenaikan harga hingga lebih dari 34 juta persen.
Bayangkan bila Anda beli $1 pada saat Bitcoin baru mulai dipertukarkan di harga $0.1, berarti saat ini Anda telah memiliki total kekayaan hampir $240,000 lebih hanya dengan investasi selama 12 tahun. Itu artinya, pertahun Anda telah menghasilkan $20,000 dengan diam menunggu.
Ya, tapi itu hanya sebagian cerita yang enak-enaknya saja, apalagi kalau sudah beli sejak lama. Pada kenyataannya, tak sedikit juga orang yang merugi ketika mencoba trading ataupun investasi Bitcoin. Mulai dari kurangnya pemahaman hingga mental yang masih mudah terpengaruh, menjadi faktor penyebab orang merugi ketika hendak jual Bitcoin miliknya. Lalu, adakah cara untuk bisa tetap cuan saat jual Bitcoin? Apa saja yang harus dilakukan? Berikut rangkuman cara jual Bitcoin agar tidak rugi.
Baca Juga: 10 Kiat Aman Jual Beli Crypto untuk Pemula
DI
|
Daftar Isi |
1. Pahami Risiko Beli dan Jual Bitcoin
Sebelum memutuskan berinvestasi baik dalam Bitcoin maupun mata uang kripto lainnya, hal pertama dan yang paling utama untuk Anda lakukan adalah mempelajari serta memahami risiko masing-masing. Sebab, bursa kripto merupakan salah satu pasar yang paling fluktuatif dan bervolatilitas tinggi.
Dibandingkan dengan aset kripto lainnya, Bitcoin dinilai lebih pas untuk pemula, karena memiliki kapitalisasi pasar yang besar dan lebih mapan. Apalagi Bitcoin adalah aset kripto paling likuid, jadi mudah untuk diperjual-belikan.
Baca Juga: Koin Kripto Terbaik
Jadi, dengan memahami apa saja risiko dari aktivitas beli dan jual Bitcoin, akan membantu Anda meminimalisir risiko di masa depan walau terbilang fluktuatif. Dengan demikian Anda tetap bisa mengatur batas, jangan sampai nilai investasi lebih besar dari kemampuan untuk bisa menerima potensi kerugian.
2. Prospek Jangka Panjang
Apabila sudah bisa memahami risiko beli dan jual Bitcoin, maka seharusnya Anda juga telah dapat melihat serta memahami prospek jangka panjang dari investasi Bitcoin. Kenapa demikian?
Seperti yang sudah ditulis di atas, jika harga Bitcoin sendiri sudah mengalami kenaikan hingga lebih dari 34 juta persen hanya dalam waktu 12 tahun. Melihat hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa potensi keuntungan berinvestasi Bitcoin masih sangatlah besar.
Maka, dengan berorientasi pada prospek ataupun tujuan jangka panjang berinvestasi, keuntungan ketika hendak jual Bitcoin akan tetap bisa didapat, meskipun Anda masih seorang pemula di dunia investasi. Selain itu, jangan terlalu pedulikan berita-berita yang bersifat FUD (Fear, Uncertainty, and Doubt).
Ingat, investasi merupakan prospek jangka panjang yang artinya, keputusan Anda saat hendak beli ataupun jual Bitcoin tidak boleh atas dasar FOMO (Fear Of Missing Out). Untuk bisa melihat prospek jangka panjang tersebut, melakukan riset juga sangatlah penting dilakukan sebelum mengambil keputusan.
3. Dollar Cost Averaging
Berfokus pada prospek jangka panjang bukan berarti Anda tidak membutuhkan strategi investasi yang baik. Ingat bahwa pasar kripto sangat fluktuatif dan Anda bisa saja merugi bila tidak tahu cara investasi yang benar.
Tentu harapan setiap investor adalah dapat menjual asetnya, ketika harga aset tersebut lebih tinggi dari harga saat membeli. Selain itu, Anda juga tidak akan pernah tahu kapan membutuhkan uang di masa-masa berisiko resesi global atau krisis seperti saat ini.
Maka dari itu, sebelum memasukkan dana ke dalam investasi Bitcoin, ada baiknya bila Anda memperhitungkan dan membatasi investasi sesuai dengan kemampuan finansial masing-masing. Setelah dari perhitungan tersebut, cobalah Anda bagi kembali menjadi beberapa kali investasi. Inilah yang sebut sebagai strategi Dollar Cost Averaging (DCA), atau untuk lebih mudahnya seperti contoh di bawah ini.
Katakanlah dalam sebulan total pendapatan Anda sebesar 12 juta Rupiah, kemudian setelah dilakukan perhitungan ternyata sisa total pendapatan yang bisa diinvestasikan adalah 1 juta Rupiah. Maka, jangan Anda masukkan langsung 1 juta penuh di awal pendapatan, tapi cobalah bagi menjadi 4 kali investasi, atau 250 ribu Rupiah tiap minggunya dalam 1 bulan.
Dari contoh strategi DCA di atas, selain Anda bisa memperhitungkan risiko investasi di masa seperti sekarang, ada kemungkinan juga untuk mendapatkan jumlah aset yang lebih banyak dibandingkan jika langsung membelinya dalam satu waktu sekaligus.
4. Aktifkan Fitur Beli Otomatis
Setelah Anda sudah memperhitungkan bagaimana menggunakan strategi Dollar Cost Averaging, langkah selanjutnya adalah mengaktifkan fitur beli otomatis. Hal ini disarankan agar Anda tidak lupa dan menjadi lebih disiplin dalam berinvestasi. Tapi bagaimana caranya? Nah, di sinilah letak pentingnya memilih exchange. Sebab tidak semua platform jual beli kripto memiliki fitur tersebut.
Untuk exchange luar, sudah ada banyak yang menyediakan fitur ini, namun tentu saja ada risiko tersendiri bila Anda menggunakan exchange luar yang tidak teregulasi oleh Bappebti. Sedangkan untuk di Indonesia sendiri, setidaknya sudah ada dua platform yang menyediakan fitur DCA ini, yaitu Luno Indonesia dan Pintu.
5. Diversifikasi Aset Kripto
Meski Bitcoin memang mata uang kripto yang paling cocok sebagai instrumen investasi para pemula, namun bukan berarti Anda harus selalu fokus hanya pada aset kripto tertua itu saja. Pada kenyataannya, ada banyak koin dan token kripto yang bisa memberi Anda keuntungan besar selain Bitcoin. Namun tetap ingat untuk DYOR atau Do Your Own Research, sebelum membeli aset kripto selain Bitcoin.
Agar keuntungan lebih maksimal lagi, untuk awal Anda bisa hanya fokus mendapatkan profit dari investasi Bitcoin dulu. Setelah mendapatkan profit dari BTC, Anda bisa mulai melakukan diversifikasi atau penyebaran investasi menggunakan profit awal tadi.
Contoh, semisal Anda telah mendapatkan keuntungan $900 dari hasil jual Bitcoin. Kemudian Anda ambil $500 untuk mulai disebarkan atau dibelikan altcoin dan token, sedangkan sisanya tetap investasikan ke Bitcoin. Selain itu, Anda juga bisa menggunakan strategi DCA dan fitur beli otomatis ketika melakukan diversifikasi aset kripto lainnya.
6. Gunakan Fitur Staking Koin
Bila strategi DCA, fitur beli otomatis, dan diversifikasi aset kripto telah Anda implementasikan, sekarang saatnya menambah pundi-pundi kripto yang ada secara otomatis. Fitur staking koin merupakan fitur yang sangat berguna untuk investasi kripto, sehingga apabila nanti mau jual Bitcoin ataupun aset lainnya, keuntungan Anda bisa berlipat ganda dan maksimal.
Konsep dasar staking koin itu sama seperti Anda menabung uang di deposito, yaitu mendapatkan keuntungan dari bunga simpanan. Keuntungan lainnya adalah Anda bebas menentukan menggunakan fitur staking koin yang menggunakan jangka waktu tertentu ataupun tidak, alias fleksibel dalam pencairan aset. Biasanya, staking koin yang menggunakan jangka waktu tertentu memiliki tingkat bunga lebih tinggi dibanding yang tidak.
7. Belajarlah Teknikal Trading Kripto
Jika semua cara di atas sudah bisa rutin Anda jalankan, maka sudah waktunya untuk belajar trading kripto secara teknikal. Ini artinya Anda harus belajar mulai dari bagaimana membaca chart, hingga strategi trading yang paling cocok diterapkan sesuai keadaan pasar. Trading Bitcoin future dapat membantu Anda dalam meminimalisir risiko gagal investasi, alias sebagai bagian dari hedging di kondisi market bearish. Apalagi masa bearish di pasar kripto bisa sampai berbulan-bulan lamanya.
Baca Juga: Waktu Yang Tepat Untuk Trading Bitcoin
Kesimpulan
Selalu mendapatkan keuntungan dari beli dan jual Bitcoin sebenarnya tidak sesusah seperti apa yang selama ini selalu diberitakan, bahwa volatilitas tinggi membuat pasar kripto terlalu berbahaya dijadikan instrumen investasi. Meski demikian, Anda tetap harus selalu belajar mendisiplinkan diri dalam berinvestasi dan trading, sebab bila tidak, kehilangan seluruh aset tetaplah menjadi taruhannya. Dan yang paling penting adalah selalu DYOR sebelum memutuskan beli dan jual Bitcoin atau aset kripto lainnya.
Agar Anda bisa meraup profit dari beli dan jual Bitcoin melalui cara trading, setidaknya ada 3 cara trading yang bisa dipelajari. Apa saja itu? Simak selengkapnya di artikel berjudul, "3 Cara Trading Bitcoin Untuk Meraup Profit".